43. Kembalinya Kenangan

307 10 0
                                    

Harum duduk gelisah, ia tak bisa beralasan kembali pulang saat mobil sudah memasuki pekarangan rumah yang sangat luas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harum duduk gelisah, ia tak bisa beralasan kembali pulang saat mobil sudah memasuki pekarangan rumah yang sangat luas.

"Kamu tunggu sebentar ya di sini, bibi bentar lagi bawa minuman buat kamu. Tante mau salin sebentar."

Harum hanya tersenyum paksa setelahnya Tante Rani sudah hilang dari pandangannya.

Harum semkain dibuat takut, bahkan detak jantungnya semakin kencang saat memasuki rumah bak istana ini. Harum berharap, Semoga saja dirinya tak bertemu orang itu dalam keadaan seperti ini.

Suara lengkah kaki terdengar membuat tubuh Harum membeku.

"Ini tamu Nyonya Rani ya? Ini neng minumannya dinikmati."

Langsung saja hembusan napas lega terdengar lirih dari Harum, gadis itu terssenyum manis pada wanita paruh baya yang sudah berumur tapi terlihat masih sehat. "Terimah kasih Bu."

"Iya neng sama-sama, maaf sebelumnya ya neng, neng sekilas mirip mbak Risha ya pacarnya anak Nyonya."

Kedua kalinya.

Sudah dua kali ia mendapat pernyataan seperi itu, apa semirip itu?

"Saya Harum Bu," balas Harum agar tidak terjadi kesalah pahaman.

"Iya neng Harum, saya permisi dulu ya. Dinikmati minumannya." Sang wanita paruh baya sudah kembali pergi meninggalkan Harum sendiri.

Gadis itu melihat secangkir teh hangat di depannya, mungkin minum sedikit membuat frekuensi jantungnya mereda.

"Mama!"

Suara berat dari arah belakang Harum membuat pergerakannya berhenti.

"Mana sih Mama?"

Langga terdiam saat melihat seseorang di sofa ruang tamu duduk membelakanginya. Langkahnya mendekat ia merasa mengenal sosok itu bahkan hanya dari belakang.

Karena rasa penasaran Langga mempercepat langkahnya, ia berhenti mendadak saat melihat jelas dari arah samping gadis itu. "Lo!?"

Sedangkan Harum sudah pasrah sejak tadi, rasanya tubuhnya tak bisa bergerak hanya untuk kabur.

"Langga?" Suara Tante Rani terdengar bersamaan dengan langkahnya yang sedang menuruni tangga.

Langga masih diam, ia dibuat terkejut saat melihat kedatangan Harum di rumahya.

"Eh iya Mama bawa seseorang, tadi dia udah tolongin Mama dua kali jadi Mama bawa kesini. Katanya dia satu sekolah loh sama kamu,kamu kenal kan?"

Langga tak menjawab ia menatap Harum yang masih duduk menunduk di tempatnya, rasanya rindu yang tak bisa tersalurkan tapi tak bisa mengalahkan gengsinya.

"Kalian saling kenal ya?" tuduh Mama Langga itu.

Harum pun mendongak dan menggeleng tegas, "Nggak Tan! Ka-kami beda kelas, i-iya jadi gak kenal kok Tan." Mendengar itu membuat Langga diam-diam menatap tak terima pada Harum, ia bersedekap dada di tempat.

SALAH RASA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang