Chapter 172 : Apakah Nyaman

343 54 1
                                    

"Masuklah." Suara dalam dan kuat memasuki telinga Su Xi-er.

Su Xi-er mendorong pintunya terbuka dengan nampan di tangannya, menunggunya terbuka dengan bunyi krek. Namun, ketika ia melihat orang yang ada di dalam kamar, diam-diam ia mengumpat pada diri sendiri bahwa pria ini tidak tahu malu. Ia bilang kalau aku boleh masuk, tetapi ia ... sedang berganti pakaian sekarang ini!

Su Xi-er menundukkan kepalanya dan menurunkan nampannya di atas sebuah meja kayu sebelum segera memutar tumitnya dan berjalan ke arah pintu.

"Ini bukan pertama kalinya kau melihat tubuh Pangeran ini, kenapa kau gugup? Kemari dan usap tubuh Pangeran ini." Pei Qian Hao melemparkan sehelai saputangan ke arah Su Xi-er.

Su Xi-er menyambarnya dari udara, tetapi tetap terus ke arah pintu.

Pei Qian Hao memandanginya. Beraninya ia mengabaikan ucapanku! Tepat ketika ia baru saja akan memarahinya, Su Xi-er menutup pintunya dan kembali.

"Hamba hanya menutup pintunya; aku tidak akan pergi. Jika kita bertemu seseorang seperti Nona Mei, yang mengatakan kalau seorang wanita harus menikahi seorang pria apabila ia melihat tubuh pria itu menurut ajaran leluhurnya, apa yang akan kita lakukan?"

Su Xi-er membasahi saputangannya di dalam sebuah baskom di sebelahnya dan memerasnya kering sementara ia berbicara.

Mata Pei Qian Hao menggelap. Kenapa ia membicarakan Nona Mei lagi—Aku bahkan tidak mau melihat wanita itu. Sementara untuk ajaran leluhur, itu konyol!

"Pangeran Hao, hamba akan mengusap punggung Anda." Su Xi-er memutarinya sebelum menempelkan kain itu di punggungnya.

Ia tidak berkeringat, juga tidak ada kotoran pada dirinya. Apa gunanya mengusap tubuhnya di siang hari?

"Gunakan lebih banyak tenaga; Pangeran ini tidak menyuruhmu untuk menggelitikiku." Pei Qian Hao berujar dengan suara kesal, dan Su Xi-er mulai menggosoknya lebih kuat.

Bercak kemerahan langsung muncul di punggung Pei Qian Hao, tetapi ia merasa nyaman dan tampak puas.

Namun, ia tidak berencana untuk melepaskan Su Xi-er semudah itu. "Apa yang kau dan Pangeran Yun gumamkan di bawah barusan ini?"

Su Xi-er tidak menghentikan gerakannya dan menjawab pelan-pelan. "Apabila Pangeran Hao tahu bahwa hamba sedang berbicara dengan Pangeran Yun, mana mungkin Anda tidak mengetahui apa yang kami bicarakan?"

"Beraninya kau!" Pei Qian Hao langsung mengamuk dan meraih pergelangan tangan Su Xi-er, tatapan seperti elangnya diliputi bahaya.

"Hamba hanya menyatakan fakta." Su Xi-er mengangkat kepalanya dan bertemu pandang dengan matanya.

Alis Pei Qian Hao tertaut ketika ia melihat gadis itu menatapnya. Mengerahkan tenaga di tangannya, ia menarik Su Xi-er mendekat ke dadanya. Ia tidak menciumnya seperti sebelumnya, tetapi hanya memeluknya dengan erat.

Su Xi-er berputar, mencoba melarikan diri, tetapi menjadi tenang setelah menyadari kalau pelukan Pei Qian Hao pada dirinya terlalu kuat. Tertinggal hanya dengan sedikit pilihan, ia menyandarkan kepalanya di dada pria itu.

Dari posisi itu, ia bisa mendengar suara tegas Pei Qian Hao yang bergumam dari atasnya. "Pangeran ini tidak akan mengasihani seorang wanita seperti Née Li. Suaminya tidak memiliki siapa pun untuk menyokongnya sekarang ini, sehingga ia akan mengatakan apa saja demi kembali bersamanya. Tetapi, seperti kata pepatah, 'kebiasaan lama sulit dihilangkan'. Jika Née Li memaafkannya, ia akan dikhianati lagi oleh pria itu di masa yang akan datang. Pada saat itu, kehidupannya akan jadi lebih buruk daripada kematian."

Consort of A Thousand Faces 1 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang