Gina Lyn sedang mengatur kembali jadwal Aiden Martin karena sempat tertunda selama satu minggu dan ia hanya memiliki sedikit waktu untuk menyusunnya kembali. Aiden Martin akan menjadi sangat sibuk untuk satu bulan ke depan karena beberapa pekerjaan yang sempat tertunda.
Gina Lyn berdiri dari duduknya. Ia harus mengingatkan Aiden Martin kalau Davinna Kinsey akan datang pada pukul sepuluh pagi untuk membahas proyek baru mereka. Ia mengetuk pintu Aiden Martin dan kemudian membukanya ketika Aiden menjawabnya. Gina Lyn membawa beberapa dokumen yang harus Aiden tandatangani secepatnya.
"Selamat pagi pak Aiden. Saya membawa berkas yang harus bapak tandatangani secepatnya dan bapak juga memiliki pertemuan penting
jam sepuluh dengan ibu Davinna Kinsey."Aiden mengangguk dan melanjutkan membaca berkas yang sedang ia baca sebelum sekretarisnya masuk. Ia tidak memperdulikan kehadiran Gina Lyn menjelaskan. Tetapi karena Aiden masih bisa merasakan kehadiran Gina Lyn di dalam ruangannya, ia harus mendongak untuk melihat sekretarisnya. "Apa masih ada lagi yang harus saya dengar dari kamu?"
"Eh, begini pak Aiden." Gina berhenti berbicara dan ia terlihat takut untuk melanjutkannya.
"Tolong jangan membuang waktu saya dengan hanya diam dan tidak mengatakan apapun, Gina Lyn. Saya tidak menyukainya."
Gina tergagap dan ia berdiri dengan tidak nyaman. "Ibu Davinna Kinsey--"
"Ada apa dengan Davinna Kinsey?"
Aiden menyipitkan matanya menunggu penjelasan dari Gina Lyn. "Sebagai sekretaris saya, seharusnya kamu paling tahu bahwa banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan. Jadi saya tidak akan mengulangi perkataan saya kembali."
Gina Lyn mengangguk mengerti dan berbicara kepada Aiden, "Ibu Davinna Kinsey meminta saya mengatakan kepada bapak untuk tidak memblokir nomornya atau tidak ia akan tetap memakai ponsel saya untuk menghubungi bapak." Gina Lyn menjelaskan dengan rasa gugup karena aura Aiden yang mengintimidasinya.
Aiden membuang napasnya dan berdecak, "Saya meminta maaf jika dia merepotkan kamu--"
"Tidak-tidak bukan seperti itu maksud saya."
"Gina Lyn. Jika Davinna Kinsey mengganggu kamu sekali lagi dan menggunakan ponsel kamu untuk mengganggu saya, sebaiknya kamu menghindar dan tidak menanggapinya. Mengerti?"
Gina mengangguk dan menjawab, "Baik, pak. Kalau begitu saya permisi."
Aiden memperbaiki kacamatanya dan ia teringat kejadian tiga hari yang lalu ketika Helene mengambil kacamatanya. Aiden Martin masih bisa melihat dengan jelas ketika ia menatap Helene Allard dengan jarak yang dekat tetapi ia memerlukan kacamatanya untuk melihat benda kecil atau objek yang jauh agar ia bisa melihatnya lebih jelas. Aiden yakin seratus persen kalau tiga hari yang lalu, Helene Allard hanya menggodanya saja.
Aiden tersenyum mengingatnya kemudian Gina kembali mengetuk pintunya untuk yang kedua kalinya. Ia menatap Gina Lyn yang tersenyum bersalah dan pria itu bertanya dengan suara yang tegas.
"Ada apa, Gina Lyn? Apa yang membuat kamu masuk keluar di ruangan saya?"
"Sekali lagi saya meminta maaf karena telah mengganggu bapak. Tetapi ibu Davinna Kinsey sedang menunggu diluar untuk bertemu dengan bapak. Saya mencoba menghindarinya tetapi ibu Davinna bersikeras untuk menemui bapak."
"Davinna ada diluar?" Aiden bertanya kemudian ia melihat arlojinya. Ini masih pukul sembilan pagi dan Davinna sudah datang satu jam lebih awal. Aiden menatap Gina Lyn lagi dan menyadari sesuatu yang berbeda kali ini. "Ada apa dengan rambut kamu, Gina?"
Gina Lyn gelapan dan berdehem untuk memperbaikinya rambutnya. "Ibu Davinna menarik rambut saya karena saya tidak mengizinkannya untuk masuk kesini sebelum saya memberi tahu bapak."
Aiden menghembuskan napas lelah dan ia menatap sekretarisnya. "Terimakasih, Gina Lyn. Tolong ingatkan saya untuk menambahkan upah kamu karena tidak membiarkannya masuk hari ini. Sekarang keluarlah dan katakan pada ibu Davinna Kinsey kalau ia bisa masuk sekarang."
Gina Lyn mengangguk dan tidak lama kemudian Davinna Kinsey masuk dengan wajahnya yang merah karena marah. "Aku mau kamu memecat sekretaris tidak tahu diri itu sekarang juga, Aiden Martin. Bagaimana bisa dia melarang aku masuk ke dalam ruangan kamu?!"
Aiden melepaskan kacamatanya dan ia berbicara kepada Davinna tanpa menggubris apapun yang dikatakan wanita itu. "Sekarang apa yang membuat kamu mengganggu aku hari ini, Davinna?"
"Aku mau sekretaris kamu tidak bekerja mulai hari ini!"
Aiden mengambaikannya lalu memakai kacamatanya dan membaca dokumennya lagi. "Pekerjaan aku sangat banyak karena kamu selalu mengganggu aku, Davinna. Berhentilah membicarakan sekretaris aku dan katakan apa yang kamu perlukan."
Davinna melipat tangannya ke dada dan berjalan untuk duduk di meja Aiden Martin. Ia menunduduki dokumen yang belum selesai Aiden baca membuat pria itu menatapnya dengan lelah. "Tolong jangan duduk di atas meja aku, Davinna."
Davinna tidak memedulikan perkataan Aiden karena ia begitu kesal dengan jawaban pria itu yang tidak mengiyakan permintaannya untuk memecat Gina Lyn. Ia menunduk dan menarik dasi Aiden agar kepala mereka hanya memiliki sedikit jarak.
"Jangan memerintah aku, Aiden Martin." Ia hampir mencium bibir Aiden jika Aiden tidak memalingkan wajahnya lebih awal. Pria itu berdehem dan menjauhkan tubuhnya dari Davinna.
"Kita sedang berada di kantor, Davinna. Jangan melakukan itu lagi."
"Kita sedang berada di kantor pemilik perusahaan ini, Aiden Martin. Apa yang membuat kamu tidak ingin mencium aku?"
"Vin, tolong jangan mengganggu pekerjaan aku."
Davinna melipat bibirnya ke dalam dan berdiri dari meja Aiden. Ia melempar semua berkas yang ada di atas meja pria itu hingga berhamburan ke lantai. "Kamu tidak pernah menolak ketika aku mencium kamu. Jangan menguji kesabaran aku, Aiden. Aku tidak menyentuhkan tangan aku kepada Helene Allard karena Liam Argent membuat aku menahan diri aku. Tapi jika itu yang harus aku lakukan untuk membuat kamu mencium aku, aku akan membuatnya tahu siapa aku dalam hidup kamu."
"Vin, aku hanya memiliki banyak pekerjaan dan hal itu membuatku banyak pikiran. Jangan mengacaukan ini, Vin. Aku tidak ingin menyakitinya dan aku tidak ingin menyakiti kamu. Jika kamu ingin aku menceraikannya sekarang dan kembali kepadamu kemudian melupakan rencana konyol ini, aku akan melakukannya. Satu-satunya alasan kenapa aku menikahinya dua tahun yang lalu karena kamu meminta aku untuk melakukannya."
"..."
"Kita akan tetap melanjutkannya sampai Liam mengatakan jika ini sudah selesai, Aiden. Bersabarlah sedikit lagi," ucap Davinna kepadanya. Ia mendekat dan memegang pipi Aiden kemudian mengecupnya. "Aku merindukan kamu, Aiden Martin."
"..."
Davinna Kinsey menatapnya dengan dalam dan ia berbicara kepada Aiden yang menatapnya dengan tatapan yang sama, "Don't kiss her, Aiden. Don't touch her."
"Helene Allard adalah istri aku."
"Aku tahu dan kamu mempunyai hak untuk itu. Just remember, aku adalah alasan kamu melakukan ini. Kamu tidak akan menyakitinya dan kamu tidak akan menyakiti aku jika kamu melakukan apa yang aku katakan."
Aiden menatapnya dan pikiran pria itu tertuju kepada Helene Allard. Ia merasa sangat bersalah karena telah membuat Helene terbuka kepadanya sementara ia akan menutup dirinya mulai saat ini.
"She had enough, Aiden. Aku menyayangi Helene karena Liam Argent mencintainya. Sebaiknya kita tidak mempermainkan perasaan Helene lebih jauh, Aiden."
TBC
***
Note : Hmm, ada apa nih dengan Aiden? Uda bisa nebak apa yang akan terjadi selanjutnya? Stay tuned dan terus dukung cerita saya agar lebih cepat update bab baru lagi ya!
Love by, Ann
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOOSE YOU
RomanceKetika suatu alasan terungkap, Helene Allard harus memilih antara suaminya atau kekasihnya yang telah menghilang selama dua tahun.