Anak Tante dan Ayah kamu.
Anak Tante dan Ayah kamu.
Anak Tante dan Ayah kamu.
Kalimat itu terus terngiang membuat Harum melepas paksa genggaman mereka. Tante Vara semakin kalut dengan reaksi Harum, baru saja ia ingin menggapai lagi Harum sudah menggeser duduknya menjauh.
"Ha-harum Tante mohon, dengerin penjelasan Tante. Kami gak sengaja melakukannya." Wanita itu terus memohon pada putri sahabatnya.
Harum sendiri masih diam, gadis itu terkekeh sinis sebelum akhirnya menutupi wajah dengan kedua tangan. Isakan kecil kembali terdengar membuat wanita di sampingnya ikut merasa sakit mendengarnya.
Luka apalagi ini, tak cukupkah masalah sebelumnya sekarang masalah lain mengikuti. Apalagi tentang fakta Ayahnya, Harum mengira kehadiran Tante Vara bisa mengobati lukanya tetapi yang ada goresan luka semakin dalam.
Menyakitkan, sesuatu yang ditutupi selama bertahun-tahun dan baru mengetahui dari orang lain.
"Hiks...Kenapa? Hiks...kenapa harus se-karang?" suara Harum teredam, Tante Vara hanya bisa diam menunduk dengan rasa bersalah semakin dalam.
Harum merasa bodoh bagaimana ia baru sadar nama lengkap Via mengambil nama dari Ayahnya, ternyata kenyaatan benar saat dulu banyak orang yang beranggapan dirinya dan Via mirip seperti memiliki hubungan darah.
Beberapa menit terlewati dengan keadaan seperti itu, sampai akhirnya Harum menurunkan kedua tangan dengan isakan yang mulai mereda.
Gadis itu dengan tatapan kosongnya berucap, "A-aku sudah benar-benar lemah, pada-hal baru aja aku merasa tenang. Tapi...sepertinya tak pernah ada kebahagiaan dalam hidup Harum. Cerita saja Tan... Ceritakan semua. Harum sudah terbiasa mendapat luka dalam setiap kata yang terucap."
Tante Vara mengelap air matanya pelan berakhir mengeluarkan hembusan napas lega.
"Awal kejadian karena kami tak sengaja bertemu di pesta pernikahan teman, Tante Vara datang sendiri karena Tante baru saja mengalami perceraian dengan mantan suami. Begitupun dengan Ayah kamu dia datang sendiri karena Amora ibu kamu masih di rumah sakit. Awalnya kami hanya sekedar berbincang biasa sampai merambat pada permasalahan masing-masing.
Keadaan kami sama-sama diberi ujian berat, Tante Vara masih tak terima saat itu mantan suami tante memilih perempuan lain. Sedangkan Ayah kamu sangat merasa terpukul karena Amora divonis penyakit yang parah. Kami kalut sampai tak sadar kami minum banyak dan berdampak pada keadaan kami yang sudah mulai memburuk. Sama-sama terbawa suasana kami pergi ke hotel dan....." Tante Vara tak melanjutkannya ucapannya karena takut membuat Harum semakin kalut.
Tetapi yang ada, gadis itu hanya diam dengan tatapan yang sama hanya saja kedua tangannya seakan terlihat mencengkram pakaiannya sendiri.
"La-lanjutkan,"pungkas Harum.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH RASA (TAMAT)
Teen Fiction"Gue bakal sering dateng kesini, dan lo harus menerima gue dengan tangan terbuka. Anggap aja ini pelarian gue saat gue gak bisa sama dia,saat dia lagi sibuk dan saat gue lagi bosen. Itu syarat dari gue,dan gak bisa ditoleransi dengan apapun." "Jang...