•|| JUK-65

14.9K 1.5K 125
                                    

"Cinta dan obsesi itu nampak serupa tapi tak sama. Sedangkan yang kamu rasakan ke saya hanyalah obsesi semata."

- Ahmad Fathan Zhafran -
.
.
.

- Ahmad Fathan Zhafran -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FLASHBACK ON!

10 TAHUN YANG LALU

"MAS FATHAN! TUNGGUIN AKU DONG...," suara teriakan keras menggema di sepenjuru koridor SMP Pemuda Bangsa 1.

Hal itu tentu saja mengundang banyak sekali pasang mata untuk sekadar menyaksikan kelakuan si biang onar, siapa lagi kalau bukan Laura Sivanne. Seorang siswi kelas 7 yang sudah terkenal seantero sekolah jika dia menyukai salah satu kakak kelasnya yang bernama Fathan, siswa teladan yang saat ini duduk di kelas 9A.

Fathan sendiri selain menjadi siswa teladan dengan kepintaran yang sudah tidak diragukan lagi. Fakta lainnya dia adalah anak dari seorang Kyai besar di Blitar dan seringkali dipanggil dengan sebutan Gus. Di lain itu sifatnya yang tegas dan tak tersentuh itulah yang membuat banyak kaum perempuan penasaran dan berlomba untuk mendekatinya, terutama Laura. Siswi kelas 7D yang bahkan dari awal MOS sudah sangat gencar mendekati seorang Fathan, meskipun ujungnya selalu ditolak mentah-mentah.

"Than ada cewekmu tuh!" goda salah seorang teman Gus Fathan yang bernama Cakra. Sedangkan yang digoda justru tetap memfokuskan diri dengan buku bacaannya. Kelas 9A memang baru saja mendapatkan materi di lab komputer dan gedung lab komputer sendiri bersebelahan dengan kelas 7D, kelas Laura.

"Gak punya cewek, Haram!" ketus Gus Fathan dan itu membuat teman-temannya yang berjalan beriringan hanya menganggukkan kepalanya kecil dan ada juga yang bergidik ngeri. Mereka semua tahu, bagaimana sosok Fathan yang sangat menjaga diri dari kaum hawa.

"Cuman kamu tok loh Han, yang gak punya pacar. Terus nanti mau nikah sama siapa kalo ndak pernah pacaran? Itung-itung simulasi berumahtangga gitu loh," celetuk Dio salah satu teman sekelas Gus Fathan. Firman teman Gus Fathan yang lain bahkan sampai menyikut lengan Dio saking gregetnya dia.

Pasalnya raut wajah Gus Fathan tiba-tiba berubah jauh lebih dingin dari biasanya. "Emang keuntungan pacaran buat saya apa Di?" tanya Gus Fathan dingin. Dio yang diberikan pertanyaan sedemikian rupa hanya bisa menelan ludah saking gugupnya, mungkin.

"M-makin sholeh. Ah ah iya makin sholeh, Than. Ya kan nanti tiap sholat sama ibadah yang lain bakal ada yang ngingetin, ya kan Fir?" balas Dio setengah gugup karena tatapan mata Gus Fathan yang mengarah dingin kepadanya. Firman yang disenggol Dio untuk dimintai pertolongan pun bahkan hanya menggendikan bahu seolah tak mau ikut-ikutan.

"Oh iya? Hanya sekadar itu? Terus fungsi adzan selama ini buat apa, kalau bukan buat ngingetin kita sholat? Dan lagi ibadah yang selama ini dilakukan berarti bukan karena Allah dong tapi karena pacar, right?" Dio bungkam dan sedikit terhenyak tetapi Gus Fathan masih terus melanjutkan perkataannya.

Jodoh Untuk Kaila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang