Chapter 47 : Sekumpulan Orang Bodoh

455 73 0
                                    

Su Xi-er beristirahat di kamarnya dan baru keluar saat waktunya makan malam. Benaknya terfokus untuk menyusup ke Biro Layanan Binatu setelah menggosok pispot; sesuatu seperti ancaman Pei Qian Hao tidak akan menghalanginya untuk melakukannya.

Namun, ia menyadari kalau Lian Qiao memandanginya dengan ekspresi yang aneh selagi ia makan malam. Walaupun ekspresinya tersenyum, ada pula ekspresi menyelidik bercampur dengannya.

Saat Lian Qiao tersadar bahwa Su Xi-er melihatnya, ia cepat-cepat mengalihkan niatannya dan tersenyum. "Su Xi-er, bagaimana kalau aku menggosok pispot bersamamu malam ini?"

"Tidak perlu lagi, karena beberapa hari ini jumlah pispot semakin sedikit. Aku tidak perlu bekerja terlalu keras." Su Xi-er menolaknya dengan tegas. Ia pun meletakkan mangkuk dan sumpitnya sebelum berjalan keluar aula makan dan menuju ke arah barat daya.

Lian Qiao tersesat dalam pikirannya saat ia memperhatikan sosok Su Xi-er yang menjauh. Hanya setelah dayang kurus itu menepuk pundaknya, barulah ia tersadar dari lamunannya.

Si dayang kurus menurunkan kepalanya dan berbicara pelan di telinga Lian Qiao. "Aku lihat, kau kesulitan memeluk pahanya, jadi aku akan memberikanmu ide. Jika kau ingin menggosok pispot, diam-diam, ikuti saja ia. Apa gunanya berbicara banyak dengannya?" Si dayang kurus pun bangkit dan pergi.

Lian Qiao menundukkan kepala dan memandangi nasi putih yang bersinar di mangkuknya. Setelah memandangi mereka cukup lama, sebuah ide pun terbentuk dalam hatinya.

***

Setelah tiba di rumah kayu di sisi barat daya, Su Xi-er menghitung jumlah pispotnya selagi ia memindahkan mereka. Hm? Mengapa cuma ada sepuluh? Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Apakah para majikan itu tidak buang air besar dan buang air kecil belakangan ini?

Su Xi-er mulai merasa mual akibat pemikirannya sendiri. Baguslah kalau jumlahnya sedikit.

Meletakkan sepuluh pispot itu di atas papan kayu, ia menyeret mereka ke sebelah sumur dan menimba beberapa ember air untuk dituangkan di dalam pispot. Ia melanjutkannya dengan mencampurkan air Chinese honey locust ke dalam pispot agar bau menyengatnya segera mereda.

Memungut sikatnya dan membasahinya dengan air Chinese honey locust, Su Xi-er mulai menggosok pispot.

Sepuluh pispot hanya akan membutuhkan waktu paling banyak dua jam, memberikanku banyak waktu untuk menyusup ke dalam Biro Layanan Binatu.

Su Xi-er asyik menggosok pispot dan menyelesaikannya bahkan jauh lebih cepat dari yang diduga. Menimba air sumur lagi untuk membilas pispot sekali lagi, ia mengangkut mereka kembali ke rumah kayu di sisi barat daya.

Setelah semuanya beres, ia bersiap berjalan menuju ke arah Biro Layanan Binatu.

Akan tetapi, ia baru saja mengambil beberapa langkah sebelum mendengar suara samar di belakangnya.

Seseorang sedang membuntutiku. Menunggu waktunya, Su Xi-er berbalik menuju sumur dan menimba seember air lagi, menggunakannya untuk mencuci tangannya secara perlahan-lahan selagi ia menanti orang yang tengah bersembunyi untuk memperlihatkan diri mereka. Semakin tenang dirinya, maka semakin gelisahlah pengunjungnya itu.

Sekitar lima belas menit setelahnya, orang yang sedang bersembunyi dalam kegelapan akhirnya tidak bisa menahannya lebih lama dan berjalan keluar.

"Su Xi-er, kau sudah lama menyadari keberadaanku, kan?" Tidak ada lagi pemandangan penuh senyum dalam raut wajah Lian Qiao, mengetahui kalau Su Xi-er telah melihatnya.

Ketika berhadapan dengan senyum manisnya sepanjang hari, bahkan dayang dengan mulut paling jahat pun kadang kala akan tersenyum padanya.

Tetapi, ketika berhadapan dengan Su Xi-er, tak peduli seberapa banyak ia menjilatnya, tidak berhasil juga.

Consort of A Thousand Faces 1 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang