•|| JUK-6

42K 3.4K 39
                                    

✨بسم اللّه الرّحمن الرّحيم ✨

"Terkadang kita juga butuh perkara yang tidak kita sukai agar tak lupa untuk bersujud kepada Allah SWT."

Mereka sudah selesai berbelanja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mereka sudah selesai berbelanja. Di sepanjang perjalanan pulang Kaila terus mendiami Wildan. Abbad yang ikut bersama mereka dibuat kebingungan oleh keduanya. Pasalnya sejak masih didalam swalayan dirinya sudah disuguhi Wildan yang terus membujuk Kaila.

"Kalian kenapa sih?" tanya Abbad merasa jengah.

"Gus?" panggil Kaila pelan.

Abbad menoleh ke kursi penumpang, "Nggeh Mbak?"

"Menurut Gus Abbad nih ya, wajar gak sih saya kesel kalo tiba-tiba ada orang yang ngaku-ngaku jadi suami saya?"

"Hah? Siapa Mbak?" tanya Abbad bingung.

Kaila mengarahkan dagunya ke arah Wildan berada. "Itu tuh orang yang duduk di sampingnya Gus Abbad," jelas Kaila memberitahu.

Abbad geleng-geleng kepala mendengarnya, "Woalah, ternyata gegara itu kalian kayak gini."

"Bukan karna itu tok, Gus! Masa ya tadi tuh Om Wildan jodoh-jodohin saya sama pak Dewa," sahut Kaila gemas sendiri.

"Hah? Pak Dewa? Dosen fakultas kedokteran bukan sih, Kai?" tanya Abbad memastikan. Kaila mengangguk, "Iya Gus, katanya tadi sih gitu. Soalnya saya belum pernah diajar sama pak Dewa. Mana tuh ya anaknya pak Dewa masa manggil saya bunda."

"Lah kok?"

"Katanya muka saya mirip sama mendiang istrinya pak Dewa," jawab Kaila lesu.

"Hahaha... itu sih muka kamu aja yang pasaran," serobot Wildan tiba-tiba.

Kaila menggeram kesal, "Enak aja kalo ngomong. Om Wildan tuh yang mukanya pasaran! Kalo kata temenku nih ya, muka Om Wil tuh  mirip sama Sehun exo. Berarti muka Om dong yang pasaran."

"Lah? Ini tuh namanya berkah, Kai. Kapan lagi coba kamu punya Om yang mirip artis korea, hmm?" balas Wildan dengan pedenya.

Kaila yang kalah omongan segera membuang muka ke arah jendela. Wildan tertawa keras melihat aksi Kaila. Sedangkan Abbad terkekeh geli melihat interaksi mereka berdua.


×××

Mobil yang ditumpangi oleh mereka bertiga sudah sampai di tempat tujuan yang tak lain adalah Pondok Pesantren Al-Ikhlas.

"Assalamu'alaikum," salam ketiganya bersamaan saat memasuki ndalem.

"Wa'alaikumussalam."

"Bahannya ada semua, Kai?" tanya Umi Fatimah, setelah Wildan dan Abbad menurunkan barang belanjaan.

Kaila tersenyum dan mengangguk, "Alhamdulillah, ada semuanya Umi."

Jodoh Untuk Kaila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang