BAB 50

275 48 2
                                    

"Ya, besok—kalau bisa lebih cepat akan lebih baik...."

Samar-samar Helene mendengar suara berat Aiden dari kejauhan. Kamarnya masih gelap dan Helene tidak bisa menemukan Aiden disampingnya. Kemana pria itu?

"Malam ini, ya, ya itu sangat bagus...."

Balkon. Ya. Helene kini mendengar dengan jelas suara Aiden dari arah balkon sedang berbicara di telepon dengan seseorang tentu saja. Tapi malam ini? Apakah pria itu mempunyai janji penting malam ini?

"I want you to make sure everything is ready and well prepared..."

Helene berjalan ke arah balkon karena ia sangat penasaran apa yang sedang pria itu—suaminya bicarakan di telepon. Aiden berbalik ketika ia merasakan jemari mungil istrinya memeluknya dari belakang. "Hi," bisik Helene. Aiden tersenyum hangat dan menutup sambungan telepon, "I talk to you later, Mark."

"Who's Mark?" Helene memainkan jemarinya di perut kotak-kotak pria itu dan melanjutkan, "Your client?" Ia mengecup punggung Aiden dan pria itu menggeram. "You're gonna wake up something, Helene."

Helene tertawa dan pria itu membawanya ke dalam pelukannya. Membuatnya dapat menatap wajah cantik Helene pagi ini. "Good morning beautiful," ucapnya dan menunduk untuk mengecup hidung Helene. "Good morning, Aiden."

Tubuh Helene yang hanya dibungkus selimut tebal berwarna putih menarik perhatian Aiden, membuatnya teringat tubuh telanjang Helene dibalikknya. "Let me take you inside. It's cold out here." Ia bergerak untuk menggendong Helene secepatnya tetapi sebelum ia melakukannya Helene sudah menjatuhkan selimut itu terlebih dahulu. Dengan sengaja. "Ups—"

"Helene." Aiden menelan ludahnya. Ia tidak akan pernah bosan dan akan selalu mendambakkan tubuh Wanita itu. Sangat menggoda imannya. Cepat gendong dia dan—dan apa Aiden? Aiden tidak bisa berpikir jernih. Ia tidak bisa melakukannya ketika tubuh Wanita yang kemarin malam berkali-kali meneriakkan namanya terpampang jelas dihadapannya. Lekuk tubuh yang terbentuk dari bahu sampai ke ujung kakinya begitu sempurna. Aiden ingin mencium setiap bagiannya. "You're not answer my question, Aiden Martin."

Helene meraih tangan kekar Aiden untuk ia letakan ke pinggangnya. Pinggang ramping yang ia cium tadi malam. Ia menarik napasnya dalam-dalam. Ketika pinggang itu terangkat melekuk ke atas...

"So who's Mark, Aiden?"

Tenggorokkannya kering. Mungkin karena ia belum minum air putih ketika ia bangun dan menelepon Mark?
Tentu saja tidak. "Ya, Mark, Mark adalah serketaris aku." Helene menempelkan tubuhnya dan Aiden menggertekkan giginya. Ia dapat merasakan tonjolan itu di dadanya. Fuck. Besar, kenyal dan—dan apa Aiden? Aiden merasa bahwa dirinya sudah hampir gila ketika Helene membawa tangannya ke bokongnya. "Len..."

"Apa yang sedang kalian bicarakan tadi?"

"It's, Len—fuck." Wanita itu menyentuhnya. Menyentuh benda keras yang ada di antara pahanya. Aiden menahan dirinya sementara Wanita itu menuntut jawaban pria itu, "Hmm?"

"It's—It's about our plan to Bali. Remember last night?"

Ketika Helene berjongkok dan menatapnya dari bawah, Aiden yakin jika ia sudah bukan hampir gila lagi—ia sudah gila karena memikirkan apa yang bisa mulut itu lakukan di bawah sana dengan liar dan—dan apa? Napasnya memburu dan ia melihat Helene tersenyum. Sangat cantik. Cantik dan nakal. Ya, Helene Allard—istrinya terlihat sangat menggoda dibawah sana. "About our runaway's plan?"

Aiden tidak bisa menjawab ketika ia merasakan napas hangat Wanita itu disana. Sehingga ia hanya bjsa mengangguk sebagai jawaban. "About starting over everything?"

Ia mengangguk. Menarik napas dalam-dalam.

"Just you and me—us?"

Aiden mengangguk sekali lagi. Sedikit lagi... sedikit lagi mulut itu akan menyentuhnya.

"I don't know why are you so rush but, are you ready to begin everything with me?"

Again?. Tidak. Ini adalah yang pertama bagi mereka. Pikir Aiden tetapi ia kembali mengangguk untuk menjawabnya. Aiden sudah tidak bisa menahan dirinya lagi ketika Helene melakukan apa yang sejak tadi ia inginkan. Menyentuhnya di bawah sana. "Alright. Then I'll choose to be with you wherever you are."

Oh God. Aiden Martin kehilangan kata-katanya.

TBC

Note : Gimana gimanaaa?

Love by, Ann

CHOOSE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang