22. Tak Terduga

368 11 0
                                    

Di malam yang dingin ini, tepatnya salah satu resto dan café yang sedang mengadakan pesta dalam rangka tiga tahun tempat itu berdiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di malam yang dingin ini, tepatnya salah satu resto dan café yang sedang mengadakan pesta dalam rangka tiga tahun tempat itu berdiri. Suasana sangat ramai apalagi mengusung tema outdoor dan bebas untuk siapa saja yang berkunjung. 

Lampu-lampu hias di setiap sisinya dengan beberapa meja kursi untuk para pengunjung. Panggung di depan diisi dengan Band yang akhir-akhir terkenal di kotanya, siapa lagi jika bukan kumpulan para remaja SMA ALAMANDA.

Risha dan kawan-kawannya saat ini sedang menampilkan lagu dari penyanyi berhijab Fatin dengan judul 'Dia Dia Dia'. Gadis itu sangat cantik dengan penampilan sederhananya dengan dress selutut, tak lupa suara lembutnya membuat para pendengar merasa candu.

Tak hanya itu, Zeka pada bagian drum tak luput dari pandangan para kaum hawa. 

Risha tersenyum di sela-sela nyanyiannya kepada pojok pengunjung. Hatinya senang saat melihat Langga datang dan menyaksikannya.

"Lang lo dilihat Risha lagi, cielah Risha nyanyinya dari hati banget buat lo deh kayaknya," kata Surya di samping Langga, pria itu juga datang karena ajakan teman-temannya. Bahkan ia sesekali ikut bernyanyi dengan suara serak-serak keringnya.

Sedangkan Langga hanya diam, matanya selalu menatap Risha sesekali juga membalas senyuman sang gadis. Tetapi tidak ada yang tau meskipun raga Langga berada di sini, hati dan pikiran tertuju pada yang lain. 

Tiba-tiba hatinya tak nyaman memikirkan siapa Langga juga tak tahu. Apalagi saat mengingat pemandangan pulang sekolah tadi membuat perasaan Langga menjadi risih.

Langga yang melihat Risha telah memasang sabuk pengamannya, langsung menghidupkan mesin mobilnya. Mobil itu akan keluar dari halaman sekolah mereka. Langga memelankan laju mobilnya karena di depannya masih ada mobil lain yang ingin keluar. 

Saat mengedarkan pandangan, matanya memicing melihat dua orang di dekat pos satpam.

Jelas saja itu adalah Harum, saat melihat lebih jelas siapa seorang pria bersepeda motor di dekat Harum Langga terdiam mengingat dia adalah tetangga Harum yang sok keren menurutnya. Sesekali Langga kembali melirik interkasi keduanya dari dalam mobil.

Harum tertawa sangat manis entah apa yang dibicarakan mereka berdua, sesekali Raden mengusap kepala Harum. 

Melihat itu tentu saja membuat Langga mendengus kasar, ia eratkan genggaman pada setir mobil. 

"Lang?" Langga menoleh, ia lupa masih ada Risha disampingnya.

"Gak jalan? Mobilnya di depan udah jalan tuh," tunjuk Risha ke depan.

"Oh iya." Segera lelaki itu kembali menginjak gas mobilnya dengan perasaan yang tiba-tiba dongkol seketika.

Riuh suara tepukan tangan membuyarkan lamunan Langga, ia menoleh mendapati Surya menyorak dengan heboh. "Wah emang bagus sih suaranya Risha, adem ayem," ucap Surya. 

Langga menghela napas pelan, sedikit tersenyum sambil ikut bertepuk tangan, padahal sejak tadi ia hanya melamun tak fokus dengan apa yang dilihat.


Sedangkan di belakang setelah menampilkan beberapa lagu mereka saling berterimah kasih dan memberi salam. "Wah Risha makin meningkat aja, selamat ya," ucap Darel sang pemegang bass.

"Ish gue gak bakal gini kalo gak ada kalian. Terbaik buat kita semua," ucap gadis itu dengan mengangkat kedua jempolnya. "Kita duluan ya Risha, mau ketemu temen-temen yang lain. Ayo Rel," kata Kamil sang pianis yang kebetulan satu kelas dengan Darel.

"Okey hati-hati."

Risha pun berbalik menuju ruang yang tadi di gunakan untuk persiapan. Gadis itu duduk di depan meja rias, mulai melepaskan satu-satu aksesoris di tubuhnya.

"Mau sampai kapan?" sebuah suara berat terdengar membuat Risha menghentikan aktivitasnya. 

"Mau sampai kapan lo bohongin Langga?"

Risha memejamkan matanya sebentar sebelum menghela napas kasar, "Jangan bahas ini sekarang."

"Menyembunyikan hal besar dari Langga gak baik."

"Zeka!" seru Risha langsung berbalik menatap seorang laki-laki yang menatapnya dalam. "Gue mohon, jangan bahas ini sekarang."

Zeka tak mendengar dia tetap pada pendiriannya, "Jangan sampai dia tahu sendiri ataupun dari orang lain. Itu bikin dia makin benci sama lo Risha."

"Itu urusan gue sendiri Zeka, kenapa lo terus menekan gue? Kenapa lo terus bersikap sok peduli dengan gue, setelah lo tau gue gak sebaik itu," tanya Risha sambil mendekati Zeka dengan berani.

Zeka ikut menatap Risha. "Karena gue sayang sama lo Risha," ucap lugas laki-laki itu dengan sekali tarikan napas.

"Dan lo juga tahu gue sayang siapa?" balas Risha menatap Zeka sendu.

Ya Zeka tahu gadis ini sangat menyayangi Langga. Tetapi apa mau dikata Zeka sudah memendam perasaan ini lama, tapi Langga dengan cepat mendapatkannya. Zeka mengalah karena Langga mengatakan bahwa Risha adalah cinta pertamanya.

Tetapi saat mengetahi suatu hal tentang Risha, entah mengapa membuat perasaan Zeka tumbuh kembali seakan menginginkan peluang lagi. 

"Jangan melakukan hal yang buat lo menyesal akhirnya." Setelah mengatakan itu Zeka berbalik pergi.

*****

Lah lah lah ada yang kaget? Gak ada ya

Kenapa Zeka? Ada apa dengan Zeka dan Risha?

Hemm patut dirucigai hahaha

Pokoknya kalian harus mengikuti tersu cerita ini, 

Don't forget to klick the stars, Thank you

Authornya sok inggris :v

Authornya sok inggris :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SALAH RASA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang