"Hai, Alan. Semoga kabar kamu baik-baik aja ya, saat kamu dengerin ini aku pasti udah pergi."
Tangan Langga tak sadar mengepal erat mendengar kalimat pertama itu, helaan napas terdengar dari suara Harum sampai akhirnya kembali berbicara.
"Sebelumnya aku mau bilang sesuatu sama kamu, seharusnya aku langsung bilang sama kamu waktu itu tapi kayaknya takdir gak pernah beri aku kesempatan. Kok aku bisa bodoh ya, gak mengenali kamu Alan. Alan, anak laki-laki yang menangis sendirian karena tersesat di tengah pepohonan. Tapi tak lama seorang bocah perempuan datang mencoba membujuk Alan dan membawanya ke tempat yang aman.
Setelahnya anak laki-laki itu mau dan mereka menuju sebuah rumah sederhana, di sana semua memperlakukan Alan dengan baik meskipun di awal Alan terlihat sangat takut. Tapi tak membutuhkan waktu lama, Alan dan bocah perempuan itu menjadi sangat dekat bahkan mereka selalu bersama setiap waktu. Sampai akhirnya tiba keluarga Alan datang untuk membawanya pulang, si bocah perempuan terlihat sangat sedih karena tak mau kehilangan teman barunya.
Tapi kesedihan itu menghilang saat wanita yang melahirkan Alan memberikan kenang-kenangan yang sangat indah dan cantik, sebuah gelang kaki. Tak hanya itu bahkan Alan pernah bilang bahwa sang bocah perempuan harus menunggunya dan janji akan bertemu suatu saat nanti. Pertemuan singkat selama tiga hari lalu keduanya berpisah dalam kurun waktu yang lama.
Asal kamu tahu bahwa sang bocah perempuan itu selalu memegang janjinya dan sangat menjaga kenang-kenangan itu. Tapi semua berubah begitu saja, maaf aku sangat minta maaf gak bisa jaga satu-satunya barang berharga itu. Dengan terpaksa aku merelakan gelang kakinya pada orang lain.
Alan, sepertinya aku gak perlu mengatakan sebenarnya setelah kamu mendengar kisah ini pasti kamu akan menyadari dengan sendirinya. Aku juga gak tau kenapa takdir mempermainkan hidupku dan kamu, aku tahu mengapa kamu melihat orang lain sebagai cinta pertama kamu. Aku terima, mungkin mereka juga mempermainkan perasaan kamu. Ini bukan salah ku juga bukan salah kamu,ini bukan salah kita Alan.
Alan aku juga mau bilang sesuatu, bukan aku yang menyuruh seseorang menculik Risha, sungguh terbesit pikiran seperti itu saja aku gak pernah. Aku harap kali ini kamu bakal percaya. Maaf aku pergi tanpa berpamitan, yang pasti aku pergi bukan karena yang terjadi pada kita tapi ada hal lain yang gak bisa aku ungkapkan. Pastinya bolehkan aku minta sesuatu?
Jika kamu sudah mencintai orang lain kamu boleh melanggarnya jika tidak ada aku harap kamu menuruti permintaanku. Aku hanya meminta kepada kamu Alan untuk menunggu aku sebagai Harum Putri Gerisha kembali bersama, entah sampai kapan yang pasti kita akan kembali bertemu, aku janji. Terimah kasih untuk semua kenangan yang kamu berikan."
Suara berdurasi beberapa menit itu sudah habis. Langga lunglai, laki-laki itu terduduk bersandar sambi mengadahkan kepalanya seakan berusaha menahan sesuatu yang keluar.
Langga baru tersadar akan semuanya setelah ia pergi, mengapa ia begitu bodoh sampai tak mengenali siapa Harum sebenarnya.
Bagaimana gadis itu mampu memikat Langga saat pertama bertemu bahkan saat Langga masih menjalani hubungan dengan Risha.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH RASA (TAMAT)
Teen Fiction"Gue bakal sering dateng kesini, dan lo harus menerima gue dengan tangan terbuka. Anggap aja ini pelarian gue saat gue gak bisa sama dia,saat dia lagi sibuk dan saat gue lagi bosen. Itu syarat dari gue,dan gak bisa ditoleransi dengan apapun." "Jang...