38. Takut Melepaskan

305 12 0
                                    

Senin sore yang dilakukan seorang gadis remaja masih sibuk dengan mesin jahitnya dengan kain yang ia sulap menjadi sepasang baju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senin sore yang dilakukan seorang gadis remaja masih sibuk dengan mesin jahitnya dengan kain yang ia sulap menjadi sepasang baju.

Harum, setelah sepulang sekolah yang melelahkan dirinya mengambil beberapa pesanan baju dari rumah Bu Ira yang belum terselesaikan. Seperti biasa hal ini dilakukan sendiri di rumah Harum, ia juga baru saja selesai memasakkan makan malam nanti.

Via, yang di lakukan gadis kecil itu hanya menemani Aminya menjahit duduk di samping Harum tetapi sibuk dengan mainan di tangannya.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan pintu dari luar membuat Harum berhenti memasukkan benang ke dalam lubang jarum, "Via Ami minta tolong bukain ya. Ami nanggung banget nih."

"Siap Ami," balas segera Via, bocah itu dengan terburu-buru menuju pintu utama dan membukanya.

"Kak Alan!" Teriakan Via membuat Harum terdiam.

Pasalnya sejak di sekolah tadi Harum tak pernah sekalipun berpapasan dengan pria itu, tapi Harum sadar bukankah memang mereka berdua sepakat untuk tak saling mengenal dilingkungan itu.

Tapi entah mengapa mendengar kedatangan Langga datang membuatnya gugup apalagi mengingat foto yang ditunjukkan Raden di malam itu hatinya terasa diremas.

"Ami!"

Harum tersentak kaget ia menoleh melihat di sana Via berdiri digandeng dengan Langga yang menatapnya entah apa arti tatapan itu.

"Oh-Iya, ka-kalian main dulu aja. Ami masih mau nyelesain ini sebentar."

Via dengan senang hati menyeret laki-laki bertubuh tinggi ke tempat tadi dirinya bermain. "Kak Alan, kemarin minggu kok gak ke sini sih. Kan Via jadi sepi."

Langga tersenyum kecil melihat wajah menggemaskan Via yang cemberut, "Maaf ya Kakak lagi sibuk."

"Apalagi Abang Via juga udah pergi," ungkap Via dengan wajah sedih. Mendengar itu membuat Langga menjadi penasaran, ia tahu siapa Abang yang dimaksud tapi untuk alasan apa dia pergi?

"Emang dia pergi kemana?" tanya Langga.

"Kata Ami, Abang Radennya pergi belajar lagi di luar kota."

Tiba-tiba saja perasaan Langga menjadi lega, entah terlihat jahat atau bagaimana yang jelas Langga tidak suka dengan laki-laki yang sangat dekat dengan Harum. "Bagus, biar dia fokus sama belajarnya. Gak ganggu orang," kalimat terakhir Langga sengaja ia kecilkan.

Sedangkan Harum sejak tadi berusaha fokus dengan pekerjannya, entah mengapa dirnya menjadi sangat sulit memasukkan benang pada lubang jarum, padahal biasanya sekali coba pasti berhasil.

Susah banget ,Ya Allah.

"Via?" panggil Langga yang membuat bocah itu menengok seakan bertanya sesuatu. "Bisa Kakak minta tolong ambilkan minum, kamu bisa kan?"

SALAH RASA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang