•|| JUK-61

14.5K 1.5K 53
                                    

“Ujian hidup itu tidak selalu berakhir dengan air mata (kesedihan). Tapi di setiap ujian pasti akan ada air mata dan finalnya adalah sebuah kebahagiaan. Jadi, sebisa mungkin jangan pernah berhenti di tengah jalan, agar kamu bisa sampai ke garis final. Semangat ya❤️”

KHAIRA ASYIFATUL N.–

.
.
.

Di sebuah kamar dengan nuansa warna navy dan putih, di sana ada sepasang suami istri yang saling terdiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah kamar dengan nuansa warna navy dan putih, di sana ada sepasang suami istri yang saling terdiam. Mungkin sesekali ada suara sisa-sisa isak tangis dari si suami, sedangkan si istri hanya terkekeh kecil dan sesekali mengelus rambut hitam legam suaminya.

Mereka adalah Gus Fathan dan Ning Kaila, sepasang suami istri yang sebenarnya tengah dirundung masalah saat ini. Tapi justru sekarang yang ada hanyalah Gus Fathan yang merebahkan tubuhnya dengan berbantal paha Ning Kaila.

Bukankah sungguh sebuah kebalikan? Biasanya perempuan lah yang akan menangis jika terjadi masalah. Namun, di sini justru Gus Fathan lah yang menangis karena takut ditinggalkan Kaila, istrinya.

"Mas gak suka ya kalau Adek ngomong kayak tadi. Mas gak suka kalau harus kamu tinggalin lagi, gak like pokoknya." Kaila yang sesekali masih mengelus rambut Gus Fathan, hanya terkekeh geli menanggapi celotehan suaminya.

"Emang kapan Lala bilang kayak gitu? Lala gak bilang kalau bakal ninggalin Mas kan? Tadi Lala loh cuman nanya, Mas kapan nyari temen lagi. Terus abis itu Mas nangis bombay tuh," balas Kaila santai dan masih disertai kekehan kecil.

"Kamu ndak percaya sama Mas? Dek, Wallahi Mas gak ngelakuin hal bejat kayak gitu. Mas ngerti kalau perkataan kamu sebenarnya ngarah ke situ dan masalah teman pasti di pikiran kamu itu poligami kan?" sahut Gus Fathan seraya bangun dari tidurannya dan sekarang tepat menatap Kaila yang juga ikut menatapnya.

Kaila yang mulai melihat benih-benih amarah suaminya muncul. Lantas segera menggerakkan tangannya untuk mengelus pipi tirus Gus Fathan.

"Mas, Adek percaya sama Mas. Tapi kalau pun itu bukan kamu, ya buktikan. Adek mungkin bisa percaya kalau di foto itu bukanlah Mas Athan. Lalu bagaimana dengan Abi, Umi, Mas Faris dan yang lainnya?"

"Satu lagi Mas, jangan sampai melibatkan emosi yang berlebihan dalam menyelesaikan masalah ini. Karena Lala yakin, jika pelakunya akan memanfaatkan hal itu untuk menghancurkan kita. Bisa kan?" Gus Fathan mengangguk-anggukkan kepalanya beberapa kali ketika mendengar nasihat sang istri.

Dan tanpa basa-basi Gus Fathan saat itu segera memeluk tubuh berisi sang istri dengan penuh sayang, "Mas emang beruntung banget bisa milikin kamu seutuhnya, Dek. Sampai kapanpun gak akan Mas lepasin tali cinta kita dan Insyaa Allah sampai jannah-Nya Allah."

Jodoh Untuk Kaila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang