Dor! Dor! Dor!
"Mama!"
"Ma!" Ketukan pintu terdengar sangat kasar dengan panggilan sang putri yang tak sabar. Pintu itu terbuka menampilkan wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik meskipun hanya memakai terusan baju tidur berbahan satin.
"Risha?Kamu kenapa?" Wanita itu terihat khawatir melihat anaknya seperti ketakutan akan sesuatu, ia menuntun Risha memasuki kamarnya setelahnya menutup pintu.
Dengan tangan gemetar Risha duduk di ranjang kedua orang tuanya, sang Mama mengikuti di belakang.
"Hey! Sayang? Kamu kenapa? Mimpi buruk?"
Risha menggeleng keras dengan mata terlihat gelisah, "A-aku takut Ma."
Mama Risha berusaha menenangkan anaknya dengan mengusap kepalanya pelan, "Kamu takut kenapa? Coba Risha ceritakan perlahan."
"Di-dia datang...dia masih ada."
Kernyitan jelas di dahi sang Mama, "Dia?Dia siapa Risha?"
"Dia cinta pertama Alang! Ternyata selama ini ada di sekitar kita,hikss.." Risha menutup wajahnya dengan kedua tangan isakan kecil terdegar jelas.
Sedangkan Mamanya masih diam tak percaya, ia tahu bagaiamana kisah percintaan anaknya dengan pewaris Purana itu dan dengan kelicikan dirinya juga mampu mengelabui keluarga Langga dengan mengakui Risha sebagai seseorang yang dicari Langga selama ini.
"Kamu bohong kan?Apa maksud kamu ada di sekitar kita?!"
Dengan hati-hati Risha menceritakan semua yang ia temukan dan kecocokan seseorang dengan gadis sebenarnya yang pernah bertemu dengan Langga di masa kecilnya.
Mama Risha menghela napas berat, meskipun dari luar dirinya terlihat tenang tapi dalam hatinya terasa sangat gelisah bagaimanapun hubungan Risha dan juga Langga dapat memengaruhi bisnis suaminya.
"Risha sekarang Mama tanya? Apa Langga sudah tahu ini? Lalu apa gadis itu juga tahu sebenarnya siapa Langga?"
Risha menatap mamanya dengan gelengan kepala kecil, "Aku rasa salah satu dari mereka berdua tidak ada yang menyadari, aku juga tidak tau kenapa seperti itu. Karena jika baik Alang maupun gadis itu tau pasti mereka akan mengatakan yang sebanrnya kan?"
Mama Risha mengangguk kecil menyetujui pernyataan anaknya, "Kamu tenang dulu dan dengerin perkataan Mama."
Mama Risha menggenggam erat kedua tangan mungil itu, "Kamu diam jangan beritahukan ini pada siapapun. Kamu juga bersikap biasa saja jangan memikirkan dia akan merebut Langga dari kamu, yang harus kamu pikirkan adalah gimana caranya Langga menjauhi gadis itu dan kembali pada kamu."
Risha menatap kosong dengan posisi berbaring yang kaku, dirinya memikirkan perkataan Mamanya yang langsung dimengerti. Bagiamanapun ia harus membuat Langga perlahan-lahan menjauhi Harum dan memilih darinya meskipun itu menggunakan kelicikan.
Memang Harum cinta pertama Langga tapi dirinya yang mendapat pertama hati Langga.
Ceklek!
Suara pintu UKS terbuka dari luar membuat Harum kembali tersenyum ia yakin itu Langga, karena tadi setelah mengantarnya kesini Langga akan membawakannya teh hangat.
Korden tempat brankar yang Risha tempati terbuka, saat itu juga senyum gadis itu luntur dan langsung menegakkan badannya. Seorang pria berdiri dengan sebuah nampan di tangannya.
"Ke-kenapa lo yang kesini? Mana Alang?"
Pria tadi masih diam sambil menaruh benda di tangannya menuju nakas.
"Zeka?" panggil Risha.
Zeka menoleh duduk di ujung ranjang yang Risha tempati, "Langga tiba-tiba dipanggil wali kelasnya, gue yang nawarin nganter ini ke lo. Katanya lo pusing gimana udah mendingan?"
Risha menelan ludah susah payah mendengar perkataan lembut dari Zeka, ia tidak tahu apakah sampai saat ini perasaan Zeka masih sama. "U-udah mendingan kok."
Tiba-tiba suasana membuat Risha menjadi gugup.
"Syukurlah," balas Zeka.
Setelah itu tidak ada lagi perbincangan keduanya sampai keheningan menyelimuti selama beberapa menit. Risha dibuat tergagap saat tiba-tiba Zeka menggeser duduknya lebih dekat dengan Risha.
"Lo tahu perasaan gue masih sama sampai saat ini," ucap Zeka yang membuat Risha mengalihkan pandangan pada lainnya.
Dengan keberanian yang ada tangan Zeka mengelus lembut rambut Risha, "Lo itu cantik, pinter, lembut siapa sih yang gak mau sama cewek mendekati sempurna kayak lo. Lo pantes dapet yang lebih baik bukan?"
Risha menepis tangan Zeka, "Apa maksud lo? Langga itu terbaik buat gue."
Zeka menghela napas pelan, ia tak bisa memberitahukan bahwasanya kekasihnya saja bisa bermain api dibelakang Risha. Zeka takut Risha akan merasakan sakit hati yang begitu dalam.
Itu menurut Zeka, padahal Risha sendiri sudah tahu hubungan Langga dengan Harum sejak pertama kali.
"Rish, kita gak tau gimana sifat manusia sebenarnya. Gak semua yang lo liat baik ataupun buruk sesuai dengan fakta dibaliknya. Maaf, tapi kenyataannya lo memang bukan orang yang selama ini Langga cari. Gimana kalo Langga menemukan seseorang yang sebenarnya?"
Risha menatap tajam Zeka, kata-kata laki-laki itu semakin membuatnya takut sekaligus tak terima. "Apa maksud lo dengan seseorang yang sebenarnya?" Risha takut jika Zeka juga mengetahui siapa sebenarnya Harum.
"Rish, memang sekarang belum waktunya, tapi pastinya gak akan bertahan lama. Semuanya akan terungkap jika takdir yang memainkannya bukan?" kata Zeka, laki-laki itu berusaha menyadarkan Risha perlahan-lahan.
Tapi semua itu tak bisa berjalan sesuai ekspektasinya saat melihat Risha semakin emosi dan terus menolak. "Gue gak peduli! Gue mohon jangan ikut campur hubungan gue dengan apapun itu. Gue cuma mau Langga, dan gue gak akan bisa nerima lo Zeka."
Setelah mengatakan itu Risha menuruni brankar dan melangkah menjauh, bahkan ia tak peduli bahwa kepura-puraannya sakit diketahui.
Sedangkan Zeka hanya diam di tempat dengan hatinya yang merasa tak dihargai.
*****
Author : Zeka be like 'Mengapa masih ada.....sisa rasa di dada.....
Zeka : Apaan sih Thor kamu itu gak jelas
Author : Jangan sedih Zeka kamu itu kuatt okeyy
Zeka : Aku gak sedih kan ada kamu di sini
Author : -__- (Dalam hati salting gak jelas)
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH RASA (TAMAT)
Teen Fiction"Gue bakal sering dateng kesini, dan lo harus menerima gue dengan tangan terbuka. Anggap aja ini pelarian gue saat gue gak bisa sama dia,saat dia lagi sibuk dan saat gue lagi bosen. Itu syarat dari gue,dan gak bisa ditoleransi dengan apapun." "Jang...