Chapter 124 : Entah Mengapa Merasa Kesal

378 54 2
                                    

Sewaktu si pengawal membayangkan kemungkinan tersebut, Pei Qian Hao telah berdiri di depan pintu Su Xi-er. Memandangi pintu yang tertutup itu, entah mengapa Pei Qian Hao merasa kesal.

Boom!

Dengan suara keras, pintunya ditendang terbuka oleh Pei Qian Hao.

Su Xi-er melompat ketika ia mendengarkan suara kencang itu, hampir saja menusuk tangannya dengan jarum yang sedang digunakannya untuk menjahit.

Segala sesuatu di dalam kamarnya terlihat jelas saat pintunya jatuh ke tanah.

Sekarang ini, Su Xi-er sedang duduk di pinggir ranjang dengan sebatang jarum dan benang di satu tangan, sementara beberapa baju kasar terjejal di tangan satunya. Tidak sukar untuk melihat kalau Su Xi-er tengah menjahitkan baju milik si juru masak wanita.

"Pangeran Hao, bukankah Anda tahu bahwa Anda harus mengetuk sebelum masuk ke dalam kamar seorang wanita?" Dikatakan demikian, sepertinya Pei Qian Hao tidak pernah sekali pun melakukannya ....

Su Xi-er berhenti menjahit sewaktu ia berbicara. Kalau ia menendang pintu sekali lagi, aku tidak akan bisa mendirikan pintunya lagi.

Pei Qian Hao berdiri di pintu masuk dan menatap wanita di dalamnya. Perlukah aku mengetuk untuk masuk ke kamarnya? Yang lain mengemis agar aku melakukannya, tetapi aku tidak sudi memikirkan mereka. Tetapi wanita ini, bukan hanya tidak senang, ia bahkan mengomeliku.

"Kapan Pangeran ini pernah mengetuk pintu sebelum masuk ke kamarmu? Masih belum terbiasa dengan itu? Lagipula, apa posisimu?" Secara tak langsung, ia mengingatkan Su Xi-er agar tidak melupakan statusnya. Sekarang ini, ia hanya seorang dayang di sisinya.

Menurunkan benda-benda di tangannya, Su Xi-er berdiri dan membungkuk. "Hamba memberi hormat kepada Pangeran Hao; hamba tidak penah melupakan posisiku."

Ia tahu bagaimana harus bertindak dengan sepantasnya. Pintar sekali dia. Tetapi, walaupun kadang-kadang aku memujinya karena itu, aku juga membenci kepintaran macam itu di waktu-waktu tertentu.

Pei Qian Hao tidak menjawab Su Xi-er, menutup pintu di belakangnya dan berjalan masuk ke dalam kamar.

"Apakah kau tetap berada di kamarmu sepanjang hari ini?" Pei Qian Hao sengaja bertanya ketika ia melihat ke arah jarum jahit dan baju kasar di atas ranjang.

Su Xi-er mengiyakan dan berdiri diam di samping tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Mata Pei Qian Hao membeku dan memandangi ekspresi tenang Su Xi-er. Wanita ini jadi semakin berani dari hari ke hari.

"Kau tidak menemui Pangeran Yun?"

Mustahil menyembunyikan ini dari Pei Qian Hao, jadi Su Xi-er pun menjawab jujur. "Aku bertemu dengannya. Pangeran Yun sendiri yang datang ke halaman belakang."

Ia tidak berbohong dan langsung mengakuinya! Paling tidak, ia masih jujur! Pei Qian Hao merasa amarahnya sedikit mereda.

Menatap Su Xi-er dengan alis yang terangkat, Pei Qian Hao bertanya lagi. "Apakah kau mengenal Pangeran Yun?"

Tepat setelahnya, bahkan dirinya saja merasa kalau pertanyaan itu konyol. Su Xi-er masuk ke istana kekaisaran Bei Min sejak usia muda dan melayani di sana sebagai seorang dayang di Istana Samping; mana mungkin ia bisa mengenal Yun Ruo Feng?

Akan tetapi, walaupun ini konyol, ia tetap tidak tahan untuk menanyakannya.

Jantung Su Xi-er berdebar. Mungkinkah Pei Qian Hao sudah menyadari sesuatu?

Aku tidak percaya kalau ia bisa melihat tembus aktingku, jadi Pei Qian Hao pasti hanya sembarangan bertanya saja.

Dengan demikian, detak jantung Su Xi-er pun kembali normal. Baik identitas maupun penampilanku telah benar-benar berubah; tidak akan ada orang yang mengenali 'diriku'.

Consort of A Thousand Faces 1 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang