"Papa?"
Risha menengok pada pintu ruang kerja Ayahnya yang sedikit terbuka, tak melihat di mana sosok Ayahnya hanya suara grusak-grusuk terdengar jelas.
Dengan hati-hati ia masuk karena membawa nampan dengan cangkir berisi teh, ini salah satu kebiasaannya sejak dulu saat Ayahnya selalu sibuk bekerja.
Risha mengernyit heran melihat banyak kertas berserakan di lantai, gadis itu menaruh pelan nampan pada meja kerja.
"Eh Risha? Udah dateng nih teh kesukaan Papa."
Risha beralih kepada asal suara, ternyata Ayahnya sedang berjongkok di depan laci almari berusaha mencari sesuatu.
"Papa cari apa? Sampe berantakan gini?" Risha mendekat sambil memunguti kertas-kertas yang berserakan.
"Papa car_Nah akhirnya ketemu juga." Pria itu terlihat sumringah dengan beberapa kertas dipegangnya entah apa isinya sehingga begitu sangat penting.
"Eh sayang? Biar nanti Papa panggil bibi aja, kamu jangan beresin itu."
"Udah biar Risha aja, lagian gimana Papa gak bingung kalo di berantakin kayak gini. Coba taruh sesuai keperluan," ungkap Risha dengan nada jengkelnya sambil terus mengambil kertas di lantai.
Papa Risha tersenyum, ia senang melihat anak satu-satunya selalu perhatian. Pria paruh baya itu segera mengecup kepala anaknya sambil berlalu ke meja kerjanya, "Makasih anak cantik Papa."
Lima menit kemudian pekerjaan mendadak Risha pun beres, gadis itu menghela napas lega. Tapi dirinya dibuat jengkel lagi saat melihat satu kertas yang tertinggal di pojok ruangan. Segera gadis itu mengambilnya, tak sengaja tulisan kertas yang tertera di sana terbaca.
'Pembuktian pembelian gelang kaki'
"Papa?"
Laki-laki yang masih sibuk dengan pekerjaannya pun hanya bergumam, "Hm?"
"Pa ini nota pembelian gelang kaki yang Risha pake kan?" Risha menyodorkan kertas panjang itu ke hadapan sang Ayah.
Ayah Risha mengalihkan pandangan."Ah Iya itu benar," ungkap sang Ayahnya kemudian kembali fokus dengan pekerjaannya.
Risha masih diam sambil melihat selembar kertas itu di tangannya, dirinya memang tahu bahwa Sang Ayah membeli gelang kaki yang dia pakai pada orang lain. Risha tentunya sangat suka, meskipun bekas tapi gelang kaki itu masih indah dan kebetulan yang pas terdapat hiasan abjad RA di gelangnya.
Gelang beruntung menurutnya, karena hal ini juga ia bertemu dan menjadi wanita pertama di kehidupan Langga, tiba-tiba rasa penasarannya muncul. "Pa? Emang kenapa Papa beli ini waktu itu?"
"Kebetulan waktu itu Papa bertemu teman Papa, dia bilang sedang mencari uang sedangkan Papa tidak bisa membantu karena saat itu bisnis Papa masih belum stabil. Tapi karena rasa kasihan saat dia menawarkan gelang itu, Papa pun membeli. Katanya itu punya putri satu-satunya," ujar Papa Risha.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH RASA (TAMAT)
Teen Fiction"Gue bakal sering dateng kesini, dan lo harus menerima gue dengan tangan terbuka. Anggap aja ini pelarian gue saat gue gak bisa sama dia,saat dia lagi sibuk dan saat gue lagi bosen. Itu syarat dari gue,dan gak bisa ditoleransi dengan apapun." "Jang...