Oh iya kalo kalian vote aku bakal update cerita ini setiap hari, bintang di ujung sudah menanti 🤗
“Harum aku duluan ya,abang udah sampe.”
“Oke hati-hati Derin.”
Harum melihat Derin yang sudah menjauh dari gerbang sekolah,ia tersenyum kecil saat tak sengaja bertemu pandang dengan abang sahabatnya.
Terkadang ia iri Derin sangat beruntung memiliki abang yang sangat baik dan perhatian.
Tapi setiap kelebihan selalu ada kelemahan di belakangnya,Derin memang tak absen perhatian dari kakak laki-lakinya tapi kedua bersaudara itu harus saling menguatkan saat hanya hidup bertiga dengan ibunya tanpa adanya orang tua laki-laki.
Harum menghela nafas kecil,baru saja ia melangkahkan kakinya saat melihat dari jauh sebuah mobil akan melewati gerbang, ia mundur untuk memberi jalan.
Saat melewatinya tiba-tiba kaca mobil mewah itu terbuka,menampakkan wajah manis seorang gadis.
“Harum, aku duluan ya.”
Harum tertegun,ia tak salah mendengar gadis itu menyapanya. Dengan gugup ia tersenyum kecil sambil membalas lambaian tangan itu.
Entah mengapa Harum merasa senang, baru pertama ini ada seseorang yang jauh kasta dengannya mau menyapanya.
Risha memang berbeda selain cantik,dan baik,ternyata dia tidak pernah membeda-bedakan siapa pun,pantas saja Langga sang pangeran sekolah terpikat dengannya.
Harum berbalik lagi hanya ingin melihat mobil itu yang tidak terlalu jauh dari pandangannya.
Sepertinya dirinya menyesal melakukan itu,karena ini membuatnya bertemu pandang dengan tatapan elang yang seakan ingin membunuhnya lewat kaca spion samping kemudi.
Harum langsung mengalihkan pandangan,entah mengapa dirinya merasa sangat terintimidasi. Kenapa ia merasa pacar Harum tak menyukai dirinya,apa Harum pernah berbuat salah?
“Huft,Aneh.”
Harum segera berlari saat melihat angkot yang selalu ia tumpangi akan berjalan.
“Pak,Tunggu!”
🌻🌻🌻
Harum melihat jam di handhpone yang tidak terlalu mewah ditangannya,angka menunjukkan hampir jam 3 sore.
“Assalamualaikum,Bu Ira?” Seru gadis itu di depan sebuah rumah yang pintunya tertutup rapat.
Ia bergerak gelisah kenapa tidak ada yang menjawab?apa mereka keluar? Sudah berkali-kali ia mengetuk pintu tetap tidak ada sahutan.
“Apa aku telfon aja ya?”
Baru saja tangannya akan menggulir layar handphonenya sebelum sebuah suara favoritnya terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH RASA (TAMAT)
Teen Fiction"Gue bakal sering dateng kesini, dan lo harus menerima gue dengan tangan terbuka. Anggap aja ini pelarian gue saat gue gak bisa sama dia,saat dia lagi sibuk dan saat gue lagi bosen. Itu syarat dari gue,dan gak bisa ditoleransi dengan apapun." "Jang...