20. Ada yang Hilang

576 18 0
                                    

Sebelum membaca ada baiknya menekan tombol vote di bawah hehehe:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum membaca ada baiknya menekan tombol vote di bawah hehehe:)

Langga berhenti sebentar di minimarket untuk membeli beberapa cemilan dan es krim. Tentunya bukan untuk dirinya sendiri, semuanya adalah makanan kesukaan bocah kecil dengan senyum manisnya. 

Sudah lama ia tak berkunjung bertemu dengan Via, atau ia merindukan Ami dari gadis kecil itu? Langga menggelengkan kepalanya menjauhkan pikiran yang tidak mungkin terjadi.

Setelah keluar dari minimarket dengan kantong plastik di tangannya, laki-laki itu mendongak melihat langit sore yang terlihat mendung. Segera ia melangkah menuju motornya agar tidak kehujanan di jalan. 

Setelah memarkirkan motornya di halaman rumah Harum, Langga segera melangkah sambil menatap kembali langit yang terlihat lebih gelap. Pria itu langsung mengetuk pintu tiga kali, tak sadar bahkan hanya seperti ini saja membuat hati Langga senang.

Tak berapa lama pintu itu terbuka menampilkan seorang gadis dengan balutan baju terusan sederhana. Baru saja Langga akan masuk seperti biasa saat jalannya langsung dihalangi oleh Harum. 

Bahkan ia tak sadar sejak tadi ekspersi Harum berubah menjadi dingin.

"Jangan masuk!" dengan berani Harum menatap tajam pria di depannya.

Langga masih tak paham dengan situasi yang mendadak berubah seperti ini, "Maksud lo?Jangan bercanda."

"Jangan datang ke sini lagi! Sudah cukup permainan kamu.''

Langga terkekeh kecil mendengar ucapan Harum, "Lo bicara apa Harum! Gue mau ketemu Via!"

Harum sendiri sedikit gemetar dengan situasi ini, tapi bagaimana lagi. Jika dirinya tidak bertindak tegas, mau sampai kapan Harum akan merasakan rasa sakit. 

"Aku tekankan sekali lagi, permainan kamu udah berakhir sudah cukup kamu datang kesini dengan pelarianmu. Via juga tidak butuh kamu, dia punya banyak orang yang masih sayang sama dia."

Langga menahan kekesalan dengan mengepal kedua tangannya erat.

"Aku capek harus nyambut kamu setiap kamu dateng ke rumah aku dengan seenaknya. Emang aku siapa kamu Ha? Aku juga capek selalu nurutin perintah kamu. Jangan jadi pria brengsek Alangga Pritampurana! Mau sampai kamu nyembunyiin hal ini dari Risha. Aku berani mengungkapkan semua sama Risha gak peduli saat itu kamu mengelak, yang penting aku udah buat kepercayaan dia goyah."

Brakk!!!

Dengan sekali tarikan Langga memojokkan Harum ke dinding. Pria itu sudah tak kuat menahan emosinya, matanya memerah menatap tajam gadis yang masih berani menatapnya balik saat ini. 

Bahkan karena suasana tegang itu tak membuat mereka menyadari bahwa sejak tadi hujan mulai turun.

"Jaga bicara lo? Emang lo siapa bisa ngatur gue? Lo mau gue aduin tentang hal sebelumnya ke Bu Ira," desis Langga.

SALAH RASA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang