23. Hal Tersembunyi

367 12 0
                                    

Saat itu Zeka sedang menikmati kesendiriannya di sebuah café di sore hari dengan secangkir kopi di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat itu Zeka sedang menikmati kesendiriannya di sebuah café di sore hari dengan secangkir kopi di depannya. Laki-laki itu menatap jendela yang menampilkan pemandangan luar. 

Tak lama terdengar suara kursi bergeser di belakangnya, ia tak menengok mungkin pengujung lain yang datang.

"Mama mau pesen apa?" Pergerakan Zeka berhenti saat mendengar suara yang sangat ia kenal.

Itu Risha? Batinnya.

Tak lama terdengar suara lain, "Samain aja deh sama kamu."

Zeka masih diam di tempat saat sang waiters baru saja beranjak dari meja Risha.

"Wah kita udah lama ya gak jalan berdua gini."

"Iya Ma. Risha juga seneng banget bisa hangout berdua bareng Mama?"

"Oh iya gimana hubungan kamu sama Langga?" Mereka berdua berbicara dengan lancar seakan tidak ada yang mendengarkan mereka.

"Baik kok Ma, Langga makin perhatian."

"Ishh iya dong dia pewaris keluarga Purana, pasti selalu disayang. Kamu beruntung banget bisa dapetin dia. Mama juga gak nyangka bakal gini, yang penting jangan bilang apapun sama Langga. Ternyata gelang kaki yang Papamu beli bawa keberuntungan. Bisa pas lagi namanya. "

Zeka mengenyit heran di tempatnya. Apa maksud semua itu?

"Aku nerima Langga karena aku juga sayang sama dia Ma. Tapi Ma? Apa nanti Langga gak bakal tahu sendiri, kalo orang yang sebenarnya dateng?"

"Gak mungkin, kamu punya satu-satunya barang yang diyakini dia kalo kamu itu cinta pertamanya."

Zeka memejamkan matanya kuat, meskipun ia belum mengetahui masalah secara keseluruhan. Intinya ia paham bahwa Risha bukan orang yang sebenarnya Langga cari.

"Ini tuh bisa buat bisnis Papamu naik. Eh bentar dulu Mama mau ke toilet." Suara kursi berderit terdengar di telinga Zeka, saat itu juga ia berbalik badan. 

Sedangkan Risha langsung menegang saat melihat di depannya sepasang mata tajam menatapnya. Gadis itu gemetar, apa selama ini pembicaraannya dengan Mama terdengar oleh Zeka. "Ze-Zeka?"

*****

Tata Surya : Eh Zek lo bener gak bisa ikut kumpul tar lagi..

Zeka : Gak bisa. Gue ada ketemu sama temen lama

Tata Suurya : hilih timin limi bicit.

Zeka : -_-

Tata Surya : Dahlah gue off aja.

Zeka : Terserah

Setelah mengirim pesan terakhir kepada Surya, Zeka mengalihkan atensinya pada gadis di depan yang masih diam menunduk. 

SALAH RASA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang