•|| JUK-24

42.7K 3.3K 82
                                    

"Kamu itu cantik dan hanya aku yang boleh menikmati kecantikanmu."

Ahmad Fathan Zhafran

.
.
.

Assalamu'alaikum, semuanya 🥰

Gimana gimana sampek sini ada yang mau disampaikan buat cerita JUK?

Mungkin masih banyak banget kesalahan yang aku perbuat dan mungkin ada part yang gaje gitu, tapi semoga kalian suka dan bisa mengambil beberapa pelajaran ya🥰

Happy Reading ❤️

Umi Fatimah menatap aneh putra keduanya yang tengah berlari terbirit-birit dengan tawa kencang yang juga ikut serta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Umi Fatimah menatap aneh putra keduanya yang tengah berlari terbirit-birit dengan tawa kencang yang juga ikut serta.

"Mi, anakmu lagi kesambet apa sih?" celetuk Kyai Fajar yang saat ini duduk di samping sang istri.

Saat ini memang keluarga ndalem tengah duduk santai di ruang tengah sembari menunggu pasangan Fathan-Kaila.

Umi Fatimah juga menggelengkan kepalanya tanda tak tahu.

"Mas Athan!" seru Kaila kesal saat melihat suaminya itu tertawa kencang.

Mendengar jeritan kesal Kaila. Sontak saja mereka yang tengah duduk di ruang tengah menoleh ke arahnya. Mereka semua kompak terkejut saat melihat penampilan Kaila yang sekarang ini mengenakan cadar.

Sosoknya terlihat begitu anggun dan cantik, bahkan auranya sudah sangat berbeda jauh jika dibanding Kaila yang tidak menggunakan cadar.

"Masyaa Allah, ini kamu, Nduk?" Umi Fatimah mengelus pipi Kaila yang tertutup oleh cadar.

Kaila yang semula fokus menatap kesal Fathan yang ada di depan sana. Terlonjak kaget karena sentuhan tiba-tiba Umi Fatimah. Sebenarnya tidak tiba-tiba, hanya saja Kaila yang tidak sadar jika Umi Fatimah menghampiri dirinya.

"Kamu makin terlihat cantik loh, kalau pakai cadar gini," puji Umi Fatimah sekali lagi.

Hal itu membuat Kaila menunduk malu dan tersenyum manis dibalik cadar yang digunakannya. Fathan yang melihat pemandangan manis itu, segera menghampiri sosok 2 bidadari yang amat ia cintai.

"Istrinya Fathan nih, Mi! Ya jelas dong cantiknya ndak ada obat." Umi Fatimah menatap malas sang putra yang saat ini dengan percaya dirinya merangkul pundak menantu cantiknya. Jangan lupakan juga wajah songong Fathan.

Plak!

Gus Fathan mengusap-usap lengannya yang baru saja ditabok oleh Kaila.

"Ndak sopan, Mas!" peringat Kaila dengan mata melotot yang menurut Fathan justru terlihat imut.

Jodoh Untuk Kaila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang