41. Keputusan Mengambang

287 10 0
                                    

Langit malam yang ditaburi banyak bintang berkilau terlihat jelas dikedua netra tajam Langga, laki-laki itu menikmati suasana sekitar di balkon kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit malam yang ditaburi banyak bintang berkilau terlihat jelas dikedua netra tajam Langga, laki-laki itu menikmati suasana sekitar di balkon kamarnya.

Risha dan Harum, kedua nama itu tak pernah absen dari pikiran seorang Alangga Pritampurana.

Sejak peristiwa tadi siang yang melibatkan kedua wanita yang ada di hati Langga membuatnya semakin dilanda gelisah. Di satu sisi ia merasa bersalah pada Harum, jelas-jelas sikapnya tadi seperti tak ingin mendengarkan pembelaan gadis itu.

Langga ragu bahwa tadi Harum benar-benar mendorong Risha, tapi Risha juga tak mungkin berbohong. Risha masih kekasihnya dan wanita itu lah yang menurut Langga di prioritaskan.

"Hufft,gue yang dipermainkan perasaan? Atau hanya perasaan gue aja yang masih bimbang."

"Woy!"

Suara menggelegar itu membuat suasana hati Langga hancur seketika, ia memejamkan matanya erat menahan kekesalan saat melihat dua temannya sudah berada di samping tempat duduknya.

"Kalian gak bisa ketuk pintu dulu?!" geram sang tuan rumah dengan suara beratnya.

"Mau ketuk gimana? Kalo pintunya udah kebuka lebar," celetuk Surya seraya memperlihatkan cengirannya. Langga meringis sepertinya dirinya lupa menutup pintu kamar tadi.

Pertemanan mereka sangat unik, sehari bertengkar keesokannya sudah kembali baikan. Setelah kejadian di rooftop sekolah yang melibatkan kemarahan dari ketiganya tak membuat tali silaturahmi menjadi putus.

Zeka dan Surya kembali merecoki Langga meskipun sesekali mereka menyeletuk tentang hubungan Langga. Langga sendiri tidak masalah justru ia menerima, itulah yang membuatnya hanya berteman dekat dengan kedua orang itu karena mereka bisa menunjukkan sisi kedewasaannya masing-masing.

"Kok kalian bisa masuk? Emang siapa yang ngizinin," tanya Langga berusaha menerima tamu tak diundang ini.

"Nyokap lo di depan tadi," kali ini Zeka yang angkat bicara.

"Nyokap lo masih cantik ya Lang," sahut sang Surya itu yang membuat kedua temannya melirik aneh.

"Ini nih pikiran kalian pasti yang aneh-aneh kan?" Surya paham apa tatapan itu.

Zeka menoyor kepala temannya itu, "Mau lo ditonjok Om Purana?"

"Astaga apaan sih! Gue bilang cantik karena kebanyakan wanita umur segitu itu udah pada kendor. Makanya dicuci otaknya." Surya tak terima dirinya diiya-iyakan.

Langga hanya mendengus kasar memilih tak menyahuti, ya meskipun Langga memang tak pernah menyambut bercandaan mereka.

Surya dan Zeka diam-diam keduanya saling menatap penuh arti, serta sesekali menatap Langga. Surya memberi kode dengan mengangkat alisnya kepada Zeka. Zeka menggeleng kecil ia balas menujuk Surya diam-diam.

"Kalian kode-kodean kayak yang gue gak bisa liat aja."

Baik Zeka maupun Surya tiba-tiba kicep kepergok sang kapten.

"Lang kita mau tanya seusuatu." Surya pun memberanikan diri memulai,

"Ekhm!Gimana hubungan lo ama si ono?" Satu alis Langga terangkat menatap sang lawan bicara. "Eh maksud gue Harum, iya Harum," ralat Surya karena ia tahu dari ekspresi temannya yang tak suka saat nama Harum tak langsung disebut.

"Kenapa kalian tanya? Bukannya kalian gak akan mencampuri urusan gue?"

Mendengar itu membuat Zeka langsung menimpali, "Bukan gitu Lang, kita sebagai teman kan cuma mengingatkan. Mungkin ini cuma perasaan sementara lo buat Harum, lo sendiri masih belum memutuskan kan mana yang memang menetap di hati lo?"

Langga diam ia ragu apakah harus mengungkapkan sebenarnya kepada Zeka maupun Surya, helaan napasnya terdengar. "Gue sebenarnya juga masih bingung, sampai saat ini hati gue gak bisa menentukan. Takut, ragu saat gue harus meninggalkan salah satunya."

"Sekarang gini aja Lang, satu sekolah aja tahu gimana bucinnya lo ke Risha dari awal pacaran sampe gak pernah lirik cewek mana pun. Karena satu cewek benama Harum itu buat lo jadi oleng, nah lo cari tahu kenapa sih lo bisa berpaling segitunya sama dia. Lo juga harus meyakinkan apa perasaan lo ini real atau cuma sementara dan gak bertahan lama?"

Ucapan panjang lebar dari Surya membuat kedua temannya menatap tak percaya, pasalnya seorang Surya yang hanya tahu cengar-cengir saja bisa memberikan nasihat sebijak ini?

"Sur lo kemarin pulang lewat mana?" canda Zeka dengan pertanyaannya.

"Heh gini-gini gue banyak yang suka ya," bantah Surya langsung mencebikkan bibirnya.

Sedangakan Langga masih berusaha memahami kata-kata dari Surya yang sangat mengetuk hatinya untuk lebih terbuka.

*****

Maaf readers aku update sedikit-sedikit, karena kalian gak akan bingung di part selanjutnya.

Terimah kasih ya yang masih stay di kisah ini :)

Vote kalian sungguh sangat berharga, thanks 

Vote kalian sungguh sangat berharga, thanks 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SALAH RASA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang