Chapter 180 : Kembali ke Ibu Kota

333 51 2
                                    

Su Xi-er menuangkan teh untuk Née Li dan Xiao Bao, menahan diri agar tidak bertanya tentang keadaan mereka saat ini.

Née Li membuka mulutnya. "Nona, semuanya berkat dirimu. Kalau bukan karena dirimu ...." Née Li tersedak dan tidak sanggup meneruskannya, mengangkat lengan bajunya untuk mengusap air matanya. Di sampingnya, Xiao Bao menepuk-nepuk pelan lengan Née Li.

Née Li memandangi Xiao Bao dengan tatapan menghargai dan melanjutkan. "Zhang Zhuang mengkhianatiku. Walaupun aku tidak sampai hati melihatnya mati, aku tidak akan pernah memaafkannya!"

Née Li tampak agak emosional. Aku sangat mencintai Zhang Zhuang, tetapi, seiring diriku yang menua, aku tidak sanggup bersaing dengan kecintaannya akan uang.

"Apa rencanamu selanjutnya?" Su Xi-er menatap ibu-anak itu dengan tenang. Mulanya, ia berpikir kalau Née Li akan terlalu berhati lembut dan jatuh pada tipuan Zhang Zhuang lagi.

"Aku berencana untuk meninggalkan Provinsi Bulan bersama Xiao Bao. Aku tidak akan membiarkan Zhang Zhuang mengganggu kami lagi." Née Li mengelus kepala Xiao Bao dengan mata penuh kebulatan tekad.

Xiao Bao adalah yang paling penting sekarang ini.

Su Xi-er berpikir bahwa Née Li telah membuat keputusan yang tepat. Paling tidak, mereka tidak perlu melihat Zhang Zhuang setiap hari. Melakukan begitu hanya akan membuat Née Li sedih, bagaimanapun juga, dulu, mereka pernah saling mencintai.

Pei Qian Hao kembali setelah keduanya berbincang beberapa lama.

Su Xi-er tahu itu waktunya untuk meninggalkan Provinsi Bulan, sehingga ia mengumpulkan semua barang bawaannya dan meninggalkan Penginapan Flowers Arrive bersama-sama Pei Qian Hao.

Née Li dan Xiao Bao langsung mengejar mereka. Tepat sebelum Su Xi-er naik ke atas kereta kudanya, Née Li berlutut dan menyembah. "Terima kasih banyak padamu, Penyelamatku. Aku akan mengingat kebaikan luar biasamu seumur hidup. Setelah aku mati, aku akan meminta Xiao Bao untuk mencari dan melayanimu."

Tepat saat Su Xi-er baru saja akan menolaknya, Pei Qian Hao mengumumkan, "Ibu kota Bei Min, Kediaman Pangeran Hao."

Pei Qian Hao melingkarkan lengannya di sekeliling pinggang Su Xi-er setelah ia selesai berbicara, tidak memberikan kesempatan padanya untuk menjawab sewaktu mereka menaiki kereta kudanya. Kereta itu pun mulai bergerak tak lama setelahnya.

Xiao Bao kaget dengan aura Pei Qian Hao dan bertanya pelan-pelan pada Née Li. "Ibu, apa itu Kediaman Pangeran Hao Bei Min?"

Née Li segera menutupi mulut Xiao Bao dengan ekspresi yang gugup. "Jangan sembarangan bergosip, ini adalah seseorang yang tidak boleh kita singgung selama kehidupan ini, ataupun kehidupan kita selanjutnya."

Namun, Née Li sudah tahu, meskipun si nona muda itu belum menerima ucapannya, Pangeran Hao telah menerimanya.

Di saat ini, Née Li menepuk kepala Xiao Bao. "Xiao Bao, kita harus menjadi orang yang tahu berterima kasih, yang membalas budi setelah ditolong."

Xiao Bao melihat harapan di mata Née Li. "Ibu, Xiao Bao sudah mengingatnya."

***

Dengan Su Xi-er yang tidak bersedia menanyakan Pei Qian Hao apa yang dikatakannya, kereta kudanya hening sepanjang perjalanan kembali ke ibu kota Nan Zhao.

Setelah dua jam, kereta kudanya tiba di ibu kota dan berjalan di jalanan utama.

Karena perjamuan kerajaan sudah dekat, jalan utama yang ramai itu bebas dari pengemis.

Su Xi-er duduk di kereta kuda dan mengangkat tirainya dari waktu ke waktu untuk melihat ke luar. Para pengemisnya pasti sudah dipindahkan semua, dan semua pengemis yang berpura-pura menjadi penjaja keliling juga pasti sudah dibawa pergi.

Consort of A Thousand Faces 1 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang