Harum berjalan menuju taman belakang sekolah saat jam istirahat pertama berbunyi. Sebenarnya dirinya jarang datang ke sini karena biasanya di sini dijadikan tempat para pasangan yang ingin menikmati kebersamaan mereka.
Tapi Harum harus datang ke tempat itu karena tadi ia mendapat pesan dari teman sekelasnya bahwa Risha meminta Harum menemuinya sendiri. Sepertinya Harum harus melatih hatinya sebelum itu, karena tentu saja Langga pasti mengikuti kemana kekasihnya pergi.
Tetapi ia dibuat heran saat melihat suasana taman ini sangat sepi, bahkan Harum hanya melihat punggung seorang gadis yang sedang berdiri membelakanginya.
Harum kembali memastikan keadaan sekitar. Apa ini ia tidak salah liat? Bahkan bayangan Langga sekalipun tak ia temukan.
"Risha?"
Gadis yang dipanggil itu menoleh tersenyum manis saat melihat Harum sudah datang. Lalu setelahnya Risha kembali menatap hamparan rumput hijau di depan. "Harum. Terimah kasih ya hadiah yang kalian kasih. Kebetulan aku suka banget sama cardigannya."
Harum yang mendengar itu bernapas lega. Memang benar Risha sangat mulia, dia selalu menghargai pemberian dari siapa pun. "Aku lega banget kalo kamu suka. Padahal itu cuma buatan tangan sendiri."
"Waw kamu hebat ya," ucap Risha bahkan tatapannya berubah menjadi sendu, Harum bisa melihat itu.
"Oh iya aku juga terimah kasih banget buat kejutan kemarin, aku sampe kaget."
"Kejutan?" tanya Harum spontan dengan kebingungan yang melanda. "Perasaan aku gak pernah ngasi kamu kejutan...."
"Ada hubungan apa kamu sama Alang?"
Apa ini Harum tak salah dengar? Apa benar Risha baru saja bertanya tentang hal yang tak pernah Harum pikirkan?
Suara Risha kembali terdengar bahkan terdengar lebih dalam, "Aku tanya sekali lagi. Ada hubungan apa kalian berdua di belakangku?"
Badan Harum menegang, bahkan lidahnya menjadi kelu. Tiba-tiba pikirannya menjadi kosong. Sungguh ini sesuatu yang sangat mendadak, bahkan baru saja kemarin ia mengakui perasaannya sudah menjadi risiko sebesar ini.
"Ri-Risha a-aku__"
Risha langsung menghadap Harum sambil memegang kedua lengan gadis itu dengan erat, "Aku minta kamu jujur Rum! Kasih tau apa saja yang kalian lalui. Plisss."
Harum menunduk bahkan ia tak kuasa saat melihat tatapan pasrah dari Risha, situasi ini membuat Harum seakan menjadi pemeran jahat orang ketiga dalam hubungan gadis yang sangat baik kepadanya.
"A-aku akan cerita."
Dengan perasaan khawatirnya, Harum terpaksa menceritakan kejadian awal dari pertama kali bertemu Langga sampai dengan perjanjian yang Langga buat untuk dirinya. Terkecuali masalah tentang Via dan perasaannya tak akan ia ungkapkan.
Sedangkan Risha yang diam mendengarkan, air matanya sudah berurai sejak tadi. Harum ikut merasa sakit, dia hanya menyelamatkan perasaannya agar tak terlalu jatuh lebih dalam, bukankah dengan mengatakan ini bisa membuat Langga kembali menjauh dan melupakannya.
"Ma-maaf Risha, saat itu situasinya benar-benar membuat aku gak bisa memilih. Tapi kamu harus yakin Langga gak serius dengan ini semua, aku bisa lihat dia masih sayang bahkan cinta sama kamu," kata Harum lirih.
Risha kembali mengusap air matanya. "Nggak ini bukan salah kamu. Mungkin karena aku terlalu sibuk dengan duniaku, sampai jarang ada waktu sama Alang."
"Harum? Kamu gak kebawa perasaan kan?"
Harum membeku, kenapa harus pertanyaan ini. Membuatnya diberi pilihan yang sangat sulit, ingin sekali Harum berkata tidak tapi kenapa bibir ini sulit untuk mengeluarkan satu kata pun.
"Harum?"
"Risha--"
"Aku minta kamu jangan bilang hal ini sama Langga ya, aku juga gak akan bilang apapun. Anggap saja aku gak pernah tahu. Aku juga ingin memperbaiki hubungan dengan Langga. Karena aku tahu dia hanya butuh seseorang, seberapa jauh dia mencari di luar aku yakin dia tau akhir tujuannya cuma aku. Mungkin dia memang butuh pelarian."
Setelah mengatakan itu Risha berbalik pergi tanpa kata pamit satu pun.
Sedangkan Harum sudah jatuh meluruh karena tiba-tiba rasa sakit menggerogoti hatinya. Ia tak ingin menangis, tapi air matanya terus saja meluncur. Tak ingin pilu hatinya terdengar, Harum menutup mulutnya dengan tubuh bergetar.
Ia tahu di sini ia tidak ada apa-apanya, mungkin julukan orang ketiga terlalu tinggi. Karena Langga sendiri tak punya perasaan yang sama dengan Harum. Tapi hatinya juga sakit saat semuanya menganggap Harum hanya pelarian sesaat, ini juga bukan kemauan Harum. Kenapa dia harus menaruh pada hati yang salah.
*****
Nah udah ketahuan deh sama Risha, apa ini akan berkahir begitu saja?
Tentu saja tidak masih banyak permasalahan yang tokoh hadapi, jadi di tunggu saja:)
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH RASA (TAMAT)
Teen Fiction"Gue bakal sering dateng kesini, dan lo harus menerima gue dengan tangan terbuka. Anggap aja ini pelarian gue saat gue gak bisa sama dia,saat dia lagi sibuk dan saat gue lagi bosen. Itu syarat dari gue,dan gak bisa ditoleransi dengan apapun." "Jang...