Sebelum membaca jangan lupa tanda bintangnya readers yang bijak🤗Terimah kasih.
Minggu pagi,setelah semua urusan rumah dan urusan Via selesai Harum kembali disibukkan dengan pekerjaan lainnya.Mungkin anak sepantaran Harum akan memilih hari ini untuk sekedar refresing bersama teman dengan berjalan-jalan atau berolahraga bersama.
Tapi tidak dengan Harum,ia masih punya tanggungan lain di kehidupannya,alhasil dia ingin bisa menghasilkan sesuatu setidaknya untuk kebutuhannya sekarang maupun nanti.
Menjahit adalah hobinya sejak kecil,melihat almarhumah neneknya menjahit Harum kecil selalu penasaran dan bertanya-tanya apapun soal menjahit.
Mungkin ini sudah takdirnya berkat kelihaiannya dalam menjahit,setidaknya dapat membantu perekonomiannya sekaligus mengembangkan kemampuannya lebih dalam.
Rumah yang saat ini di tempati Harum merupakan peninggalan neneknya sekaligus barang-barang yang ada di dalamnya,bahkan mesin jahit yang masih menggunakan tenaga manual masih bisa dipakai sampai sekarang oleh Harum.
Kebetulan yang pas sekali Bu Ira tetangga Harum juga merupakan seorang penjahit. Bu ira sudah bisa menjahit baju-baju unntuk pelanggan kecil-kecilannya,meskipun usaha Bu ira tidak besar seperti butik yang lain.
Karena itulah Harum sudah menjadi pegawai Bu Ira,terkadang pesanan baju yang lumayan banyak Harum akan membawa separuh ke rumahnya untuk dikerjakan saat ada waktu luang seperti ini. Terkadang juga Harum akan membantu langsung ke rumah Bu Ira.
“Harum?”suara wanita paruh baya itu,menghentikan pergerakan Harum yang akan bersiap membuka mesin jahitnya.
Bu Ira masuk dengan Via digendongannya,bocah itu memang pintar jika melihatnya Aminya sedang sibuk, Via akan memilih bermain sendiri terkadang berkunjung ke rumah Bu Ira.
“Eh iya Bu Ira?”
“Kamu mau jahit ya. Jahit di rumah Bu Ira aja ya,sekalian Bu Ira minta tolong jagain rumah Bu Ira dulu. Takutnya nanti ada orang yang dateng ambil pesanan bajunya.Soalnya yang pesen ini kebetulan orang besar.”
Harum mengernyit heran sambil membereskan barang-barang yang ingin dibawanya.
“Orang besar?”
“Iya sebenarnya Ibu juga kaget. Seminggu lalu ada Ibu-ibu cantik banget bajunya juga modis,dia katanya pengen ngejahit baju di sini buat pesta ulang tahunnya besok malem.”
“Sebelumnya Bu Ira udah kenal?”
“Nggak waktu Ibu tanya kok pengin jahit disini. Dia bilang waktu itu pernah liat daster rumah tangganya yang kebetulan jahit di Ibu juga,ternyata ARTnya itu Bu Agus yang bulan lalu dateng minta daster dari kain-kain perca yang gak dipakai. Nah ternyata dia tertarik sama desainnya.”
Mereka berbicara sambil berjalan menuju rumah Bu Ira, “Nanti gaunnya ada di paper bag atas meja seperti biasa ya Harum. Biar Via Ibu bawa ya,Ibu mau nyetok kain lagi.”
Harum mengangguk mengerti,gadis itu sudah berada di depan rumah Bu ira.
“Oh iya atas nama siapa Bu?”
“Namanya Ibu Rani,jangan lupa ya.”
“Ami,Ami.liat Via abis buat kupu-kupu.”
Harum langsung mengalihkan pandangannya,Via menyodorkan kertas yang masih belum sempurna bentuknya tapi ia tahu kalau bocah itu ingin membuat kupu-kupu. Pantas saja sejak tadi Via tidak berbicara,ternyata gadis kecil itu terlalu fokus dengan mainannya.
“Via kamu ikut Uti Ira jangan nakal ya.”
Via mengangguk-anggukan kepala kecilnya berkali-kali, “Okesiap,Via gak nakal kok nanti.”
“Ayo salam dulu sama Aminya,Via pergi dulu Ami.”
Via langsung menuruti perintah Uti Ira, “Assalamualakum Ami,Via pegi dadaa.”
🌻🌻🌻
Langga : Sha?Kamu dimana sekarang? Mau jalan?
Risha : Yahh Alang aku pengen banget. Tapi tiba-tiba tadi grup band aku ngajak latihan lagi.Gimana Alang?
Langga : Oh okey. Kamu latihan aja. Nanti Zeka ada di sana kan?
Risha : Iya dia ada. Kamu gak marah kan? Maaf ya nanti lain hari kita jalan-jalan berdua.
Langga : Gak apa-apa Risha. Kamu hati-hati ya di jalan.
Risha : Terimah kasih Alangku…makin sayang deh sama kamu.
Langga tersenyum kecil melihat percakpannya di handphonenya dengan Risha.
Risha memang sangat berbakat,selain,aktif,dan cantik ternyata Risha merupakan penyanyi di sekolahnya yang memiliki suara yang lembut. Dia bersama band satu sekolahnya bahkan terkadang di undang di acara luar sekolah.
Meskipun di hati kecilnya Langga tidak terlalu suka,Risha menjadi terlalu sibuk akan dunianya sampai melupakan kesehatannya sendiri.
Tapi bagaimana lagi,itu sudah menjadi hobi sang gadis sejak kecil mau tak mau Langga harus tetap mendukung. Lagipula di grup itu ada salah satu sahabatnya Zeka.
Ya, Zeka juga bergabung dengan grub band terkenal itu sebagi pemain drum. Jangan ditanya lagi kelihaiannya memainkan alat musik yang satu itu,bahkan Zeka bisa membuat beberapa kaum hawa terpikat.
“Alangga?Anak Mama yang ganteng?”
Langga menoleh saat pintu kamarnya dibuka langsung oleh sang wanita tercinta.
“Eh tumben kamu gak keluar sama Risha?”
“Risha lagi latihan.”
Mama Langga langsung beroh ria,wanita itu langsung menghampiri anaknya yang sedang duduk santai di sofa kamarnya, “Pantes pagi-pagi udah cemberut,gak ketemu sama pacar sehari gini ya.”
Langga mendengus kasar, “Mama mau apa?”
Wanita yang melahirkan Langga itu terkekeh geli,melihat anaknya yang cepat peka, “Hehehe kamu tau aja. Ekhmm! Kan besok pesta ulang tahun Mama.Mama udah desain gaun sendiri di penjahit,Mama boleh minta tolong ambilkan sekarang sayang?Mama kirim alamatnya.”
Langga tak menjawab,tapi ia langsung mengambil kunci mobilnya di nakas.
“Ish anak mama rajin banget sih. Makasih sayang.”
“Warna baju Mama apa?” Langga bertanya sebelum membuka kenop pintu kamarnya.
“Warna Navy kain katun. Kebetulan Kainnya mama beli sendiri di luar kota.”
🌻🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH RASA (TAMAT)
Fiksi Remaja"Gue bakal sering dateng kesini, dan lo harus menerima gue dengan tangan terbuka. Anggap aja ini pelarian gue saat gue gak bisa sama dia,saat dia lagi sibuk dan saat gue lagi bosen. Itu syarat dari gue,dan gak bisa ditoleransi dengan apapun." "Jang...