30. Semakin Kalut

380 16 0
                                    

Harum keluar dari angkot dengan wajah berseri di pagi yang cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harum keluar dari angkot dengan wajah berseri di pagi yang cerah. Dirinya berjalan dengan perlahan menuju gerbang sekolah yang beberapa meter di depan sana. 

Entah mengapa saat ini hati Harum sangat bahagia, apalagi saat mengingat kejadian di taman kemarin bersama Langga. Rasanya pipi Harum kembali bersemu.

Tiba-tiba ada yang memegang bahunya dari belakang, sontak saja ia berbalik. Saat itu juga senyumnya luntur saat melihat orang di depannya. Orang dengan gangguan kejiwaan yang saat itu mengejar Harum, laki-laki itu tampak menunjuk wajah Harum yang sudah menegang.

"Kamu! Dia! Anak! Ayah!" 

Harum terdiam, entah mengapa ia tak bisa lari malah terus mendengar ocehan orang dengan gangguan kejiwaan itu. 

Tiba-tiba saja laki-laki itu tertawa keras, "Hahahha.....dia! Mati...sendiri....aku ditingal sendiri."

Harum tersentak, entah mengapa mendengarnya ia ikut merasakan bersedih, apa sebelumnya orang ini mempunyai masalah yang rumit sampai membuatnya berakhir seperti ini. Baru saja Harum akan menghampiri tapi malah laki-laki itu susah berlari duluan seakan ketakutan saat melihatnya.

Gadis itu hanya menghela napas pelan dan kembali melanjutkan langkahnya. Baru saja ia sampai di gerbang sekolah yang terbuka lebar bersamaan dengan suara klakson mobil di belakangnya. Otomatis Harum minggir untuk memberi jalan.

Tapi kakinya kaku tak bisa melanjutkan langkah lagi saat melihat siapa gerangan di dalam mobil dengan kaca mobil yang terbuka lebar. 

Itu Langga dan Risha. Saat melewati Harum, Risha hanya menatap Harum dingin dan kembali acuh menatap ke depan.

Bagaimana dengan Langga? Laki-laki itu bahkan tak menatap Harum sekalipun.

Sebenarnya Harum sudah biasa melihat pemandangan seperti ini, tapi tetap saja ulu hatinya seakan diremas. Baru saja kemarin ia merasakan kenangan indah bersama Langga, sekarang ia harus tertampar dengan kenyataan yang menyesakkan. 

Gadis itu berusaha tetap tersenyum dan melanjutkan langkah kecilnya dengan perasaan yang tak seriang tadi.

*****

Surya, Zeka, dan tentunya juga Langga sedang menikmati jam kosong di rooftop sekolah. Sedangkan Risha dia tidak ikut karena berada di kantor memenuhi panggilan guru. 

Seperti biasa suasana ketiganya selalu di isi ocehan Surya tapi ada yang berbeda jika biasanya Zeka selalu menanggapi pernyataan temannya tapi sekarang laki-laki itu hanya diam sejak sampai di tempat ini.

"Zek? Lo bisulan?" tanya frontal Surya.

Zeka menoleh dan menggelengkan kepalanya, "Gue gak siulan?Mana ada suara siulan?" 

Sontak Surya menjatuhkan rahangnya bahkan Langga ikut menatap Zeka heran. Dengan gerakan gesit Surya memeriksa telinga Zeka sampai membuat sang korban kegelian. "Apaansih Sur?"

SALAH RASA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang