•|| JUK-57

14.8K 1.6K 51
                                    


"Pernikahan itu bukanlah finish, melainkan sebuah gerbang awal menuju ujian-ujian yang akan menaikkan derajatmu, Dek."

AZKAILA MAHIDA

.
.
.

Suara ayam berkokok sudah bersenandung ria di penjuru pondok pesantren Al Ikhlas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara ayam berkokok sudah bersenandung ria di penjuru pondok pesantren Al Ikhlas. Di sebuah kamar bernuansa navy dengan kombinasi warna putih itu terdapat seorang wanita hamil yang masih terlelap dengan begitu nyamannya. Sedangkan di tempat lain atau lebih tepatnya di sebuah kamar bernuansa kartun anak-anak kembar berkepala plontos terdapat seorang ayah dan anak lelakinya yang juga masih tertidur dengan begitu lelapnya.

"Eungh..." suara lenguhan panjang menggema di seisi kamar dan tak lama setelahnya mata-mata dengan bulu mata lentik nan lebat itu juga mulai terbuka. Sebelum benar-benar beranjak dari tempat pembaringannya, Kaila mulai mengangkat tangannya untuk berdo'a sejenak.

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَحْيَانَا بَعْدَمَآ اَمَاتَنَا وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ

Artinya : Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada-Nya aku dibangkitkan.

Karena saat dalam keadaan tertidur itu sebenarnya kita tengah melakukan simulasi mati. Jadi sudah sepantasnya juga kita untuk berterima kasih dan bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah membangun kita lagi. Agar bisa beraktivitas kembali untuk esok hari dan semoga di saat itu ketaatan masih menyertai kita.

Setelah itu barulah Kaila beranjak dari tempat tidurnya dan melihat jam sebentar sebelum benar-benar masuk ke dalam kamar mandi.

"Udah jam 3 ternyata. Sholat tahajud dulu deh kalau gitu," monolognya dan segera berjalan ke arah kamar mandi untuk menuntaskan hajatnya.

Selang 15 menitan, pintu kamar mandi kembali terbuka dan keluarlah Kaila dengan keadaan yang jauh lebih segar dari sebelumnya. Tak ingin mengulur waktu lebih lama lagi, ibu hamil itu mulai berjalan ke arah tempat penyimpanan peralatan sholatnya dan mengambil mukena miliknya di sana.

Kemudian ia gelarlah sajadah berwarna coklat miliknya dan Kaila pun segera menunaikan sholat tahajud. Setelah menyelesaikan ibadah sholatnya, Kaila pun lantas melipat sajadahnya dan beranjak untuk keluar dari kamar.

Masih dengan mukena terusan yang melekat di tubuhnya. Kaila terus mengedarkan pandangannya ke sepenjuru rumah seperti tengah mencari sesuatu tapi entah apa itu.

"Semalem perasaan tidur di sofa depan kamar deh, terus sekarang kemana?" monolognya sendiri dengan kaki yang terus melangkah dan tangan yang sesekali mengelus perut buncitnya.

Hingga tak terasa dan tanpa sadar, Kaila sudah berdiri tegak di depan pintu kamar sang putra kecilnya. Tanpa merasakan kecurigaan apa pun, Kaila mulai menggerakkan tangannya guna membuka pintu dengan stiker upin ipin yang tertempel di depan pintunya. Kaila saja sampai heran sendiri, kenapa bisa putranya itu sangat menggilai si kartun botak kembar ini.

Jodoh Untuk Kaila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang