BAB 35

769 98 10
                                    

Pada pukul satu siang Helene mendapatkan telepon dari nomor yang tidak ia kenal. Ia memasukkan kotak makanan untuk Aiden lalu kemudian memutuskan untuk mengangkatnya. "Halo?"

"..."

"Oh, Mia. Ada apa?"

"..."

"Katakan kepada Alex aku tidak bisa datang hari ini karena aku punya urusan penting yang harus aku lakukan," kata Helene kepada Mia ketika wanita itu menanyakan ketidakhadirannya di kelas dongeng Alex.

"..."

"Oh, Alex sungguh sangat menggemaskan! Tell him i'm sorry i can't be there." Helene tersenyum dan ia menanggapi lagi ketika Mia mengajaknya untuk makan malam bersama dengan Alex di rumahnya. Ia juga mendengar dari Mia kalau Alex akan memasak untuknya.

"Alex akan memasak? Hahaha, iya aku akan kesana malam ini." Helene tersenyum dan ia melanjutkan, "Jam berapa, Mia?"

"..."

"Baik. Aku akan kesana jam tujuh malam dengan ice cream Vanilla kesukaan Alex." Helene mendengar Alex berteriak girang diseberang sana dan ia menambahkan lagi, "Apa aku bisa mengajak suami aku untuk bergabung?"

"..."

Helene tersenyum dan ia berjalan lalu masuk ke dalam mobil. Margaret sudah menunggu dikursi pengemudi untuk mengantarnya ke kantor Aiden. "Well, terimakasih Alex. Sampai jumpa nanti malam," ucap Helene saat Alex berbicara kepadanya dengan suara lucu kalau ia menantikan kehadiran Helene dan juga Aiden.

*

Selama tiga tahun bekerja pada perusahaan Martin Inc, Gina Lyn tidak pernah tahu seperti apa istri Aiden Martin. Kemarin adalah kali pertama ia berbicara dengan Helene Allard dan hal itu membuatnya sangat ingin bertemu dengan wanita itu. Aiden memberitahukan kepadanya kalau hari ini istrinya akan datang dan ia harus memastikan bahwa Aiden tidak memiliki pekerjaan untuk satu jam ke depan.

"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?" Gina Lyn menatap seorang wanita yang sedang mengenakan gaun formal berwarna hitam dengan heels yang senada dengan gaunnya. Ia juga memperhatikan rambut wanita itu yang diikat ke samping sehingga rambut panjang wanita itu terlihat anggun di bahunya.

"Ini dengan ibu Helene Allard?" Gina bertanya lagi ketika ia melihat paper bag yang sedang dibawa Helene, ia tersenyum dan keluar dari mejanya untuk bisa melihat lebih dekat.

"Eh, apa Aiden ada di dalam?"

"Bapak sedang melakukan conference call yang akan selesai--" Gina melihat arlojinya kemudian melanjutkan, "Lima menit lagi. Apa ibu ingin masuk?"

Helene melihat sofa tunggu lalu ia memutuskan untuk menunggu saja selama lima menit ke depan. Ia bertanya kepada Gina yang masih berdiri di sampingnya. "Duduklah, Gina. Saya ingin bertanya, apa bisa?"

Gina melakukan apa yang Helene perintahkan dan ia mengangguk. "Tentu saja, Ibu Hel--"

"Helene saja."

"Tentu saja, Helene," ucap Gina memperbaiki kata-katanya.

"Aiden biasanya makan siang dimana?"

"Oh, bapak biasanya akan ke restoran atau terkadang kalau sangat sibuk bapak hanya meminta saya untuk membawakannya kopi hitam."

Helene mengangguk mendengar penjelasan Gina kepadanya dan tidak beberapa lama kemudian telepon di meja Gina berdering dan wanita itu berdiri untuk mengangkatnya. Helene melihat Gina berbicara di telepon namun ia tidak memperhatikannya. Sesaat kemudian ia melihat Gina mendekat padanya lagi.

"Bapak Aiden telah selesai. Ibu--eh, Helene bisa masuk sekarang."

Helene mengangguk dan ia berdiri. Menatap pintu besar berwarna coklat yang memiliki dua gagang pintu. Entah mengapa ia merasa gugup untuk bertemu dengan Aiden. Ketika ia membuka pintu, Helene melihat Aiden yang kini sedang berdiri dihadapannya dengan kedua tangan yang direntangkan. "Hug me," ucap Aiden kepadanya. Membuat pipi Helene bersemu merah.

