Chapter 101 : Menggosok Tubuh

431 63 0
                                    

Di titik ini, salah satu pengawal Pangeran Hao tiba membawa satu baskom kayu. Ia berhenti saat melihat pemandangan di hadapannya, tidak yakin bagaimana ia harus melanjutkannya. Apa yang harus kulakukan? Tampaknya Pangeran Hao sedang menggoda dayang; mungkin ini bukan saat yang tepat bagiku untuk menginterupsi.

Namun, sebelum ia bisa pergi, Su Xi-er menyadari keberadaan si pengawal dan melambai ke arahnya. "Pangeran Hao harus membersihkan diri dan beristirahat, cepat bawakan airnya ke dalam." Si pengawal pun terkejut. Bagaimana bisa dayang istana biasa berbicara bahkan sebelum Pangeran Hao mengutarakan sepatah kata pun? Tidak mungkin, ia sama sekali tidak menghormati Pangeran Hao. Aku tidak boleh mendengarkannya.

Si pengawal terus berdiri diam sementara menunggu perintah Pangeran Hao.

"Bawakan airnya ke dalam kamar." Pei Qian Hao memerintahkan dengan mata menyipit sebelum memalingkan tatapannya pada Su Xi-er. "Kau akan masuk dan menggosok tubuh Pangeran ini."

Kemudian, ia pun berjalan masuk ke dalam kamar, meninggalkan si pengawal dengan wajah penuh keheranan. Pangeran Hao selalu menggosok tubuhnya sendiri, tetapi kini ia memerintahkan seorang wanita untuk melakukannya .... Ini terlalu aneh!

Su Xi-er melihat si pengawal yang terkejut dan mengingatkan, "Bawakan airnya ke dalam, dan jangan buat Pangeran Hao marah. Kalau tidak, kau akan kehilangan kepalamu." Kalimat ini selalu digunakan untuk melawannya, sekarang malah terucap dari bibirnya sendiri.

Si pengawal pun menegang sesaat sebelum cepat-cepat membawakan airnya masuk ke dalam kamar.

Semua orang menghormati Pangeran Hao, tetapi di waktu bersamaan, mereka juga takut padanya. Sama halnya dengan pejabat, pengawal kekaisaran, bahkan rakyat jelata sekali pun.

Saat si pengawal keluar dari kamar dan melihat Su Xi-er masih berdiri di halaman, mau tak mau ia pun bertanya, "Kenapa kau masih belum masuk juga? Pangeran Hao memerlukanmu untuk menggosokkan tubuhnya." Nada suaranya serius. Su Xi-er tersenyum samar sebelum berjalan masuk ke dalam kamar dan menutup pintu di belakangnya.

Pertama, ia ingin agar aku menari, kemudian, ia memintaku menggosokkan tubuhnya. Apa sebenarnya yang ia inginkan?

Sebuah bak kayu diletakkan di tengah kamar, sementara Pei Qian Hao berdiri di sampingnya, sedang melepaskan pakaian.

Jubah panjangnya terjatuh ke lantai, sepenuhnya memperlihatkan otot-otot dan kulit kecoklatan di punggungnya. Hanya dengan memandangi tubuhnya yang kokoh itu saja sudah cukup membuat darah siapa pun mendidih kegirangan.

"Kemarilah." Suara rendah dan dalam seorang pria dapat terdengar, membawakan daya pikat tak terjelaskan bersamanya.

Su Xi-er berjalan menghampiri pelan-pelan dan mengambil handuk di pinggir bak kayu, merendamnya di dalam air sebelum ia memerasnya.

Saat ini, tubuh bagian atas Pei Qian Hao sudah sepenuhnya telanjang ....

Ini merupakan kali pertama Su Xi-er melihat seorang pria seperti ini, jadi mau tak mau, ia pun merasa malu. Ia memalingkan matanya sebelum mulai menggosok punggung pria itu dengan handuk.

"Kerahkan lebih banyak tenaga." Tiba-tiba saja Pei Qian Hao berbalik menghadapnya, meletakkan tangan Su Xi-er di dadanya.

Su Xi-er tidak bisa memalingkan wajah, tetapi ia juga tidak ingin bertemu pandang dengannya. Alhasil, ia memfokuskan tatapannya pada tangannya sendiri selagi menggosok dadanya dengan handuk.

"Apa kau makan Salad Akar Teratainya secara percuma? Dengan tenaga sekecil ini, kau sedang mencoba menggosok tubuh Pangeran ini, atau sedang mencoba menggelitikiku?" Suaranya rendah, diliputi ketidakpuasan.

Consort of A Thousand Faces 1 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang