Chapter 106 : Tanda

422 56 2
                                    

Berjalan keluar dari semak-semak, masuk ke padang rumput, Pei Qian Hao menyapukan pandangannya ke arah mayat-mayat pria berbaju hitam. Orang-orang ini melalui pelatihan yang keras. Setelah mereka gagal dalam misi, mereka akan bunuh diri. Bisa mengembangkan begini banyak prajurit pengorbanan. Aku penasaran, siapakah dalangnya, dan permusuhan macam apa yang mereka pendam terhadap Nan Zhao.

(T/N : mereka adalah prajurit yang mengorbankan nyawa demi memenuhi misi dan bersiap mati bunuh diri jika misinya gagal atau menjaga orang dengan mempertaruhkan nyawa mereka, bersiap mengorbankan nyawa jika diperlukan.)

Su Xi-er juga diam-diam mengamati prajurit pengorbanan itu ketika ia menyadari kalau kerah baju mereka tampak berbeda. Tepat saat ia ingin bergerak mendekat untuk memeriksa mereka lebih saksama, suara derap kaki kuda pun terdengar.

Pengawal kekaisaran dari Kediaman Pangeran Hao sudah kembali. Orang yang memimpin turun dari kudanya dan berlutut dengan satu lututnya. Kepalan tangannya tertutup menghormat, sementara kepalanya menunduk hormat.

"Melapor pada Pangeran Hao, para pria berbaju hitam memiliki pil beracun yang tersembunyi di mulut mereka, yang mereka gunakan untuk mengakhiri hidup mereka segera setelah mereka tertangkap. Orang mati tidak bisa berbicara, jadi kami tidak punya cara untuk menginvestigasinya. Terlebih lagi ...."

Pei Qian Hao bertampang tenang. "Lanjutkan."

"Selagi bawahan ini tengah memburu mereka, seorang pria dengan kemampuan luar biasa tiba-tiba saja muncul. Sebelum bawahan ini bahkan bisa melihat bagaimana ia bergerak, pandanganku sudah terhalang. Di saat aku membuka mataku lagi, semua pria berbaju hitam sudah menghilang."

Tampaknya, si pria hebat ini bisa saja dalang yang mengendalikan para prajurit pengorbanan.

Mata Pei Qian Hao pun memperlihatkan ketertarikannya. "Nan Zhao mengalami begitu banyak masalah dengan seseorang yang mampu menghilang di hadapan banyak orang dalam sekejap mata. Pangeran ini sudah membuat keputusan yang tepat dengan datang ke perjamuan kerajaan tahun ini."

Pei Qian Hao menarik pedang di pinggang si pengawal dan menyayatkannya ke arah pakaian salah satu pria berbaju hitam, menyebabkan mereka langsung terbelah.

Ada gambar lingkaran biru kehijauan yang sangat kecil di bagian bawah dadanya. Tidak mungkin terdeteksi jika tidak diperiksa lebih dekat. Su Xi-er sudah menyadari itu sebelumnya selagi memandangi kerah baju para prajurit. Gambaran di bagian bawah dada dan gambaran di bagian kerahnya persis sama. Tanda ini mungkin bisa membantu kita menemukan dalangnya.

Pei Qian Hao menyerahkan pedangnya pada si pengawal yang berdiri di samping. "Pangeran ini tidak akan ikut campur dalam urusan kerajaan lain. Aku hanya akan menikmati pertunjukannya dari samping saja."

Dengan begitu, mereka tak lagi bisa menaiki kereta berhujankan panah itu. Belum lagi, tali kekangnya sudah putus di tengah pertempuran tadi.

Dengan tepukan tangannya, seekor kuda coklat halus berderap mendekat dan dengan patuh berhenti di sampingnya. Ia menarik tali kekangnya dan terangkat dari tanah, menaiki kuda dalam sekejap.

Ia tersenyum seraya memandangi Su Xi-er. "Pilih sendiri kudamu."

Ia sama sekali tidak mempercayai apa yang dikatakannya. Bagi Pei Qian Hao, Su Xi-er adalah sebuah misteri. Ia mengetahui banyak hal, tetapi tak satu pun dari hal itu yang semestinya diketahui oleh orang yang berasal dari keluarga miskin.

Tepat saat ia akan menjawab, suara berisik datang dari arah semak. Su Xi-er berputar, hanya melihat Wei Mo Hai memapah Yun Ruo Feng sewaktu mereka berjalan mendekat. Keduanya berhasil keluar dengan selamat.

Consort of A Thousand Faces 1 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang