•|| JUK-49

23.2K 2.2K 38
                                    

"Tidak akan ada yang luput dari takdir Allah. Bahkan daun jatuh ke tanah saja juga terjadi karena takdir Allah, begitu pula dengan KEMATIAN."

Muhammad Fajar Al Fatih

.
.
.

Helaan napas panjang terdengar dari sosok Gus Fathan dan itu menjadi perhatian Kaila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Helaan napas panjang terdengar dari sosok Gus Fathan dan itu menjadi perhatian Kaila. "Ada apa, Mas? Gak ada masalah yang serius kan?" serbu Kaila tak tertahankan.

"Ustadz Ibrahim kecelakaan dan sekarang dalam keadaan kritis, Dek."

Bagaikan sambaran petir di siang bolong, penuturan Gus Fathan membuat syok semua orang yang ada di sana. Zidane yang semula sudah tenang, secara tiba-tiba juga menangis keras.

Umi Fatimah dengan tanggap segera mengambil alih Zidane dari gendongan Kaila. Hal itu membuat Gus Fathan segera membawa sang istri ke dalam pelukannya.

"Mas izin ke Semarang ya, Dek? Kasihan Ustadz Ibrahim gak ada yang jaga," izin Gus Fathan seraya mengelus pelan kepala Kaila yang tertutup hijab segiempat syar'i nya.

Kaila mendongak pelan, "Zidane gimana Mas?"

"Zidane tetap di sini sama kamu, Dek. Gak baik kalau bawa bayi ke rumah sakit, di sana banyak orang sakit. Nanti kasian kalau ada apa-apa," jelas Gus Fathan lembut dan diangguki oleh Kaila.

"Ya udah, kalau gitu Mas mau siap-siap ke Semarang dulu yaa...," izin Gus Fathan kembali tapi kali ini gak mudah, karena Kaila justru semakin mempererat lilitan tangannya di pinggang Gus Fathan.

"Dek?!" protes Gus Fathan gemas sendiri.

Namun, sekali lagi hanya gelengan yang diberikan oleh Kaila. "Sebentar aja Mas... Lala pengen peluk lama Mas Athan dulu! Ini pertama kali kita LDR-an... Aku pengen nyimpen rasa pelukan Mas dulu...," ungkap Kaila teramat jujur yang justru membuat Gus Fathan tersenyum senang.

Dalam sesaat kedua pasutri itu saling berpelukan dengan sangat erat. Untung saja Umi Fatimah dan Kyai Fajar sudah menghilang dari sana sejak beberapa saat yang lalu.

Tokk... Tokk... Tokk...

"Assalamu'alaikum Mas?! Ayo! Mobilnya udah siap!" seru Gus Abbad dari luar kamar keduanya.

"Udah yaa? Mas udah ditungguin nih, nanti kita vc an deh... Gimana?" tawar Gus Fathan pelan.

Kaila memberengut kesal saat mendengar tawaran Gus Fathan, "Nanti gak diangkat lagi... Mas kan suka gitu.. Kalo diluar pasti mendadak lupa kalo udah punya istri, iya kan?"

Cup!!

"Mulutnya pengen Mas makan deh... Emang Mas pernah kayak gitu, hmm?" serang Gus Fathan balik.

Namun, kesadaran Kaila belum sepenuhnya kembali. Emang dasar suami temboknya itu suka sekali nyosor, kan jadi lola mendadak dirinya.

Melihat istrinya yang masih belum menanggapi, Gus Fathan kembali melancarkan aksinya mengecupi pipi dan bibir manis sang istri.

Jodoh Untuk Kaila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang