•|| JUK-42

24.5K 2.3K 57
                                    

"Dia mungkin tidak ada di sampingmu saat ini, tetapi dengan kekuatan do'a pasti akan ada keajaiban yang dapat menyatukan kalian."

PermenKapas_04

.
.
.

Tit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tit... Tit... Tit...

Suara monitor di ruang ICU terdengar begitu memekakan telinga. Di dalamnya terdapat seorang perempuan cantik yang sudah terbaring di sana selama 3 hari.

Seorang pria yang diketahui suami perempuan itu juga dengan setia menemaninya. Dia adalah Gus Fathan yang selama beberapa hari ini selalu aktif menjaga istri tercintanya.

"Sayang, kamu gak mau buka mata ya? Kamu gak kangen sama Mas? Kamu marah sama Mas ya?"

"Mas ikhlas kok kalau kamu marah sama Mas, tapi Mas mohon jangan ikut dedek Keela ya... Hiks... Mas gak mau pisah sama Adek! Cukup baby Keela aja, kamunya jangan!" Gus Fathan masih saja mengeluarkan isi hatinya seolah istri kecilnya itu bisa mendengar.

Tanpa sepengetahuan Gus Fathan. Air mata Kaila juga terlihat mengalir dari sudut-sudut matanya. Mungkin Kaila juga bisa mendengar dan merasakan kesakitan sang suami.

×××

Seorang perempuan cantik terlihat tengah duduk di sebuah kursi taman. Taman ini terlihat sangat indah dan belum ada yang bisa menandingi keindahan taman tersebut.

"Masyaa Allah, cantiknya! Ya Allah, jika masih diberikan kesempatan, hamba ingin selalu berada di taman indah ini," lirihnya dengan diiringi senyuman lembut.

Matanya mengedar ke sepenjuru taman, sesekali ia juga tersenyum karena merasa senang bisa menikmati keindahan dan kesejukan yang ada di sana.

Brukk...

"Astaghfirullahal'adzim! Ya Allah, Dek!" Kaila yang semula masih asyik menikmati keindahan taman, sontak dikejutkan dengan seorang anak perempuan cantik yang terjatuh di hadapannya.

"Aduuuuh... Kok bisa jatuh, kenapa Dek?" tanya Kaila lembut tetapi terlihat begitu khawatir dan sembari membantu si gadis kecil itu untuk berdiri.

Gadis kecil itu bukannya menjawab, justru menatap Kaila dengan mata bulatnya yang terlihat begitu lucu di mata Kaila. Begitu pula yang dilakukan Kaila, bahkan mereka sekarang saling tatap-menatap.

"Umi ndak au peyuk Keela yaa?"

Kaila menatap anak itu dengan tatapan penuh tanda tanya. "U-umi?" tanyanya bingung sembari menunjuk dirinya sendiri guna memastikan.

Jodoh Untuk Kaila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang