‼️CERITA LENGKAP‼️
[AL FATIH SERIES 1]
Kisah ini tentang Kaila seorang gadis 19 tahun yang diam-diam mengagumi seorang Gus di pondoknya, tapi apa mau dikata jika sosok dia bukanlah jodohnya melainkan jodoh sahabatnya.
Lalu tak berselang lama ia men...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu minggu telah berlalu sejak kedatangan Kyai Ahmad dan Gus Wildan. Begitu pula Gus Reval juga sudah pulang dari Tarim satu minggu yang lalu berbarengan dengan Gus Wildan. Jadi bisa dikatakan jika kedatangan Kyai Ahmad sebenarnya adalah untuk mengantarkan Gus Reval pulang.
Ba'dha dhuhur keluarga ndalem tengah bersantai di ruang tamu. Termasuk Gus Wildan juga ikut didalamnya. Jadi ruang tamu ndalem itu didesain lesehan katanya biar enak kalo nerima banyak tamu tapi adakalanya akan diberi sofa juga.
Dengan Gus Abbad yang tidur di pangkuan Umi Fatimah. Dan para gus yang tengah perbincangan dengan Kyai Fajar, entahlah apa yang mereka bicarakan. Umi Fatimah mengelus lembut surai hitam milik Gus Abbad. Membuat Gus Abbad yang mulanya hanya memejamkan mata sejenak jadi terlena dan masuk ke alam mimpi.
Umi Fatimah terdiam sejenak, seolah tengah memikirkan sesuatu. Lalu menoleh ke arah Kyai Fajar yang duduk tepat di sebelah beliau.
"Abah!" panggil Umi Fatimah, yang otomatis membuat Kyai Fajar menoleh ke arah beliau berada.
"Ada apa Mi?" tanya Kyai Fajar.
"Sekarang tanggal berapa Bah? Kok Umi lupa ya?!"
Kyai Fajar menunduk sebentar untuk menyalakan ponsel dan melihat tanggal. Kemudian menoleh ke arah istrinya, "Hari ini tanggal 5. Emang kenapa?"
Umi Fatimah terjengit kaget hingga membuat Gus Abbad yang tidur di pangkuan beliau terbangun. "Astaghfirullahal'adzim Abah.... Besok Umi ada acara di pondoknya Mbak Sarah. Umi juga kebagian bawa jajanan buat besok. Duh bikin apa ya Bah?"
Semua yang ada di sana melongo karna ucapan Umi Fatimah yang sangat cepat itu. Bahkan Abbad sampai terduduk dari tidurannya.
Kyai Fajar mendekat ke arah Umi Fatimah dan mengelus lembut bahu kecil istrinya. "Kalem Mi kalem... " kekeh Kyai Fajar pelan.
Yang justru membuat Umi Fatimah melotot, "Yo ndak bisa kalem to Bah! Ini Umi belum buat apa-apa loh. Terus mau kalem gimana coba?!"
Semua langsung terdiam karena takut kena omelan Umi Fatimah. The power of emak-emak kalo udah ngomel tuh mendadak cosplay jadi macan betina.
"Emang ndak bisa pesen aja Mi?" usul Gus Fathan.
Umi Fatimah menoleh ke arah putra keduanya seraya menggeleng. Sebenarnya Umi Fatimah juga ingin pesan saja tapi waktu terlalu mepet jika besok harus mengambil jajan, sedangkan acaranya pagi. Tapi mau bikin pun juga bingung mau bikin apa.
"Ndak sempet kalo mau pesen. Soalnya jam 7 pagi harus sudah ke lokasi. Tapi Umi juga bingung mau bikin apa." curhat Umi Fatimah.
"Sek bentar Mi, seinget Wildan dulu tuh Kaila jago bikin jajan sama kue-kue gitu deh. Soalnya dia dulu sering bantuin ibuk sama uminya bikin gitu-gitu," celetuk Wildan tiba-tiba.