Putra dari Purana dan Rina itu terlihat sangat kacau, ini sudah lewat tengah malam tapi kedua matanya tak bisa terpejam hanya untuk sesaat. Suasana dinginnya malam karena jendela di biarkan terbuka menemani pria yang sedang termenung itu.
Langga, laki-laki yang dikenal dingin, tegas, pintar selalu bisa memecahkan masalah apapun tiba-tiba menjadi lemah. Dirinya dibuat tak bisa berpikir tenang hanya karena masalah wanita dan perasaan.
Risha, cinta pertamanya gadis yang membuat Langga berjanji akan menyanyangi dan melindungi gadis itu. Bukankah Langga sudah lama mencari keberadaannya saat pertemuan dan perpisahan yang sangat singkat dulu.
Lalu takdir benar-benar mempertemukan mereka, Langga yakin gadis murid baru itu Risha yang ia cari karena gelang kaki yang sangat istimewa hanya diberikan kepada orang yang istimewa.
Hubungan mereka berjalan lancar apalagi keduanya sama-sama saling mencintai, tidak ada yang berani merusak hubungan mereka bahkan semua orang seakan mendukung Langga dan Risha bersatu.
Berjalannya waktu berlalu sampai bertemu dengan seorang gadis yang membuatnya merasa berbeda, entah mengapa melihat matanya saja membuat Langga seakan bisa membuatnya selalu kepikiran. Padahal mereka hampir tiga tahun di tempat yang sama, tak pernah Langga menemukan atau berpapasan dengan gadis itu.
Harum, dia hanya gadis biasa dengan senyum manis yang hanya beberapa orang bisa melihatnya. Apalagi rambut hitam panjangnya, benar-benar kesukaan Langga seperti Risha.
Yah Langga akui melihat Harum seakan melihat Risha didalamnya, keduanya hampir mirip dengan jiwa dan tubuh yang berbeda.
Sudah berulang kali Langga berusaha mengelak, tapi yang ada perasaan penasaran itu semakin kuat. Membuat seorang Langga membohongi gadis yang ia cintai, semakin berlanjut sampai nekat memiliki hubungan dengan Harum. Lalu mereka akan berakhir seperti apa?
Memirkan itu semua membuat Langga mengingat perkataan Risha di Café yang mereka datangi bersama tadi.
"Alang?Kamu tau kan aku pernah mengalami kecelakaan dulu sampai buat aku lupa ingatan masa kecilku."
Langga yang berada di seberang Risha menatap kekasihnya heran,"Iya aku tau."
Risha menunduk dalam, "Gimana kalo aku gak bisa ingat hal itu sampe kapan pun? Beberapa cerita atau kenangan yang kamu katakan masih belum sepenuhnya aku ingat. Tapi aku gak bohong kalo aku juga merasakan hal yang sama saat pertama kali lihat kamu, aku merasa pernah melihat kamu."
Langga segera menggenggam kedua tangan Risha diatas meja, "Rish, aku pernah bilang aku gak akan memaksa kamu untuk ingat semua. Perlahan-lahan Risha, sekalipun nanti kamu gak bisa ingat semuanya itu gak masalah buat aku."
Risha menjadi sedikit merasa bersalah melihat tatapan teduh Langga, ia membohongi kekasihnya dan mendapat karma Langga juga membohonginya mengenai gadis lain. Tapi keduanya sama-sama tak mau berpisah, dan itu tekad Risha ia akan membuat hubungan ini bertahan sampai akhir sekalipun harus menyingkirkan yang lain.
Maaf Alang.
"Aku juga mau tanya. Misalkan saja bukan aku orang yang kamu temui dulu, atau bukan aku cinta pertamu itu apa kamu akan tetap melihatku?"
Langga terdiam, bukankah Langga hanya menerima gadis yang merupakan cinta pertamnya. "Kenapa harus kamu menanyakan sesuatu yang gak bakal terjadi, itu semua sudah ada yang mengaturnya. Kamu itu Risha yang selama ini aku cari, dan aku yakin itu."
Risha tersenyum kecil, ia semakin yakin bahwa Harum bukan apa-apa untuk Langga yang hanya mencintai satu wanita dan itu adalah dirinya. Harum hanya gadis untuk dipermainkan oleh kekasihnya.
Bukankah laki-laki mempunyai dua wanita di hatinya, yang satu hanya untuk hiburan semata sedangkan yang satu untuk masa depannya.
"Jangan tinggalin aku ya Alang, apa pun yang terjadi." Mata Risha berkaca-kaca menatap Langga, ia juga takut suatu saat nanti jika Langga pergi meninggalkannya hanya karena dirinya bukan gadis yang ia cari.
Melihat itu membuat Langga segera pindah ke samping Risha membawanya kedalam dekapan tak peduli bahwasanya di tempat umum, "Kenapa kamu bilang gitu?" Dalam lubuk hati Langga merasa takut bahwa Risha mengetahui tentang Harum dan dirinya.
Risha semakin menenggelamkan kepalanya pada dada yang terasa hangat itu, "Nggak apa-apa mungkin ini karena mood aku turun jadi selalu berpikiran yang aneh-aneh."
Langga bernapas lega setidaknya bukan untuk sekarang, berikan dia waktu untuk mengetahui sebenarnya siapa yang ia butuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH RASA (TAMAT)
أدب المراهقين"Gue bakal sering dateng kesini, dan lo harus menerima gue dengan tangan terbuka. Anggap aja ini pelarian gue saat gue gak bisa sama dia,saat dia lagi sibuk dan saat gue lagi bosen. Itu syarat dari gue,dan gak bisa ditoleransi dengan apapun." "Jang...