"Derin Anastasya," seruan dari guru di depan membuat sang murid langsung berdiri. Derin menerima selembar kertas ulangannya yang telah dinilai.
"Gimana?" tanya Harum saat Derin sudah sampai di bangkunya.
"Ish ya ampun kok bisa aku teledor gini sih," gerutu Derin yang membuat Harum bingung padahal pelajaran Kimia adalah kesukaan sahabatnya itu. Harum pun menengok kertas ulangan Derin, dan seketika membulat saat nilai yang ia lihat di depan mata.
"Ha? 97 kamu bilang teledor?"
Derin terkekeh,"Hehehe kayaknya minggu lalu aku lupa sama beberapa rumusnya."
Harum menghela napas sabar dengan tingkah sahabatnya. Kalau dia ada di posisi Derin, mungkin Harum akan syukuran di rumahnya.
"Harum Putri Gerisha," panggil lagi saat giliran nama Harum disebut guru mata pelajaran Kimia itu. Harum pun langsung bangkit melangkah ke depan kelas.
"Gimana?" sekarang gantian Derin yang bertanya saat Harum sudah kembali.
"Aku bersyukur banget dapat nilai 88," kata Harum, memang dari semua pelajaran, Kimia bukan pelajaran yang disenanginya. Sejak dulu nilai Harum selalu rata-rata di pelajaran ini, setidaknya tak sampai remidi.
Kringgg!
"Okey anak-anak hasil ulangan kalian sudah Ibu bagi semua, mingggu depan yang dibawah KKM tetap harus ikut remidi. Sekarang kalian boleh istirahat." Sebagian siswa bernapas lega tetapi tak sedikit juga yang mengeluh karena akan mengikuti remidi minggu depan.
Untuk melupakan beban sejenak, para murid pun memilih keluar kelas untuk mengisi perut mereka. Tentu saja kecuali Derin dan Harum, mereka berdua sudah siapa dengan bekal masing-masing.
"Rum!" Harum menoleh saat salah satu temannya memanggil berada di ambang pintu.
"Dicariin Risha!"
Baik Derin dan Harum sama-sama menoleh, mereka seakan terkejut mendengar gadis cantik itu mencari keberadaan Harum. "Udah sana kamu samperin," saran Derin.
Harum pun bangkit, apa dirinya pernah melakukan kesalahan atau melupakan sesuatu. Di tengah langkahnya Harum tiba-tiba berhenti, ia teringat di mana ada Risha pasti ada pria itu. sebelum melangkah Harum menyiapkan jantung terlebih dahulu.
Risha tersenyum manis di ambang pintu sementara Langga di belakangnya menatap Harum dengan dingin.
"Ada apa__" belum kalimat Harum tuntas saat Risha menariknya menuju sudut koridor yang jauh dari keramaian. Sedangkan Langga hanya mengawasai dari jauh.
"Eh ini kenapa?"
"Hehehe maaf ya bikin kamu kaget. Bentar.." Risha mengeluarkan sesuatu dari saku roknya, sebuah kartu kecil dengan hiasan yang indah. "Nih buat kamu."
Harum semakin dibuat tak paham, "Buat apa?"
"Ini kartu undangan. Aku ngundang kamu ke pesta ulang tahun aku besok malam. Aku diam-diam gini, karena aku gak ngundang banyak orang. Cuma teman terdekat aja. "
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH RASA (TAMAT)
Teen Fiction"Gue bakal sering dateng kesini, dan lo harus menerima gue dengan tangan terbuka. Anggap aja ini pelarian gue saat gue gak bisa sama dia,saat dia lagi sibuk dan saat gue lagi bosen. Itu syarat dari gue,dan gak bisa ditoleransi dengan apapun." "Jang...