•|| JUK-15

38.2K 3K 198
                                    

“Semua sudah diatur, dan tidak akan tertukar.”

JODOH UNTUK UNTUK KAILA

Assalamu'alaikum,

Maaf ya jika ketikan atau tanda bacanya masih amburadul, semoga suka🥰

.
.
.

Jam telah berganti hari dan hari juga telah berganti minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam telah berganti hari dan hari juga telah berganti minggu. Tepat hari ini di Pondok Pesantren Al Ikhlas tengah ada hajat besar, yaitu acara pernikahan putra sulung Kyai Fajar.

Kaila sendiri sudah pulang dari rumah sakit sejak 3 hari yang lalu. Saat ini dirinya tengah di make up, karena permintaan pengantin perempuan yang ingin dirinya menjadi bridesmaids bersama dengan Nina.

"Masyaa Allah, Mbak. Kok bisa cantik banget sih, padahal cuman tipis banget loh ini make up-nya tapi rasanya udah kayak mbaknya aja yang menikah." Pujian datang dari penata rias yang baru saja memoles wajah ayu Kaila.

Kaila terkekeh kecil, "Ini yang mau nikah sahabat saya, Mbak. Bukan saya hehehe...."

"Hahaha... Bisa aja kamu. Oh iya jangan lupa loh ya, nanti kalo nikah pakai jasa kita," rayu si mbak penata rias yang dibalas acungan jempol oleh Kaila.

Setelah usai, Kaila segera menuju ke arah Zahra dan Nina berada. Terlihat Zahra menatapnya dengan tatapan sendu.

"Heiii... Pengantin kok mewek sih, Ra? Ih gak asyik ah..." Ucapan Kaila terhenti saat mendapat serangan tiba-tiba dari Zahra.

"Maaf..."

Lagi? Sungguh Kaila sampai bosan mendengar kata maaf dari Zahra. Pasalnya setelah hari itu di rumah sakit, Zahra selalu meminta maaf kepadanya. Padahal Kaila sudah bilang tidak apa-apa.

Toh menurutnya jodoh tidak akan kemana. Mungkin dirinya pernah ada di fase mengagumi dan mendo'akan seseorang agar berjodoh dengannya. Tapi sekali lagi kita hanya bisa berencana dan Allah lah yang menentukan.

××××

Tes...

Tes...

Tes...


Saat ini di halaman Pondok Pesantren Al Ikhlas yang sudah didekorasi sedemikian rupa sudah berkumpul beberapa laki-laki di meja yang akan digunakan untuk akad nikah.

Reval mengepalkan tangannya di atas paha dengan kuat, entah apa yang ia rasakan saat ini hanya dirinya dan Allah yang mengetahuinya.

"Gus Reval sudah siap?" tanya penghulu yang duduk di samping Kyai Munif, Abah dari Zahra.

Reval menghela nafasnya berat dan menganggukkan kepalanya, "Insyaa Allah, saya siap."

Jodoh Untuk Kaila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang