Chapter 3 : Terlahir Kembali

1K 111 3
                                    

"Su Xi-er, bangun! Jangan membuang waktu dan berpura-pura tidur!" Suara pedas seorang wanita menakuti burung-burung yang ada di atas pepohonan. Saat ia melihat si jalang kecil ini masih belum terbangun, wanita itu segera mengambil seember air dan mengosongkannya ke atas tubuh kecil mungil wanita yang ada di atas tanah.

Mu Tao, wanita yang mengguyurkan airnya, mengenakan pakaian istana berwarna kuning kasar. Rambutnya digulung dengan sebuah tusuk rambut kayu, dan cara berpakaiannya sangat sederhana.

Splash! Tubuh kecil mungil wanita itu basah kuyup. Alis rampingnya tertaut erat dan tangannya tanpa sadar berkedut beberapa kali.

"Aku tahu kau berpura-pura! Lihat saja kalau kau berani berpura-pura!" Mu Tao berjongkok dan menangkap telinga si wanita kecil mungil, dengan kasar menariknya.

Ning Ru Lan baru saja mendapatkan kembali kesadarannya, saat ia merasa telinganya dicengkeram erat oleh seseorang. Rasa sakit di seluruh tubuhnya membuatnya mengernyitkan alisnya kuat. Teriakan tak henti dari Mu Tao hanya memperburuk ketidaknyamanannya.

Ketika ia membuka matanya, pandangannya dipenuhi oleh seorang wanita dengan wajah bulat besar dan mata yang sangat kecil. Saat ia menyipitkan matanya, nyaris tidak bisa terlihat dengan jelas.

"Akhirnya kau bangun. Kalau kau berpura-pura pingsan lagi, aku akan memukulimu sampai mati!"

Ning Ru Lan kebingungan saat ia memandangi sekelilingnya. Wanita ini mengenakan pakaian istana yang kasar. Ini berarti kalau aku saat ini berada di dalam sebuah istana kekaisaran.

Tetapi, bukankah aku sudah mati? Mengapa aku datang kemari? Dimanakah istana kekaisaran ini?

"Su Xi-er, lanjutkan menggosok pispot itu. Kalau kau berlaku tak pantas lagi, aku akan melaporkannya pada Dayang Senior Zhao. Kau baru saja dipukuli dengan papan beberapa hari yang lalu. Apakah kau sudah lupa?" Mu Tao terus mengumpat saat ia mencaci maki. Sial sekali aku. Aku benar-benar dikirim untuk mengawasi Su Xi-er. Wanita ini sudah menyinggung Dayang Istana Senior Zhao. Tidak ada seorang pun yang berani mendekatinya.

(T/N: Saya akan menggunakan sebutan ini untuk para pelayan wanita istana yang lebih tua dan senior di dalam istana. Mereka biasanya adalah dayang-dayang istana berusia lebih tua dan memiliki posisi yang lebih tinggi daripada rata-rata dayang istana lainnya. Beberapa dari mereka mungkin juga adalah ibu susu/pengasuh.)

Su Xi-er? Mengapa ia memanggilku begitu? Ning Ru Lan mengernyitkan alisnya. Lalu, ia memeriksa tubuhnya sendiri.

Tubuh ini kelewat mungil, kurus dan lemah sampai-sampai ia tidak punya tenaga untuk berbicara. Ia menyibak lengan bajunya dan menemukan kalau lengannya dilingkari dengan bekas kemerahan karena dicambuk.

Jantung Ning Ru Lan tiba-tiba berdebar. Secercah sinar mendadak berkedip dalam benaknya saat berbagai adegan melintas satu per satu di benaknya.

Istana Kekaisaran Bei Min. Tahun ketiga periode Jia Qing. Pemilik tubuh ini adalah Su Xi-er, seorang dayang istana di istana bagian samping. Ia seringkali ditindas oleh yang lainnya.

"Oh! Jadi, kau bukannya berpura-pura pingsan, tetapi berpura-pura jadi bodoh, benar begitu?"

Aliran kenangannya terhenti dengan pekikan nyaring wanita itu. Tampaknya, ia hanya akan mengambil sedikit bagian dari ingatan ini.

Ketika ia melihat wanita itu baru saja akan menangkap telinganya lagi, Ning Ru Lan segera mencoba menangkisnya dengan satu tangan, yang mana gagal dengan perawakannya yang rapuh. Oleh sebab itu, ia hanya bisa membiarkan wanita itu menggenggam pergelangan tangannya.

"Membangkang?! Aku lihat kau sudah lelah untuk hidup. Istana kekaisaran Bei Min tidak akan menoleransi seorang wanita sepertimu. Kau akan dibunuh cepat atau lambat!"

Consort of A Thousand Faces 1 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang