•|| JUK-22

41K 3.3K 116
                                    

"Cinta itu seperti angin, tidak terlihat namun bisa di rasakan."

JODOH UNTUK KAILA

.
.
.

Sampai part ini ada yang mau disampaikan mungkin?

Aku menerima banget kritik dan saran kalian loh and makasih ya buat kalian yang udah meluangkan waktu untuk baca cerita yang menurutku ngawur ini😭😭

Jujur gak nyangka ternyata banyak yang suka😭 Makasih banyak dan jangan lupa kesehatannya dijaga, 5 waktunya juga dijaga sama sholawatnya juga jangan pernah ditinggal loh ya😊

Happy Reading ❤️

Untuk terakhir kalinya Kaila dan Umi Alma melepaskan pelukan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk terakhir kalinya Kaila dan Umi Alma melepaskan pelukan mereka.

"Udah ya Mi, Kaila berangkat dulu?" pamitnya pada sang ibu.

Dengan mata memerah yang bahkan isinya saja siap meluncur lagi kapan pun, Umi Alma mengeluarkan suara yang mengejutkan banyak orang.

"Kamu boyong aja ya, Nduk?"

"Eh eh yo ndak bisa to, Kaila sekarang kan udah jadi santri abadi di pondok Al Ikhlas jadi ndak bisa boyong ya!" serobot Umi Fatimah saat mendengar penuturan besannya itu.

"Than, itu istrimu cepet bawa masuk ke mobil!" titah Kyai Faisal karena khawatir jika perkataan istrinya itu semakin ngawur.

Fathan tersenyum dan mengangguk, "Nggeh, Bah."

Dengan lembut Fathan menarik tangan Kaila dan tentunya Kaila yang terkejut, pada awalnya sampai ingin menyentak tangan Gus Fathan.

"Lupa kalau sudah punya suami, hmm?" bisik Gus Fathan lirih.

Kaila melotot dan dengan cepat tersenyum manis ala pepsodent, "Hehehe... Maaf ya ayang, dedek tadi lupa."

"Hahaha... Kamu gemesin banget sih!" Gus Fathan mengacak lembut pucuk kepala Kaila yang saat ini tertutup kerudung segiempat jumbo.

"Wes wes... Bucinnya dilanjut nanti aja!" interupsi Kyai Faisal yang otomatis menghentikan kegiatan pasangan baru kita. Karena sebenarnya dari awal aktivitas yang dilakukan oleh keduanya sudah menjadi fokus semua orang yang ada di sana.

"Ya udah yuk, kita masuk ke mobil." Gus Fathan kembali menggenggam lembut tangan Kaila yang terlihat kecil di matanya, namun sangat pas saat ia genggam.

Kaila mengangguk dan keduanya segera berjalan menuju mobil Gus Reval berada. Iya untuk pulang ke Blitar, keduanya akan berada di mobil yang sama dengan Gus Reval dan Zahra. Sedangkan Kyai Fajar, Umi Fatimah dan Gus Abbad berada dalam satu mobil bersama dengan satu santri yang sudah biasa menjadi sopir keluarga ndalem.

Jodoh Untuk Kaila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang