Biasanya setelah pulang sekolah Harum akan langsung menjemput Via di rumah Bu Ira. Karena sekarang keadaannya tak memungkinkan,Harum langsung saja mengarahkan Langga menuju rumahnya.
Untung saja saat melewati rumah Bu Ira tidak ada orang di luar,sepertinya Via sedang tidur atau bermain di dalam.
"Bentar gue ambil gaunnya." Setelah kepergian Harum Langga hanya duduk di sofa yang ada di ruang tamu.
Sebenarnya Langga sedikit merasa heran,saat memasuki rumah ini Harum membuka sendiri kunci rumahnya.
Apa gadis ini tinggal sendiri di rumah sederhana ini? Batinnya.Dari arah dalam Harum membawa sebuah paper bag yang langsung ia taruh kehadapan Langga. "Cek lagi,semoga desainnya sama apa yang nyokap lo mau."
Langsung saja Langga mengambilnya.
Lumayan.
Satu kata yang tak akan terucap oleh Langga saat melihat hasil gaun yang dijahit sendiri oleh gadis di hadapannya.
Desainnya sama meskipun ada beberapa tambahan lain tapi justru menambah kesan gaun itu jauh lebih indah. Bahkan jahitannya sangat rapi dan tak terlewatkan sedikitpun.
Langga merasa puas,ia tak menyangka gadis sebayanya mampu membuat gaun seindah ini.
Harum yang sejak tadi menunduk,menahan gugup takut respon Langga tak sesuai dengan kenginannya.
"Oke gue terima."
Mendengar itu membuat Harum sangat bernapas lega, terbayarkan usahanya begadang semalaman.
"Tapi masih ingat kan,lo gak akan bisa semudah ini tanpa gue." Langga berkata dengan dingin sambil menatap gadis yang semakin menunduk di depannya.
"A-apa syaratnya?" Mendengar itu membuat senyum miring Langga terbit.
Pria itu semakin mendekat ke arah Harum yang juga ikut memundurkan tubuhnya.
Tak sadar bahkan Harum sudah bersandar ketakutan di tembok dengan Langga yang berjarak sangat dekat dengannya.
"Menjauh," lirih Harum.
"Gak bisa," balas dingin Langga.
"Biar lo denger jelas apa syaratnya."
Dua orang itu masih dalam keheningan dengan pemikiran yang berbeda. Sebelum akhirnya suara berat itu menyuarakan pendapatnya.
"Lo gue anggap pelarian saat gue gak bisa sama dia,saat dia lagi sibuk atau saat gue lagi bosen. Gue bakal datang ke sini,dan tugas lo hanya menerima dengan tangan terbuka. Itu syaratnya."
Segera Harum menatap bingung pada pria di depannya. "Jangan bercanda?!"
Langga semakin menatap intens Harum,entah mengapa rasanya sangat berbeda saat menatap mata Risha.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH RASA (TAMAT)
Teen Fiction"Gue bakal sering dateng kesini, dan lo harus menerima gue dengan tangan terbuka. Anggap aja ini pelarian gue saat gue gak bisa sama dia,saat dia lagi sibuk dan saat gue lagi bosen. Itu syarat dari gue,dan gak bisa ditoleransi dengan apapun." "Jang...