"Hikss ya ampun Risha ka-kamu dimana nak?" Air mata itu terus mengalir membuat Langga di sampingnya ikut merasa sedih.
Tadi di perjalanan Langga berusaha menghubungi Risha namun yang ada ponsel kekasihnya itu tak aktif ,membuatnya semakin takut.
"Apa Tante sudah bilang sama Om?"
Mama Risha menggeleng tegas di sela tangisnya, "Jangan! Jangan hubungi dia sekarang, suami Tante baru sampai di bandara. Tante gak bisa bilang karena takut nanti dia kenapa-napa di sana."
Langga mengusap wajahnya kasar, meskipun dari luar terlihat tenang namun dalam hatinya menyimpan banya kekhawatiran.
Deringan ponsel memecahkan suasana kedua orang berbeda usia itu, Mama Risha terdiam, ia menjangkau ponselnya yang menyala di sofa. "No-nomer asing Lang," ucapnya terbata.
Langga ikut menghampiri, "Loudspeaker Tante sekarang!"
Mama Risha mengangguk dengan tangan gemetar ia geser tombol hijau itu. "Ha-halo?"
"Halo Nyonya, sedang mencari sesuatu ya?" Suara seorang pria dengan kekehan kecil menyambut.
Baik Langga maupun Mama Risha sama-sama terkejut, dengan cekatan Langga mengambil alih ponsel itu. "Siapa lo!"
"Waw?Sekarang siapa ini?Apa lo ada hubungan sama dia?"
"Gak usah berbelit-belit! Siapa lo!" bentak Langga.
"Hahaha santai anak muda, ini kebetulan gue nemu cewek cantik di depan gue. Cantik juga ya, bentar gue liat name tagnya Rishala Rai Anindya."
"Bang***."
Mama Risha semakin menangis deras, wanita itu terduduk lemah.
"Jangan berani lo sentuh tu cewek sesenti pun! Apa mau lo HA?"
"Gak akan gue sentuh setelah lo datang ke tempat yang gue kirim dengan membawa uang 50 juta."
Langga semakin dibuat emosi, ia tahu pasti para preman bajingan lah yang menculik Risha, dengan iming-iming uang.
"Gue tunggu!" Sambungan terputus sepihak dari ujung sana.
"Tante saya rasa bilang ini sama Om, atau kita telfon polisi diam-diam biar penjahatnya bisa ditangkap jera."
Mama Risha mendongak, "Jangan! Tante bilang jangan! Gimana kalo dia semakin me-melukai Risha karena kita bawa polisi. Di-dia pengen uang kan? Tenang tante ada kita ke sana Tante akan ambil uang itu."
Langga mendengus kasar melihat Mama Risha yang tak bisa dibujuk memilih masuk kamar dan keluar membawa sebuah tas besar yang sudah diketahui apa isinya.
*****
Mama Risha menelan ludah susah payah berdiri di depan gedung yang tak terpakai, wanita itu memegang erat tas besar di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH RASA (TAMAT)
Teen Fiction"Gue bakal sering dateng kesini, dan lo harus menerima gue dengan tangan terbuka. Anggap aja ini pelarian gue saat gue gak bisa sama dia,saat dia lagi sibuk dan saat gue lagi bosen. Itu syarat dari gue,dan gak bisa ditoleransi dengan apapun." "Jang...