Chapter 116 : Menenggak Habis

382 60 6
                                    

Su Xi-er mengerutkan alis rampingnya dan sedikit mengatupkan bibirnya, mengangkat kakinya dan dengan tegas menginjak punggung kaki pria itu.

Pei Qian Hao merasakan sakit dan mau tak mau mengurangi cengkeramannya, membiarkan Su Xi-er lolos. Ia membuka guci anggur itu. "Pangeran Hao, bukankah Anda meminta hamba minum dengan Anda? Hamba akan meminumnya sekarang."

Su Xi-er menyentuh botol anggur itu dengan mulutnya, tenggorokannya terus bergerak sewaktu ia minum, dan baru menurunkan gucinya setelah kosong.

Pei Qian Hao bertepuk tangan. "Kau kuat minum banyak."

Sisa anggur sejernih kristal mengalir menuruni dagu Su Xi-er. Pei Qian Hao berjalan mendekatinya dan mengangkat tangan guna mengusapnya. "Anggur bagus harus dinikmati; walaupun kau kuat minum, akan sia-sia kalau minum terlalu cepat."

Su Xi-er mengangkat kepala menatapnya. "Yang penting adalah sudah habis. Anda tidak menginstruksikan hamba untuk menikmatinya pelan-pelan, Pangeran Hao."

"Pandai bicara." Pei Qian Hao melepaskannya dan berjalan keluar dari kedai teh.

Melihat ke arah setumpuk makanan lezat di atas meja, Su Xi-er berpikir kalau Pei Qian Hao-lah orang yang menyia-nyiakan makanan.

"Su Xi-er, cepat naik ke atas kereta. Jangan membuat Pangeran Hao menunggu terlalu lama." Pengawal kekaisaran berteriak dari depan pintu kedai teh.

"Aku segera ke sana," jawab Su Xi-er dan berjalan menuju pintu masuk kedai teh.

Cepat-cepat menaiki kereta kuda, Su Xi-er melihat Pei Qian Hao bersandar di dinding kereta dengan mata terpejam.

"Kemari, pijati bahu Pangeran ini," Pei Qian Hao berbicara, masih dengan matanya yang terpejam, berputar ke satu sisi, membiarkan Su Xi-er memijati bahunya.

Su Xi-er berjalan mendekat dan meletakkan kedua tangan di atas bahu Pei Qian Hao sebelum mulai memijatinya perlahan.

Pengawal kekaisaran yang mengemudikan kereta kudanya mengangkat cemetinya, dan mulai menggerakkan keretanya maju lagi.

"Ke kiri. Gunakan lebih banyak tenaga," Pei Qian Hao menginstruksikan dengan suara pelan.

Su Xi-er mengerahkan lebih banyak tenaga di tangan kirinya, menyebabkan alis dan mata Pei Qian Hao rileks dengan nyaman. Akan tetapi, rasa nyaman itu tidak bertahan lama sebelum cengkeramannya melemah lagi, tenaga di jarinya selembut kapas.

"Kerahkan lebih banyak tenaga di kedua sisinya." Pei Qian Hao menyuruh lagi, tetapi tiba-tiba saja pijatannya berhenti, dan tangan lembut Su Xi-er merosot di bahunya.

Mendadak, Pei Qian Hao merasakan beban berat di punggungnya. Su Xi-er mabuk setelah menegak anggur kuat dan pedas itu, jatuh tertidur di punggung Pei Qian Hao.

Setelah Su Xi-er tertidur, tubuhnya bergetar tak keruan selama sedetik sebelum terdiam. Setelah beberapa waktu, lengan langsingnya tiba-tiba saja terangkat dan memeluk kepala Pei Qian Hao kencang, kepala Su Xi-er bergesekan dengan bagian belakang lehernya.

Dua sensasi pertama yang dirasakan oleh Pei Qian Hao adalah hangat dan geli, membuatnya merasa aneh dan tidak nyaman.

Pei Qian Hao menggenggam lengan Su Xi-er dan mencoba menariknya menjauh. Saat ia mulai mengerahkan tenaga, Su Xi-er memeluknya lebih erat lagi. Oleh karena itu, tubuh lembut seorang wanita pun menekan punggung lebarnya.

"Jangan bergerak, aku ingin memeluk sebentar lagi," Su Xi-er menggumam tidak senang. Ia bahkan mengangkat tangannya, memukuli Pei Qian Hao, sebelum memeluknya lebih erat lagi.

Pei Qian Hao tidak tahu apa yang harus diperbuat padanya, dan berpikir sendiri. Kenapa ia begitu merepotkan? Aku menyuruhnya memijat bahuku, tetapi ia malah berakhir tidur dan menggunakanku sebagai bantalnya.

Consort of A Thousand Faces 1 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang