•|| JUK-64

15.9K 1.7K 155
                                    

"Salah satu kunci suksesnya sebuah pernikahan itu percaya dengan pasangannya. Jadi, jika ada masalah ya dimusyawarahkan dulu dan jangan asal menghakimi salah satunya."

–Ahmad Fathan Zhafran–
.
.
.

–Ahmad Fathan Zhafran–

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Plakkk...

"Astaghfirullahal'adzim! Istighfar, Gus! Kalau halu jangan ketinggian, ya kali saya nikah sama sampean," sewot Rara tak terima setelah sebelumnya menggeplak pipi milik Gus Abbad.

Mendapat perlakuan yang sangat mendadak, tentu saja membuat Gus Abbad lengah. Hingga berakhir pelukan eratnya di pinggang Rara mengendur. Rara yang mendapat peluang untuk melepaskan diri pun, juga memanfaatkannya dengan begitu baik.

Dan beginilah sekarang posisinya, Rara duduk bersila tak jauh dari posisi Gus Abbad. Sedangkan Gus Abbad sendiri masih berusaha bangun dari rebahan nyamannya di atas rerumputan kebun.

"Ckkk... Emang muka saya ini keliatan lagi bohong gitu Ra? Mana mau saya peluk-peluk orang yang bukan mahrom saya, dih ndak level!" Rara menatap lelaki di hadapannya ini dengan tatapan penuh penilaian dan sesekali kepalanya juga menggeleng kecil.

"Tapi masa iya sih kita udah nikah, Gus? Rara gak tau tuh pas sampean ijab qobul sama Abah. Halah, palingan sampean halu deh. Kata Mbak Kaila, sampean kan emang ngebet pengen nikah makanya sekalinya ada yang bening dikit aja langsung diaku istri, dih jan ndak patut...," cerocos Rara seraya kembali menggelengkan kepalanya kecil.

Gus Abbad yang mendengarkan celotehan istri kecilnya itu tentu saja melongo bukan main, "Heh bocil! Ya kali sampek segitunya! Tuh kamu liat sendiri videonya kalo emang gak percaya."

Rara yang dilempari ponsel oleh salah satu Gusnya tentu saja dengan sigap menangkapnya. Setelah itu pandangannya kembali terfokus pada pria 23 tahun yang ada di hadapannya, "Gus kenapa ngasih ponsel jenengan ke saya? Ini kan privasi, Gus."

"Gak papa, Ra. Itu bisa jadi punya kamu juga sekarang. Katanya tadi gak percaya kan? Ya udah tonton aja videonya di situ, tadi Mas udah minta tolong ke Bang Arvan buat videoin ijab qobulnya."

"M-mas?" beo Rara dengan mata yang berkedip lucu.

"Dalem, Sayang. Kenapa hmm?" balas Gus Abbad dengan semakin mendekatkan dirinya ke arah sang istri.

Plakk...

"Astaghfirullahal'adzim, Ra! Kamu tuh hobi banget ya mukulin saya?" protes Gus Abbad tak terima.

Sedangkan Rara sang tersangka justru menatapnya tak kalah garang, "Ya maksud Mas eh Gus, tadi apa heh? Enak aja Mas Mas, sampean aja bukan Masku kok. Maksudku tadi tuh, kayak nanya gitu loh Gus!"

"Mas? Itu tuh bukannya manggil, tapi nanya kayak "Kok Mas?" gitu loh Gus. Paham gak?" Gus Abbad menganggukkan kepalanya beberapa kali seolah mengerti.

"Saya emang bukan Mas kamu, Ra. Tapi saya ini imam kamu, suami kamu, dan calon abi buat anak-anak kamu juga nanti," balas Gus Abbad lengkap dengan kerlingan jenakanya.

Jodoh Untuk Kaila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang