•|| JUK-5

45.5K 3.3K 58
                                    

✨ بسم اللّه الرّحمن الرّحيم✨

"Perbaiki hubunganmu dengan Allah SWT terlebih dahulu, agar kamu tidak menyesal di kemudian hari."

Sekarang ini Kaila dan Umi Fatimah masih berunding tentang kue apa yang ingin dibuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang ini Kaila dan Umi Fatimah masih berunding tentang kue apa yang ingin dibuat. Setelah beberapa saat akhirnya Kaila mencetuskan pendapatnya.

"Umi gimana kalo kita bikin bolu kukus pelangi aja? Nanti bisa kita gulung terus dipotong-potong biar jadi banyak. Insyaallah nanti bisa lebih cepat Umi," usul Kaila.

Umi Fatimah mengangguk, "Wah iya itu aja Kai! Tapi bahannya belanja dulu, soalnya lagi pas banget persediaan bahan kue Umi lagi habis."

"Ya udah, kalau gitu kita catat dulu aja Umi bahannya apa saja," balas Kaila.

Umi Fatimah menoleh ke arah Gus Fathan yang kebetulan sedang mencoret-coret kertas entah apa itu.

"Mas Fathan?!" panggil Umi Fatimah, yang sontak saja membuat Gus Fathan menoleh ke arah beliau. "Enggeh Umi?" balas Gus Fathan.

"Sini, Le! Umi mau minta kertas sama minjam pulpennya."

Tak mau berlama-lama Gus Fathan segera memberikan barang yang diminta uminya. Setelah kertas dan pulpen sudah berada di tangan Umi Fatimah, beliau segera memberikan pada Kaila. Semua bahan sudah selesai dicatat, tinggal membelinya saja.

"Niki Umi catatannya sampun," kata Kaila dengan mengangsurkan kertas ditangannya kepada Umi Fatimah.

Umi Fatimah mengangguk-angguk, "Ini kamu yang belanja ya, Nduk! Nanti biar dianterin Om kamu naik mobil. Soalnya nanti kalau naik motor bisa bolak-balik."

"Enggeh Umi. Ya udah, kalau gitu Kaila ijin ke kam—"

"Udah gak usah balik ke kamar Kai! Kita langsung berangkat aja," sela Wildan memotong perkataan Kaila.

Kaila mendengus kesal dan tak menggubris perkataan Om nyebelinnya itu. Mau ngehujat takut kualat soalnya kan tuaan Wildan, tapi bagaimana manapun Kaila juga ndak berani karena masih ada para gus, Kyai Fajar dan Umi Fatimah di sini.

"Umi, Kaila ijin ke kamar dulu nggeh? Mau ganti baju dulu sama mau nanyain temen-temen siapa tau mau nitip sesuatu," ijin Kaila.

Umi Fatimah tersenyum tipis dan mengangguk, "Ya udah, sana gih."

Kaila balas tersenyum, "Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Kemudian Kaila segera berlalu dari sana dan berlari agar segera sampai kamarnya.

×××

"Lah? Kok kamu udah ke sini lagi Kai?" tanya Nina heran saat melihat Kaila kembali dengan nafas ngos-ngosan karna habis berlari. Karena jarak ndalem dengan kamar Kaila memang lumayan agak jauh.

Jodoh Untuk Kaila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang