Chapter 86 : Ia Dihukum

394 71 2
                                    

Pei Qian Hao langsung menuju ruang mendidihkan air. Bertukar pakaian dan membiarkan wanita lain membawakan air ke dalam kamarku; jika aku tidak menyadarinya dan melepaskan pakaianku, bukankah tubuhku akan dilihat oleh wanita lain?

Aura menekan pun mulai meliputi Pei Qian Hao sementara pemikiran ini terlintas dalam benaknya, membuat atmosfer sekitar terasa mandek.

Namun, setelah membuka pintu yang tertutup rapat itu, tak ada satu nyawa pun yang terlihat saat Pei Qian Hao masuk.

Kalau ia tidak berada di ruang mendidihkan air, kemana ia pergi? Apakah ia bersembunyi karena ia sadar akan kesalahannya? Pei Qian Hao mendengus dingin sebelum berjalan keluar ruangan. Tak peduli dimana pun dirimu, Pangeran ini akan mencarimu dan menghukummu dengan berat!

***

Su Xi-er sekarang ini tengah berjalan-jalan di taman belakang Kantor Pemerintahan Provinsi, mengenakan gaun kuning terang itu. Kecemerlangan bulan terpantul dengan lembut pada dirinya, menciptakan ilusi lingkaran cahaya keperakan yang mengerubungi si dewi.

Namun, ekspresi bertentangan di matanya disertai dengan alisnya yang tertaut, membuat orang sadar, bahwa 'dewi' pun punya kegelisahan.

Su Xi-er sedang mencari sejenis bunga yang dikenali aromanya sebelum ini. Hanya Nan Zhao yang punya jenis bunga seperti ini, tetapi aku tidak bisa menemukannya meskipun telah mengikuti aromanya kemari.

Kebetulan di situasi inilah Pei Qian Hao menemukannya. Ini pertama kalinya ia melihat Su Xi-er dengan apa pun selain pakaian berbahan kain kasar yang biasa dikenakannya. Sanggul rambutnya juga tidak begitu melilit lagi, dengan beberapa helaian yang terikat di bagian belakang kepala berbentuk beberapa lingkaran, sementara sisanya tergerai bebas di bahunya.

Dengan cahaya bulan yang menyinari wajahnya, matanya jadi semakin memikat.

Diam-diam Pei Qian Hao berjalan mendekat tanpa mengutarakan sepatah kata pun. Hanya ketika ia mencapai sisi Su Xi-er, barulah gadis ini menyadari kehadirannya.

Lalu, Su Xi-er pun membungkuk selagi ia menyapanya dengan santai. "Pelayan ini memberi hormat pada Pangeran Hao."

Nada suaranya tenang, seakan ia sudah lama menantikan kedatangannya.

Mata Pei Qian Hao agak menyipit. "Pelayan ini? Pangeran ini tidak bisa melihat sisi mana pun yang mirip seorang pelayan dari dirimu."

"Pangeran Hao, segala sesuatu terjadi ada alasannya. Hamba melihat kalau Nona Muda Keluarga Shui penuh gairah, memohon kepada hamba agar membiarkannya membawakan air panas untuk Anda."

"Penuh gairah?" Mau tak mau, Pei Qian Hao pun mendengus dingin. Setelahnya, ia melingkarkan tangan kanannya di sekitar pinggang Su Xi-er dan memandanginya lekat. "Karena kau sudah menyaksikan tampang yang begitu bergairah dan penuh harap dari wanita lain, paling tidak, kau pun harus mempelajarinya."

Su Xi-er memandanginya dengan cara yang tenang. Ia ingin agar aku bergairah padanya seperti halnya Shui Ying Lian. Namun, kata 'penuh gairah' tak lagi ada hubungannya denganku.

"Hamba tidak bisa melakukan itu." Kata-kata itu perlahan membuat bibir merah mudanya terbuka.

Mungkin, karena cahaya bulan yang menggelitik, mungkin juga karena pakaiannya yang berbeda malam itu, atau bisa jadi karena aura menyendiri dan arogannya, tetapi napas Pei Qian Hao tercekat sesaat sementara tatapannya mendalam.

Aura di sekitar kedua orang itu tampak membeku sewaktu bibirnya mendekati bibir Su Xi-er. Tepat saat mereka akan saling bersentuhan, harum dari bunga tertentu menguar melewati hidung Su Xi-er, menyebabkannya tiba-tiba saja mendorong Pei Qian Hao dengan kedua tangannya.

Consort of A Thousand Faces 1 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang