BAB 60

162 17 1
                                    

Aiden mengepalkan tangannya hingga buku jarinya memutih ketika dokter Timothy menyuruhnya untuk menunggu di luar. Ia meremas kepalanya dengan gusar dan marah. Aiden hampir saja membuat keributan jika saja Mark tidak datang disaat yang tepat. "Err, Sir," panggil Mark kepadanya. "Everyone's looking."

Aiden membalikkan tubuhnya untuk menatap Mark dan menyadari bahwa semua pasang mata menatap dirinya yang terlihat kacau. Kamejanya yang terurai diluar, rambutnya yang berantakan, pun dengan ekspresi marah dan kecewanya karena telah menyakiti Helene.
"What the fuck are you doing here, Mark?" lirihnya menahan emosinya yang ingin meledak. Ia melepaskan kacamatanya dan memijat pangkal hidungnya lalu duduk dikursi tunggu dan memegang kepalanya. Ya Tuhan... kenapa ia sering kali menyakiti Helene? Semua hal yang dia lakukan pasti menyakiti wanita itu. "Make a call, Mark." Aiden berusaha menahan dirinya. "Liam Argent. Call him right now, Mark."

"Itu adalah alasan saya datang kesini, Sir. Saya menelepon bapak berkali-kali untuk memberitahukan bahwa Liam Argent akan mengambil sahamnya kembali. Ia akan mengadakan rapat setelah ia meceraikan ibu Davinna."

"..."

"What you going to do, Sir?" Mark bertanya lima menit kemudian karena Aiden tidak menanggapi perkataannya sama sekali.

"Sir?"

"..."

"Mr. Argent akan memberitahukan lebih lanjut tentang prosesnya."

"Aku tidak akan menceraikan istri aku, Mark."

Mark mengangguk mengerti. Tapi ia bingung bagaimana mengatakan kepada Aiden bahwa Liam akan menarik sahamnya jika Aiden tidak menceraikan Helene. Ia tidak pernah melihat Aiden semarah ini. Terlihat dingin dan murka. "Then you would lose everything, Sir." Mark bergidik ngeri ketika ia memberikan jawaban itu. Karena kini Aiden menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Elaborate more."

"He's going to win this agreement. You cannot have both of them in the same time."

"Dengan ditariknya saham Argent dari perusahaan itu akan membuat kerugian besar dan Bapak tidak bisa menikahi ibu Davinna karena Kinsey Corp. tidak akan menyetujuinya."

"..."

"Disatu sisi jika bapak tidak menceraikan ibu Helene, Bapak akan kehilangan semuanya. Saham, Rumah, semua aset yang diberikan keluarga Argent akan sepenuhnya ditarik dan yang terakhir adalah Davinna, you will lose her. You will get nothing if you choose your wife, Sir."

*

"Stop it Alex!" Davinna membentak Alex yang sedang tantrum. Alex terus melempar semua mainan ke arahnya dan menangis. "Mia! Bawa Alex keluar dari sini!" Ia sangat frustasi dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan ketika Alex sedang tantrum karena ini pertama kali Davinna mengalaminya. 

"Alex," panggil Mia yang mencoba mendekatinya namun ditepis oleh Alex yang memberontak. "No! No!" teriak Alex.

"Saya biasanya menunggu sampai ia selesai meluapkan emosinya, ibu Davinna." kata Mia pada Davinna. Wanita itu memutar bola matanya dan menutup telinganya. "Oh tuhan aku akan gila disini!" Ia berdiri untuk beranjak keluar dari kamar namun Alex berlari kepadanya dan memukulnya. "Aw! Alex!" Davinna mendorong Alex hingga Alex jatuh. "Apa-apaan ini, Mia? Kenapa Alex menyerangku? Fuck it. Berapa lama ia akan seperti ini?"

Mia merengkuh Alex yang terus menangis dan mengelus kepalanya. "It's ussualy take ten to fifteen minutes, ibu Davinna."

"Make it stop, Mia. Make it stop because it's making me crazy for Godsake! Make it stop or--"

"Or what, Davinna?"

suara itu membuat Davinna menghentikan kalimatnya. Ia tertegun dan berdehem untuk menormalkan emosinya, "Liam," ucapnya.

"Helene's gonna be Alex's tutor and you cannot complain." Liam memberi ultimatum yang mengundang protes dari Davinna.

"What?" Ia mendekati Liam dan melanjutkan, "No. Alex is my son, Liam! I know what's best for him. Aku tidak menyukai Helene  dan aku tidak akan pernah menyetujui hal ini." Davinna mencoba mengejar Liam yang tidak mendengarkan apapun yang ia katakan. "Liam!" ia berseru tapi Liam sama sekali tidak membalikkan tubuhnya atau bahkan menghentikan langkahnya. "Berhenti atau aku akan mengatakan semuanya kepada Helene bahwa selama ini kamu hanya berpura-pura dan Alex adalah anak kita!"

Liam Argent menghentikan langkahnya seketika. Punggung dan bahunya yang lebar membuatnya tampak terlihat besar dari belakang. Davinna tahu Liam akan menurutinya karena pria itu sangat takut jika Helene membencinya.

"You're gonna hurt her again and again. Don't you think? Are you so heartless to hurt her again because of me?" Davinna mengingatkan kembali bagaimana pria itu--Liam rela melakukan rencana ini demi dirinya dan misi pria itu sendiri untuk menendang keluar Fabient dan ibunya. "Do you forget how you sacrifice all of your future with her only to protect me from your step brother?"

Tidak. Itu bukan kenyataan yang sebenarnya. Liam mengepalkan tangannya. Ia tidak mengorbankan masa depannya dengan Helene untuk Davinna. Ia hanya... Liam Argent hanya berambisi untuk memasukkan Ibu tirinya dan Fabient ke penjara. "You know it is not the truth, Davinna."

"Oh?" Davinna mendekati Aiden sehingga jarak mereka hanya tinggal beberapa senti. "Did you forget when you touch me because you cannot stand of what Fabient did to me? Did you forget that Liam Argent?"

"Davinna Kinsey."

"Indeed, Liam. You called my name just like that in your bedroom. With the anger in your eyes and lust in your lips. Should i remind you again how you touch me with this hand?" Davinna Kinsey mengambil kepalan tangan Liam dan perlahan membukanya untuk menggenggam jemari pria itu. Ia mengelus lengan Liam ke atas hingga ke lehernya sebelum pria itu menghentikan tangannya.

"Tell her, Vin." Liam melepaskan tangan Davinna dari tubuhnya untuk menegaskan kembali kalimatnya, "Tell her everything. I already lose her years ago."

"Liam..."

"You know that is not what happened that night. I was drunk.. I was so mad.. and..." Liam tidak melanjutkan kalimatnya karena pikirannya yang berkecamuk membingungkan dirinya. Membuat Davinna melanjutkan kalimat Liam. "And you touch me that night, Liam Argent. Alex is your child."

Liam memalingkan wajahnya. Lalu Davinna kembali berkata, "So tell me, are you so heartless to hurt her again?"

"Yes. Setelah aku menyakitinya berkali-kali dengan kebohongan-kebohongan ini, i will let her know the truth."

"Are you losing you mind, Liam Argent?!" Davinna Kinsey mendekati Liam untuk memukul dada pria itu. "Is that mean i'm going to lose Aiden? No!" kali ini ia tidak dapat menahan dirinya.

"We both are so selfish Davinna. Can you see?" 

"No!" Davinna kembali memukul Liam. "No, no, no. Ini bukan rencana kita dari awal Liam. Kamu menikah dengan aku agar Fabient...agar Fabient tidak menyakiti aku dan kamu mendapatkan apa yang kamu mau! Remember that!" 

"..."

"Aiden is mine, Liam. He is mine."

TBC

CHOOSE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang