•|| JUK-26

39.4K 3.3K 88
                                    

"Apakah pantas seseorang yang sudah beristri, menyukai istri orang lain?"

Ahmad Fathan Zhafran

.
.
.

Tangan Gus Fathan terus saja menggenggam erat tangan putih milik Kaila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan Gus Fathan terus saja menggenggam erat tangan putih milik Kaila. Sejak jatuh pingsan tadi, istrinya itu belum juga berniat membuka mata. Sedangkan perkataan dokter tadi juga terus terngiang-ngiang dalam pikirannya.

FLASHBACK ON

Semua keluarga ndalem menunggu di luar kamar Gus Fathan dengan begitu cemas. Bahkan Umi Fatimah terus menangis di pelukan Zahra.

Hal serupa juga dilakukan oleh Gus Fathan yang sedari tidak bisa diam.

"Mas duduk dulu! Aku paham kalau Mas Fathan sangat khawatir dengan keadaan Mbak Kaila, tapi apakah dengan cara Mas yang seperti itu, dokter yang ada di dalam sana akan langsung keluar?" kata Abbad berusaha untuk menyadarkan kakak keduanya.

"Astaghfirullahal'adzim," Gus Fathan beristighfar pelan dan lekas duduk di samping Gus Abbad.

Tak berselang lama. Dokter Afka yang sejak tadi memeriksa Kaila akhirnya keluar juga dari kamar Gus Fathan.

"Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" serbu Gus Fathan.

"Sabar, Le!" peringat Kyai Fajar sembari mengelus punggung tegap milik putra keduanya itu.

Helaan napas terdengar jelas dari mulut Gus Fathan. "Jadi bagaimana, Dok?" tanyanya lagi.

Ekspresi wajah Dokter Afka yang seperti mengandung banyak makna tersirat, membuat mereka sedikit waspada.

"Ada masalah, Dok?" tanya Kyai Fajar yang terlihat cukup tenang padahal aslinya beliau juga sangat khawatir dengan keadaan menantunya itu.

"Apakah sebelumnya Ning Kaila pernah memiliki trauma terhadap sesuatu?" tanya Dokter Afka balik.

"Maksudnya bagaimana, Dok?" Sekarang Gus Abbad yang angkat bicara. Mungkin karena ia sendiri juga seorang mahasiswa kedokteran, sedikit banyak ia mengetahui apa yang dimaksud oleh Dokter Afka.

"Maaf, sebelumnya apakah Ning Kaila pernah memiliki trauma terhadap sesuatu?" Semuanya terdiam, bahkan Gus Fathan terdiam seperti orang linglung.

Gus Abbad yang masih memiliki kesadaran penuh jika dibanding sang kakak, memilih maju menggantikan posisi Gus Fathan.

"Trauma seperti apa yang Dokter maksudkan?"

Jodoh Untuk Kaila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang