Chapter 7 : Menendang Pangeran Ini

750 111 1
                                    

Tanpa memedulikan rasa sakitnya, He Xiang Yu segera mengangkat tangannya untuk menyentuh wajahnya. Di Istana Kecantikan, penampilan lebih penting dari apa pun. Jika ada sebuah bekas luka tertinggal di wajahnya, tamatlah riwayatnya.

Ketika ia melihat darah di tangannya, mata He Xiang Yu melebar dan ia melotot lurus ke arah Su Xi-er.

"Kau benar-benar menggores wajahku! Aku pastikan kau akan menanggung akibatnya!" Ia mengangkat tangannya, menginstruksikan dayang-dayang untuk menangkap Su Xi-er.

Karena sekarang ada 'bukti' tak terbantahkan, Dayang Senior Zhao tidak melakukan apa pun untuk mencegah dayang-dayang menangkapi Su Xi-er dan sepertinya ia hanya akan menonton dari sela-sela.

Namun, tidak ada seorang pun menduga, meski kenyataannya beberapa dayang mengelilingi Su Xi-er, mereka tetap saja tidak mampu menangkapnya setelah berulang kali berusaha keras sekian lama.

"Tidak berguna!" He Xiang Yu tidak mampu menahan amarahnya. Ia ingin memerintahkan penjaga kekaisaran tetapi tidak punya kuasa. Pangeran Hao hanya mengirimkan beberapa dayang untuk menungguinya.

"He Xiang Yu, mengapa kau begitu yakin kalau akulah yang menggores wajahmu?" Su Xi-er menghentikan langkahnya dan menatap He Xiang Yu dengan eskpresi tak gentar. Seolah ia sedang menonton seorang badut memainkan kelakarnya.

(T/N : Ungkapan ini juga mengacu pada orang-orang biadab dan tercela yang dengan sengaja menyebabkan masalah.)

"Tidak mungkin aku menggunakan sebuah tusuk rambut untuk menggores wajahku sendiri, bukan?"

Su Xi-er terkekeh. "Belum tentu. Barusan ini, semua orang menyaksikan kalau kaulah yang menarik tusuk rambut itu dari sanggul rambutmu dan berlari ke arahku. Namun, tidak berjalan sesuai keinginanmu dan sebaliknya, kau malah terkena petasanmu sendiri."

Beberapa kalimat sederhana itu menyebabkan He Xiang Yu benar-benar kehabisan kata-kata, hanya mampu memelototinya tak berdaya.

"Jangan berniat jahat kepada orang lain. Mungkin, setelah bermain api sekian lama, dirimu sendiri jadi terbakar." Senyum di wajah Su Xi-er semakin dalam. Dayang-dayang yang berdiri di sekitar mereka mau tak mau membelalakkan mata mereka.

Apakah ia ... masih Su Xi-er?

Di kejauhan, He Ying menyaksikan adegan ini dan menyipitkan matanya. Su Xi-er ini secantik bunga, pandai bicara, dan tidak panik saat ia menghadapi masalah. Orang seperti ini, antara ia harus tetap tinggal di Istana Samping selamanya ... atau disingkirkan secepat mungkin.

Dayang Senior Zhao bermata tajam, menyadari kehadiran He Ying. Ia cepat-cepat memanggil, "Nona He, mengapa Anda kembali ke Istana Samping?"

He Ying tersenyum saat ia berjalan menghampiri, tatapannya mendarat pada He Xiang Yu.

"Ibu Suri memanggilmu ke Istana Kedamaian Penuh Kasih. Segera ikut aku ke sana."

Segera setelah He Xiang Yu mendengar kalau Ibu Suri memanggilnya untuk bertemu, tanpa sadar, ia menjadi gugup. Aku tidak pernah berinteraksi dengan Ibu Suri. Mengapa aku dipanggil ke Istana Kedamaian Penuh Kasih?

"Cepat ikuti aku, dan seka darah di wajahmu." He Ying mengeluarkan sehelai saputangan dan meletakkannya di atas tangan He Xiang Yu tanpa memperhatikannya sama sekali.

Selama ia adalah kepala dayang Ibu Suri, semua dayang senior yang bertugas di istana mana pun harus memperlakukannya dengan hormat.

Bahkan, menteri pun harus menunjukkan kesopanan ketika mereka bertemu dengan He Ying.

He Xiang Yu menerima saputangannya dan menyeka noda darah di wajahnya. Hatinya dipenuhi dengan api kemarahan. Ia datang ke Istana Samping untuk memamerkan keagungan dan kebangsawanannya. Sekarang karena Su Xi-er dan He Ying mengacaukannya, apa lagi hal mempesona yang dapat dibicarakan?

Consort of A Thousand Faces 1 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang