Sudah seminggu hubungan mereka berjalan di belakang Risha, dan selama itu pula semua berjalan seperti biasa. Langga sudah benar-benar profesional memerankan pria brengsek yang memiliki dua wanita.
Hubungannya dengan Risha sangat baik, sampai-sampai Risha tak curiga sedikit pun. Tidak ada yang tahu, Langga selalu bertandang ke rumah Harum setiap sore dan bermain dengan Via.
Apalagi di sekolah, jika ada waktu luang ataupun Risha sedang sibuk dengan bandnya, Langga selalu meminta bertemu dengan Harum di tempat biasa, seperti saat ini. Keduanya duduk saling berdampingan di rooftop sekolah tempat favorit mereka.
Dengan telaten Langga mengajari Harum pelajaran kimia, apalagi Harum memang tidak terlalu menyukai pelajaran itu. Hal ini merupakan permintaan Langga sendiri saat tak sengaja melihat nilai ulangan Kimia Harum masih kurang.
"Lo cari dulu molnya urea sama air."
Harum mengernyit heran, "Tapi ini kan rumusnya ada."
"Tapi ini yang ditanyakan mol. Lo tahu rumus mol apa?"
Gadis itu berusaha mengingat sesuatu tetapi ia gagal, ia pun berniat melihat kembali catatannya. Melihat itu Langga langsung menyela, "Kalo lo lihat catatan terus, kapan taunya. Rumus mol itu massa dibagi Mr setelah itu baru lo taruh di rumus yang terakhir."
Harum meringis, ia menulis sesuai apa yang dikatan Langga dibukunya.
Melihat interaksi keduanya sungguh sangat berbeda, sudah tidak ada lagi kecanggungan mereka benar-benar merasa nyaman dengan keadaan seperti ini.
Langga menarik sudut bibirnya saat melihat ekspresi serius Harum yang berusaha memecahkan sesuatu.
Tiba-tiba sekelebat angin datang membuat beberapa helai rambut menghalangi mata Harum. Otomatis Langga langsung mendekat, tangannya berusaha menyingkirkan rambut yang mengganggu Harum dengan hati-hati. Sedangkan Harum langsung tertegun, bahkan angka-angka di otaknya hilang seketika.
Mata keduanya bertemu dengan jarak yang sangat dekat, mereka sama-sama menyelami netra satu sama lain. Dengan menelan ludah susah payah Langga mengusap pipi lembut gadis di depannya, yang membuat Harum semakin dibuat tak bernapas.
"HARUM!"
Teriakan keras itu membuat keduanya terkejut, mereka langsung menoleh ke asal suara.
Saat itu juga jantung Harum berdebar kencang sampai menjatuhkan bolpoin di tangannya, ia tak menyangka di sana berdiri seorang gadis dengan wajah terkejut pucat pasi.
"De-derin."
*****
Derin masih mondar-mandir tak jelas sejak tadi sambil menggigiti kukunya, ternyata kecurigaannya sangat diluar dugaan. Ia heran kenapa akhir-akhir ini Harum sering kali keluar saat istirahat dengan alasan ingin bertemu teman di kelas lain, lagipula sejak kapan Harum senang bertamu ke kelas-kelas.
Karena tadi waktu yang tepat, Derin memilih diam-diam mengikuti Harum dan berakhir melihat semua interaksi temannya dengan sang most wanted sekolah. Bahkan tadi Derin sengaja berteriak agar mereka berdua tak kelepasan, apa jadinya jika tadi Derin tidak datang.
Sedangkan Harum yang duduk di taman belakang sekolah hanya menunduk tak berani menatap Derin, ia takut Derin akan menilainya buruk dan membencinya setelah mengetahui semuanya.
Yah, Harum memilih bercerita dari kedatangan Langga di hidupnya sampai akhirnya mereka memilih kembali bersama.
Gadis berkacamata itu langsung duduk di samping Harum. "Rum kamu tahu yang kamu lakuin ini salah?" perkataan lembut Derin membuat Harum menunduk dengan rasa bersalahnya.
"I-iya aku tahu, tapi dia bilang ingin membuka hatinya buat aku."
Derin segera membingkai lembut wajah Harum agar melihat kepadanya, "Apa kamu mencintai Langga?" Anggukan kecil Harum membuat gadis berkcamata itu mengehela napas kasar.
"Harum, aku gak akan menghakimi kamu karena aku gak pernah di posisi ini. Tapi aku takut Harum, aku takut nantinya kamu bakal tersakiti bagaimana pun hubungan kalian masih abu-abu."
Mata Harum berkaca-kaca, "Kamu gak benci aku Derin?"
Derin mengernyit heran, "Buat apa aku benci kamu? Aku tahu ini bukan salah kamu sepenuhnya, mungkin takdir yang mempertemukan kalian di waktu yang salah. Aku khawatir Harum, mereka bakal berpikiran buruk tentang kamu."
Saat itu juga pelukan erat Harum berikan pada Derin bersama aliran mata yang turun. "Ma-makasih karena kamu masih ada buat aku."
Derin membalas pelukan sahabatnya, bagaimana Harum sekalipun Derin tahu gadis itu tak akan berbuat salah jika bukan karena alasan yang kuat. Derin bisa melihat sendiri cinta tulus Harum kepada Langga, laki-laki yang sudah memilki kekasih.
"Jangan dipendam sendiri lagi, apa gunanya aku buat kamu? Cerita Harum,setelah ini apa yang kamu rasakan harus kamu ungkapkan."
*****
Satu orang sudah tahu hubungan Harum dan Langga,
Akankah ada orang lain lagi yang akan tahu?
Kita lihat saja nanti, Btw readers yang baik votenya ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH RASA (TAMAT)
Teen Fiction"Gue bakal sering dateng kesini, dan lo harus menerima gue dengan tangan terbuka. Anggap aja ini pelarian gue saat gue gak bisa sama dia,saat dia lagi sibuk dan saat gue lagi bosen. Itu syarat dari gue,dan gak bisa ditoleransi dengan apapun." "Jang...