"Kamu sudah makan?" Helene menutup pintu dan ia melihat seluruh isi ruangan kerja Aiden yang begitu elegant tetapi terlihat simple. Pemandangan kota London dapat ia lihat dari kaca besar yang yang ada di kantor pria itu. Helene kemudian memeluk Aiden dan ia merasakan Aiden mencium dahinya. "Kenapa lama sekali? Jam istirahat aku sudah selesai jadi sekretaris aku harus mengatur kembali jadwal aku selama satu jam ke depan."

"Kenapa?"

"Karena kamu, Helene."

"Aku hanya ingin mengantarkan makanan kamu saja. Aku tidak bermaksud untuk--"

"Dimana makanan aku?" Aiden memotong ucapan Helene dan ia langsung mengambil paper bag yang berisi kotak makanannya. Ia membukanya dan berkata, "Hmm, looks delicious."

Mereka berdua duduk di sofa berwarna hitam yang ada di ruangan kerja Aiden. Ini pertama kalinya Helene datang ke kantor suaminya hanya untuk membawa makan siang. Helene tersenyum ketika ia melihat Aiden yang memakan makanannya dengan lahap.

"Aiden," panggil Helene.

"Hmm..." Aiden menjawab tanpa menatapnya karena ia begitu sibuk dengan makanannya. Pria itu kemudian berbicara dengan mulut penuh, "Ini sangat enak, Len. Aku berpikir untuk memberhentikan Margaret agar supaya kamu bisa memasak setiap hari."

Aiden melihat Helene yang tertawa dan tujuh menit kemudian ia telah menghabiskan makanannya. "Aku sangat kenyang," ucap Aiden. Ia menyandarkan tubuhnya disandaran sofa dan melonggarkan dasinya. "Kamu datang sendiri?" 

Helene menggeleng dan menjawab, "Margaret sedang menunggu aku dibawah."

"Apa kamu ingin belajar mengemudi? Kamu bisa pergi dimana saja tanpa Margaret atau aku jika kamu mau." 

Helene memikirkan perkataan Aiden. Ia tidak keberatan dengan tawaran itu. Hanya saja, Helene terlalu takut untuk melakukannya. Ia pernah hampir melakukan hal terbodoh yaitu dengan menenggelamkan dirinya di kolam renang rumah mereka hanya karena ia teringat tentang Liam Argent. Jika Aiden tidak datang untuk menyelamatkannya... Helene tidak akan pernah berada di kantor pria itu.

"Aku akan memikirkannya," ucap Helene. Ia kemudian teringat ajakkan Mia sebelum ia ke kantor Aiden, "Aiden."  Helene memanggilnya dan pria itu mengangkat alisnya. "Alex mengundang kita untuk makan malam di rumahnya hari ini. Apa kamu mau datang dengan aku?"

Alis Aiden mengerut membuat Helene ragu apakah pria itu ingin pergi bersamanya. "Alex siapa?" 

"Oh, Alex adalah murid di kelas dongeng aku."

"Alex umur berapa?" Aiden bertanya lagi karena ia merasa sangat bingung. 

"Hmm, setahu aku ia masih tiga tahun? Perawatnya--Mia menelepon aku kalau Alex ingin makan malam bersama aku hari ini."

Entah mengapa Aiden merasa ragu maka dari itu ia kembali memastikan, "Apa kamu yakin dia berumur tiga tahun? I mean, untuk apa anak kecil berumur tiga tahun mengundang kamu untuk makan malam?"

Kali ini Helene tertawa mendengar respon Aiden karena pria itu terdengar cemburu. "Apa kamu cemburu dengan anak kecil berumur dua tahun?"

"Well, aku tidak cemburu. Teman tidak boleh cemburu, bukan?" perkataan Aiden mengingatkan Helene tentang apa yang pernah ia katakan kepada pria itu. Helene memajukan tubuhnya ke arah Aiden dan melakukan langkah impulsif, "You kiss me, Aiden Martin. You touched me." Helene  duduk di atas paha pria itu dan menempatkan jemarinya ditengkuk Aiden.  

Helene mencium Aiden dengan agresif. Ia mengacak-acakan rambut Aiden dan pria itu meremas pinggangnya. Aiden membalas ciumannya tidak kalah agresif saat ia merasakan Helene menggigit bibir bawahnya dan menariknya dengan sensual. Napasnya terengah dan ia memejamkan matanya menikmati ciuman panjang mereka berdua.

"You don't kiss me back kalau kita hanya teman, Aiden Martin."

TBC 

***

Note : Hmm, hmm, gimana nih uda sedekat apa ya mereka?

Jika kalian menemukan kesalahan kata/ typo, tolong ditandai ya. Terimakasih.

Love by, Ann

CHOOSE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang