🦁EXTRA PART🦁

16.5K 1K 28
                                    

"Akhir tidak selalu penuh air mata, tapi akhir bisa jadi penuh dengan gelak tawa kegembiraan."

AZKAILA MAHIDA AL BISRI

.
.
.

"HASAN!! ASTAGHFIRULLAHAL'ADZIM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HASAN!! ASTAGHFIRULLAHAL'ADZIM.... Bisa botak ini lama-lama kepala Abba kalo liat kelakuan ajaib kamu...!" seru seorang lelaki berusia akhir 20 tahunan begitu frustasi.

Bagaimana mungkin dirinya tidak frustasi jika saat ini dihadapkan oleh pemandangan sang anak yang tengah asyik menyusun sempak miliknya, Zidane dan kepunyaan Hasan sendiri. Gus Fathan hanya mampu mengelus dada ketika melihat hasil karya putra kecilnya itu. Untung saja si kembar putri sedang ikut Uminya berbelanja, jadi kondisi rumah tidak terlalu rusuh.

Sungguh Gus Fathan tidak bisa membayangkan jika harus ditinggal sendirian di rumah bersama ganda campuran hasil persilangan antara dirinya dan sang istri. Wajah Hasan dan Hasina memang sangat mirip dengannya, namun untuk sifat semuanya plek ketiplek Kaila, istrinya.

"Abba napa cih? Ni tuu hasil mahakalya Hasan! Umi aja ndak pelnah malahin Asan ama Sina kok...," balas si kecil Hasan dengan nada khas cadel miliknya tanpa berbalik menoleh ke arah sang ayah.

Gus Fathan yang mendengar itu hanya bisa memijat pelipisnya frustasi. Setelah itu Gus Fathan yang semula masih berdiri di ambang pintu kamar miliknya dan Kaila, lekas berjalan mendekati Hasan. Sedangkan bocah yang baru saja menginjak usia 4 tahunan itu hanya acuh dan tetap meneruskan aksinya menyusun kumpulan sempak milik Abba dan kakaknya membentuk bentuk hati.

"Kamu ini sebenernya anak Abba apa bukan sih San? Kelakuan kok semua plek ketiplek pamanmu," kata Gus Fathan melontarkan pertanyaan kepada anak keduanya.

"Paman Abbad selu, ndak kayak Abba. Lagian ya Ba, kalo Asan ama Sina kalem lempeng nanti lumahna sepi...," balas Hasan kecil dengan suara lucu khasnya.

"Kata siapa sepi? Enggak tuh!" sahut Gus Fathan begitu songong. Hasan yang mendengar balasan sang ayah pun akhirnya menoleh dan menatap Gus Fathan sinis.

Ceklek!

"Assalamu'alaikum...?" Gus Fathan dan Hasan kompak menoleh ke sumber suara.

"UMIIIII...!" seru Hasan senang dan segera berlari menghampiri sang ibu yang saat ini tengah berdiri di ambang pintu kamar.

Gus Fathan yang melihat kedatangan sang istri pun juga tak kalah senangnya. Senyuman Gus Fathan juga otomatis merekah lebar.

"Udah selesai belanjanya, Dek?" tanya Gus Fathan seraya bergerak menghampiri istrinya.

"Sebenernya kurang dikit lagi, Mas. Tapi Sina daritadi  ngerengek karena Hasan gak ikut," balas Kaila seraya mengelus lembut rambut hitam legam milik Hasan.

Jodoh Untuk Kaila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang