"Yang pergi darimu itu tidak akan benar-benar pergi, karena suatu saat pasti akan kembali entah dalam keadaan sama atau lebih baik."
Muhammad Abbad Fazal
.
.
."Astaghfirullahal'adzim, kalian ini abis ngapain to?!" tegur Umi Alma yang saat ini tengah menyiapkan makan siang bersama Umi Fatimah di dapur.
Sedangkan di depan beliau ada Nina, Zahra dan Siva yang terlihat ngos-ngosan. Ketiganya entah darimana tetapi sangat terlihat jika mereka baru saja berlarian, seperti dikejar sesuatu.
Nina yang kebingungan hanya bisa menggaruk belakang kepalanya dan meringis kecil. Umi Fatimah dan Umi Alma yang melihat reaksi ketiga sahabat itu hanya bisa menggelengkan kepala tak habis pikir.
"Ya udah sini bantuin Umi aja...," ajak Umi Fatimah kepada ketiganya.
"Loh Fathan?" heran Umi Alma ketika melihat sang menantu.
"Assalamu'alaikum Umi..."
Ketiga perempuan yang baru saja memindahkan beberapa makanan ke meja makan sampai terdiam saat mendengar suara serak khas Gus mereka. Saat ini suara itu begitu terdengar menyeramkan saat memasuki gendang telinga ketiganya.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh."
"Kamu kok keluar, Le? Kailanya udah tidur ya? Emm... Apa kamu butuh sesuatu gitu?" serbu Umi Fatimah dengan berbagai macam pertanyaan.
Gus Fathan tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya kecil. Mata lelaki 23 tahun itu tak sengaja menangkap gerombolan wanita yang tadi sudah menghancurkan momen indahnya. Helaan napas kesal juga ia keluarkan.
"Emm... Umi, kalau begitu Fathan keluar dulu ya.... Assalamu'alaikum," pamit Gus Fathan.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wa barokatuh."
Sebelum benar-benar menghilang dari sana, Gus Fathan menyempatkan diri untuk melirik ketiga sahabat istrinya dengan tatapan sinis. Ketiga perempuan sebaya itu bahkan sampai bergandengan tangan saking takutnya.
"Hufftt... Gus Fathan nyeremin banget siiih...." Siva dan Zahra segera menoleh ke arah Nina saat mendengar keluhan gadis itu.
"Kamu ndak sadar, Nin?" Nina menatap Siva tak mengerti.
Nina bahkan sampai memiringkan kepalanya kecil. "Maksud kamu apa, Siv?" tanya Nina tak paham.
"Kan tadi kamu yang buka pintu kamarnya Gus Fathan dan ngasih ide kejutan buat Kaila. Gak inget kamu?" todong Siva kepada Nina dan diangguki oleh Zahra.
"Tapi kan tadi kalian iya iya aja tuh pas aku ngasih ide kayak gitu. Terus kenapa jadi nyalahin aku?"
Siva dan Zahra saling lirik seakan memberikan kode kecil. "Y-ya lagian kita mana tau kalau ada Gus Fathan juga di dalem," ujar Siva melakukan pembelaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Untuk Kaila
Spiritual‼️CERITA LENGKAP‼️ [AL FATIH SERIES 1] Kisah ini tentang Kaila seorang gadis 19 tahun yang diam-diam mengagumi seorang Gus di pondoknya, tapi apa mau dikata jika sosok dia bukanlah jodohnya melainkan jodoh sahabatnya. Lalu tak berselang lama ia men...