44. Memori Terindah

278 10 0
                                    

Ketukan pintu terdengar tak sabar, membuat dua orang dewasa dan kedua bocah yang tengah asik bermain tiba-tiba terdiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketukan pintu terdengar tak sabar, membuat dua orang dewasa dan kedua bocah yang tengah asik bermain tiba-tiba terdiam. "Biar Ayah yang buka," sang kepala keluarga bergegas menuju pintu utama rumahnya.

Sedangkan mereka bertiga memilih melanjutkan kegiatan sampai sebuah teriakan dengan tangisan muncul, "ANAKKU!" Seorang wanita cantik dengan aliran mata derasnya segera memeluk putra satu-satunya yang masih duduk terdiam.

Tak lama sang anak sadar akan kehadiran seseorang yang sangat dirindukannya,"Mama!" balasnya memeluk wanita yang melahirkannya ini.

"Kamu gapapa sayang?Hiks... maafin Mama ya nak." Wanita itu membingkai wajah anaknya yang berbinar bahagia. "Alan baik kok Ma."

Seorang pria ikut dalam kehangatan itu, mengusap sayang kepala anaknya. "Kamu memang anak Papa yang hebat."

Langga kecil mendongak melihat laki-laki yang sangat mirip dengannya,"Iya dong kan anak Papa." Ketiganya berpelukan hangat menciptakan suasana haru.

Dua keluarga dengan anak masing-masing ditengahnya tengah berkumpul dengan suasan yang hangat. "Saya gak tau harus bilang apa sampai sekarang, ini benar keajaiban dan keberuntungan. Anak saya bertemu dengan orang-orang yang baik. Kami gak tau mau membalasnya dengan apa," ungkap pria bernama Purana itu.

Sang kepala keluarga di lain pihak pun menyahuti, "Kami tak meminta apapun Bapak Ibu. Kami disini ikhlas malahan sangat senang dengan kehadiran anak seperti Alan bisa menjadi teman putri tunggal saya."

Sang istri pun ikut menyahuti, "Kami juga gak nyangka akan terjadi seperti ini, putri kami tiba-tiba saja pulang membawa teman baru ke rumahnya."

Mama Langga yang sejak tadi diam menatap haru pada gadis kecil yang terlihat sangat manis dimatanya, "Dia anak yang sangat baik, kalian beruntung memilikinya. Cantik dan manis semoga apa yang diinginkannya selalu tercapai." Doa dari wanita bernama Rani diaminkan oleh kedua orang itu.

"Maaf kami hanya memiliki ini sebagai gantinya," Purana menyodorkan amplop tebal berwarna coklat yang mereka bisa tebak isinya apa.

Sepasang suami istri di depannya terlihat tak suka, dengan segera sang istri membantah dan mengembalikan amplop itu. "Kami menolaknya Pak, maaf bukan bermaksud tidak sopan. Tapi kami benar-benar melakukannya dengan ikhlas dan tak pernah meminta apapun."

"Istri saya benar, sebaiknya kalian berikan hal ini kepada seseorang yang lebih membutuhkan. Doa kalian untuk putri kami saja itu susah cukup."

Mama Langga beralih pada anak perempuan di depannya, "Cantik sini dong Tante mau bicara."

Risha yang sejak tadi diam mendogak, gadis kecil itu melihat kedua oang tuanya yang mengangguk. Dengan langkah kecilnya berjalan menuju keluarga di depannya. Langga kecil terlihat senang di tempatnya ia ikut mendekat ke arah Mamanya.

SALAH RASA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang