BAB 21

1.6K 107 21
                                    

Margaret, pembantu rumah tangga Aiden dan Helene membuka pintu ketika suara bel berbunyi kurang dari tiga kali. Ini pertama kalinya Helene dan Aiden pulang bersama pada jam sebelas malam. "Selamat datang tuan Aiden dan Nyonya Helene."

"Terimakasih, Margaret. Lain kali aku akan menyuruh Aiden untuk membiarkan kamu beristirahat jika kita pulang selarut ini," kata Helene kepada wanita paruh baya itu sambil tersenyum.

"Terimakasih, Marget. Aku dan Helene akan merayakan ulangtahun aku di dalam. Kurasa akan lebih menyenangkan jika kamu juga ikut."

Aiden memasuki rumahnya menyusul Helene yang sudah berjalan duluan meninggalkan dirinya dengan Margaret.

"Apa tuan dan nyonya akan makan malam jam begini? Saya akan membuatnya segera jika tuan dan nyonya ingin makan sekarang." Margaret mengikuti langkah Aiden sambil menunggu jawaban pria itu.

"Aku akan memasak sendiri untuk kali ini, Margaret. Kamu bisa beristirahat seperti kata istri saya tadi," jawab Aiden sembari tersenyum dan langsung dituruti Margaret.

Margaret sudah mulai bekerja enam bulan sebelum Aiden membawa Helene ke dalam rumah ini. Wanita berumur lima puluh empat tahun itu sangat suka tersenyum dan sangat bijaksana dalam memberi nasihat. Aiden meletakkan bungkusan yang diberikan Helene tadi di mobil dan bungkusan kue ulangtahun untuk dirinya sendiri di atas meja dapur.

Aiden mulai melepaskan jas kantornya dan membuka dua kancing teratas kamejanya serta memperbaiki letak kacamatnya yang agak miring. Mencuci kedua tangannya dan mulai memotong bawang. Dia akan membuat pasta agar tidak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya.

"Apa yang sedang kamu lakukan di dapur?" suara itu tiba-tiba saja terdengar dari balik punggungnya. Membuat Aiden menengadah untuk menatap Helene yang kini sudah mengenakan piyama berwarna putih yang memiliki lengan pendek.

"Memasak untuk makan malam."

"Pada pukul sebelas malam? Aiden, tidak ada makan malam jam begini."

"Ada, karena aku sedang membuatnya sekarang."

Helene mengabaikan Aiden dan mengambil gelas serta bubuk coklat untuk dituangkan ke dalam gelasnya, "Aku hanya akan meminum susu coklat dan pergi tidur."

Aiden yang tadinya sedang merebus pastanya berbalik untuk menatap Helene yang sedang memunggunginya. Terlihat sedang sibuk mengaduk susu coklatnya.
Aiden mendekati perempuan itu dan melupakan spageti yang sedang dia rebus.

"Please, Helene, untuk hari ini saja. Aku ingin kita makan bersama," ucap Aiden yang kini sudah berdiri di depan Helene.

Aiden Martin tanpa sengaja memegang tangan kamejanya untuk menggulungnya ke sikut. Tapi yang terjadi pada detik berikutnya Helene menahan tangannya dan menatapnya dengan wajah datar, "Kamu akan membuat kotor kameja kamu dengan noda saus tomat jika kamu tidak mencuci tangan kamu."

"Helene, please, makan malam untuk kali ini ya?"

Helene tidak menjawab dan hanya duduk di atas meja dapur untuk meminum susu coklatnya. Membiarkan Aiden yang kebingungan dengan sikap Helene. "Hanya karena ini belum besok, aku akan makan malam bersama kamu. Lebih baik kamu menyelesaikannya dengan cepat sebelum aku berubah pikiran," ucap Helene kepadanya dengan nada datar tanpa menatap pria itu sama sekali.

Tapi untuk Aiden sendiri, meskipun terkesan enggan, setidaknya jawaban dari Helene kali ini benar-benar membuatnya tersenyum dengan lebar. Ini mungkin kali pertama Helene akan makan malam bersamanya setelah lama menikah. Pikir Aiden.

"Kamu mungkin mau memeriksa spageti yang sedang kamu rebus sekarang, Aiden," kata Helene tiba-tiba membuat Aiden kembali teringat dengan spageti yang sedang direbusnya tadi. "Ah iya, shit--aku menaruh airnya terlalu banyak." Aiden bergerak secepatnya untuk mengecilkan api dan mengaduk pastanya sesekali sampai akhirnya berhenti tumpah.

CHOOSE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang